Monday 30 April 2012

Ikhlas…Ikhlas…dan Ikhlas…

0 comments

Pagi ini ketika sedang mencuci piring, seorang teman bercerita kepada saya tentang kegalauan dan kebimbangannya meneruskan studi di jurusan tafsir. Kebetulan minat beliau adalah syariah bukan tafsir. Dan awalnya college saya memilih jurusan syariah. College saya termasuk college baru, dan ketika mengurus perizinan ternyata yang disahkan adalah jurusan tafsir Al-Qur’an. Jadilah temanku merasa bimbang.

Sebenarnya hal itu sering saya alami, terlebih saya kuliah di jurusan yang menurut saya bukan fak saya alias nggak saya banget. (hahaha….curcol…:P) Gimana nggak, saya wira-wiri ikut tes sana-sini supaya bisa kuliah di fakultas bioteknologi, eh giliran udah dapet beasiswa, Ayah saya menolak dan tau-tau mendaftarkan saya di tempat saya kuliah saat ini. Hati saya remuk redam ketika itu. Secaraaa…Ayah saya selalu mensupport saya mengikuti berbagai macam tes, tetapi ketika saya sudah diterima, semua itu menjadi tidak bermakna dan tiba-tiba tidak mengizinkan saya untuk mengambilnya.

Namun, saya mencoba untuk tetap mengikuti keinginan beliau dan tidak menjadi pemberontak. Pikir saya waktu itu, kapan lagi saya bisa berbakti dan membanggakan orang tua saya. Orang tua saya menginginkan saya untuk menghapal Al-Qur’an dan mempelajarinya. Jikalau ini bisa membuat kedua orang tua saya bangga dan bahagia…kenapa nggak saya jalani? Toh…saya ingin berbakti kepada orang tua dan membuat mereka bangga.

Kehidupan di awal perkuliahan bagaikan neraka…(lebay). Saya harus beradaptasi dengan berbagai hal baru dari lingkungan, hingga mata kuliah. Saya harus merangkak dari nol sementara teman-teman saya berlari. I felt that I’m incapable study in this major. Setiap orang tua saya menelepon, saya selalu mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Tapi orang tua saya hanya berpesan satu kalimat ‘ikhlas’. Dari awal kuliah hingga saat ini tahun ketiga, kata sakti itu selalu diucapkan oleh kedua orang tua saya setiap telpon, atau pun ketika orang tua saya datang menjenguk. Begitu juga ketika saya hendak kembali ke rantauan setelah liburan, selalu saja orang tua saya berpesan dengan satu kata, ‘ikhlas’.

Agaknya tiga tahun saya dicekoki kata ‘ikhlas’ hati saya jadi menerima. Saya bisa lebih menerima keadaan dan terus mencoba berlari mengejar teman-teman saya. Dan hanya dengan keikhlasan-lah saya bisa tetap survive hingga tahun ketiga ini, tentunya itu semua atas kehendak dan izin Allah. Ketika hati kita ikhlas, semua masalah akan menjadi lebih mudah, segala beban akan menjadi ringan, hati menjadi tentram, dan nggak bikin stress. Ikhlas membuat saya lebih bersemangat dalam menuntut ilmu. Dengan ikhlas saya jadi lebih nrimo segala sesuatu dan akhirnya menjadi lebih bersyukur. Ya…saya bersyukur tidak jadi mengambil beasiswa yang dulu saya usahakan dengan susah payah. Karena saya tidak yakin, mungkinkah saya bisa lebih menyadari jati diri saya sebagai seorang hamba? Saya juga tidak yakin apakah saya bisa menutup aurat saya dan tidak terperosok dalam pergaulan bebas yang serba hedonis? Alhamdulillah ‘alaa kulli haal.

Setelah saya renungi, agaknya ikhlas adalah kunci utama dalam menuntut ilmu. Tanpa keikhlasan ilmu yang dipelajari hanya akan menjadi angin lalu, masuk telinga kanan keluar lagi dari telinga kiri. Tanpa keikhlasan segala sesuatu akan menjadi sulit. Ketika dapet nilai sisir (baca E) dari dosen, kalau hati nggak ikhlas, pasti ujung-ujungnya frustasi. Nah…kalau hati ikhlas nerima nilai sisir menghiasi kertas ujian, Insya Allah hati jadi tentram dan besoknya mencoba memperbaiki kesalahan dengan belajar lebih giat lagi supaya nggak dapet nilai sisir. Begitu juga ketika tugas numpuk, kalau dijalani dengan ikhlas, semua tugas akan terasa ringan dan nggak jadi pikiran kalau dikerjakan. Jadi…..yuuk kita biarkan si ‘ikhlas’ menemani kita dalam hidup ini, supaya beban menjadi lebih ringan, dan segala masalah jadi lebih mudah….:DD

Look Around and Be Happy..:D

0 comments

Berada di sekitar orang-orang yang kurang berkecukupan ternyata menyenangkan. Yang pertama kita bisa menjadi orang yang lebih bersyukur apabila melihat keadaan mereka yang sebar pas-pasan. Makan sehari belum tentu tiga kali, bahkan terkadang harus berpuasa daud, alias sehari sahur, sehari buka. Dan kita seharusnya bersyukur, ketika ingin makan sudah tersedia di atas meja makan, nggak perlu masak dulu, atau nggak perlu repot-repot mencari makanan yang bisa dimakan. Tapi kadang kita masih kurang mensyukuri semua makanan yang dengan mudah kita dapatkan tanpa harus bersusah payah.

Sebenarnya tulisan ini sebagai bahan muhasabah bagi saya. Karena saya juga masih sering kurang mensyukuri makanan yang ada. Terlebih lagi ketika berada di asrama. Saya sering nggak makan ketika melihat lauknya kurang menggugah selera. Di rumah juga saya jarang makan, padahal ibu sudah susah-susah masak ini itu biar anaknya mau makan. Tapi emang sayanya ajah yang males makan. (jjjiiiiiiaaaaaaaah jadi curcol…:P)

Selain bisa lebih bersyukur  dengan apa yang Allah berikan, berada di sekitar orang-orang yang kurang berkecukupan bisa menumbuhkan rasa penyayang dalam diri kita. Dengan berada di sekitar mereka kita bisa lebih memperhatikan keadaan mereka. Jiwa penyayang akan tumbuh biidznillah. Ya….saya katakan biidznillah karena hanya orang-orang yang Allah kehendaki lah yang akan terbuka hatinya ketika berada di antara fuqara’ dan masakiin. Dan beruntunglah orang-orang yang Allah berikan jiwa penyayang itu, karena itu berarti Allah tidak menutup pintu hati mereka dari hidayah Allah, dan hatinya tidak mati.

Berada di sekitar orang-orang yang kurang berkecukupan juga bisa membuat kita lebih tawadhu’ dan qonaah. Maksudanya adalah kita bisa merasa lebih berkecukupan dengan apa-apa yang kita miliki dan Allah berikan kepada kita. Tamak dan serakah akan tergantikan dengan tawadhu’ dan qonaah. Dan akhirnya kita bisa jadi lebih bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan.

Berada di sekitar mereka juga bisa menambah amalan pahala kita, yaitu dengan bersedekah dan berinfaq. Ingat dalam harta kita ada hak mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Adz-Dzaariyat ayat 19 :

وَفِي أَمْوالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”

Bagi saya pribadi, berada di sekitar orang-orang yang kurang berkecukupan, hati saya lebih tentram dan nyaman. Saya juga bisa terhindar dari hedonismenya orang-orang kota. Dan saya jadi lebih menyadari bahwa materi itu bukan segalanya dan itu cuma semata-mata untuk mengejar dunia. Saya kagum dengan orang-orang yang kurang berkecukupan tapi mampu untuk bersabar dan ikhlas dengan takdir mereka. Mereka tidak pernah mengeluh, dan selalu bersyukur walaupun untuk membuat dapur mengepul saja sulit. Mereka tangguh dan kuat melakukan apapun demi menyambung hidup. Mereka lebih mandiri dan terampil, mau makan harus masak sendiri, atau bahkan harus memetik sayuran sendiri yang ingin dimasak. Segala sesuatunya mereka lakukan sendiri. Mereka merasa tetap sabar dan bahagia walaupun kehidupannya serba pas-pasan. Menurut saya mereka adalah orang-orang yang sangat berkecukupan, karena hati mereka tidak miskin dari mengingat Allah dan nrimo takdir gusti Allah.

Berbeda dengan orang-orang yang Allah berikan kelebihan materi. Karena materi mereka yang berlebih, mereka merasa menjadi raja. Mereka bebas menyuruh-nyuruh orang di sekitarnya karena mereka punya uang dan merasa bisa membayar orang-orang di sekitarnya dengan uang yang mereka miliki (nggak semuanya sih). Apa-apa minta dilayani, makan diambilin, baju dicuciin, bahkan sepatu pun harus dipakaikan. Nggak heran kalau banyak mental mereka adalah mental-mental anak mamih dan manja, dan kurang memiliki sikap pekerja keras. Maklum, segala sesuatu yang mereka butuhkan serba dilayani. Makan tinggal makan, nggak perlu masak. Mau beli apapun tinggal minta sama orang tua. Segalanya serba berkecukupan jadi nggak perlu kerja keras.

Tapi itu nggak semuanya lho! Ada juga koq orang kaya yang tawadhu’, qonaah, selalu bersyukur, dan pekerja keras, juga mandiri. Dan ada juga orang yang kurang mampu tapi nggak pernah bersyukur dan selalu menyalahkan takdir kenapa dia dilahirkan dalam keadaan seperti itu. Kalau kakak saya bilang, udah miskin blagu pula.

Yang lebih baik adalah jadi orang yang kaya harta juga jaya kaya hati. Kaya harta supaya bisa terus bershodaqoh dan berinfaq di jalan Allah. Kaya hati supaya tidak jadi orang yang tamak dan serakah. And I wanna be this type…:DD

Saturday 28 April 2012

MAKNA DI BALIK SEPERANGKAT ALAT SHOLAT

0 comments

14098_124194944263658_100000194586075_297090_6901582_n “Saya terima nikah dan kawinnya Nabila binti Ahmad dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an dibayar tunai!”

Sering kita dengar kata-kata ini ketika menghadiri akad nikah sesorang. Bagi yang beragama Islam, pasti mas kawin berupa peralatan sholat dan mushaf Al-Qur’an sudah menjadi sebuah keniscayaan. Apalagi di negara yang katanya mayoritas Islam ini, aneh rasanya apabila ada seorang Muslim yang tidak menyertakan 2 mas kawin wajib itu dalam akad nikahnya. Bahkan ketika proses ta’aruf atau ketika sedang memperbincangkan masalah mas kawin yang akan diberikan mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan pasti yang pertama kali disanggupi adalah seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an. Mengapa demikian? Adakah makna khusus dibalik pemberian dua mas kawin wajib tersebut?

Sangat disayangkan, setelah akad nikah selesai, perlengkapan sholat yang dijadikan sebagai mahar terbungkus rapi di dalam lemari tak pernah tersentuh. Tak jauh beda dengan mushaf Al-Qur’an yang dijadikan mas kawin tersimpan rapi di rak buku dan hampir berdebu. Dua barang yang dijadikan sebuah keniscayaan dalam mas kawin itu hanya menjadi pajangan usai ijab kabul. Padahal ada makna spesial di balik pemberian perlengkapan sholat dan mushaf Al-Qur’an sebagai mahar.

Ketika seorang mempelai pria mengucapkan ”Saya terima nikah dan kawinnya fulanah binti fulan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an“, ada ’beban‘ baru yang dipikulnya. Beban itu adalah sang suami berkewajiban untuk mengajarkan sholat kepada sang istri yang disimboli dengan pemberian seperangkat alat sholat. Suami juga berkewajiban untuk menjaga sholat istrinya dengan terus mengingatkannya dan membimbingnya supaya tidak melewatkan kewajiban yang satu ini. Karena sholat adalah amalan pertama kali yang akan dihisab pada yaumul hisab kelak.

Begitu pula dengan mas kawin berupa mushaf Al-Qur’an. Mungkin bagi sebagian orang dua mahar ini dianggap sebagai mahar yang murah meriah dan mudah didapatkan di negara yang mayoritasnya Muslim ini. Tapi sebenarnya mahar mushaf Al-Qur’an adalah mahar termahal yang diberikan seorang suami kepada istrinya. Mengapa? Karena dengan memberikan mushaf Al-Qur’an, berarti suami wajib untuk mengajarkan istrinya semua isi dari Al-Qur’an yang diberikannya kepada istri dari surat Al-Fatihah hingga surat An-Naas. Suami berkewajiban untuk mengantarkan istrinya kepada akhlaqul qur’an. Suami juga berkewajiban untuk membawa keluarganya kepada kehidupan rumah tangga berdasarkan Al-Qur’an dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan rumah tangganya. Bagaimana mahal banget kan mahar yang satu ini?!?

Sangat disayangkan ternyata realitas yang ada tidak demikian. Mushaf yang dulunya dibungkus rapi sebagai mahar itu tetap terbungkus rapi dalam plastik bening bergambar hati yang kini tergeletak di dalam buffet. Tak jauh berbeda dengan seperangkat alat sholat yang dulunya dibungkus rapi di dalam keranjang yang dihiasi kertas berwarna-warni kemudian di bungkus dengan plastik bening yang juga bergambar hati itu tersimpan rapi di sebelah mushaf Al-Qur’an. Dan dengan bangganya si empunya barang tersebut memamerkan kepada tamu yang hadir, “Ini lho mahar yang dulu diberikan suami saya!”

Tak jadi masalah apabila mahar yang diberikan itu sengaja disimpan, karena memiliki mushaf dan peralatan sholat lain. Yang jadi masalah adalah ketika, seusai ijab kabul suami masa bodoh dengan janji yang dulu diucapkannya dan tidak mengindahkan ‘beban’ baru yang harus dipikulnya. Seorang suami memiliki kewajiban untuk menjaga istri dan anak-anaknya dari api neraka, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat At-Tahrim ayat 6 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...“

Adh-Dhahak berkata adalah kewajiban bagi seorang Muslim untuk mengajarkan keluarganya, kerabatnya, serta hamba sahaya yang dimilikinya apa-apa yang diwajibkan Allah dan apa-apa yang dilarang Allah. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim, Ibnu Katsir)

Dalam kehidupan rumah tangga tanggung jawab ini diamanahkan kepada suami sebagai imam dalam keluarga. So...buat para istri yang mendapatkan mahar seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an tapi belum diajarkan isi dari Al-Qur’an, jangan ragu untuk menagihnya kepada suami. Sekalian mengingatkan suaminya, amanat yang mungkin terlupakan oleh suami. Dan untuk para suami yang ketika akad nikah memberikan mahar seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an, dan belum memiliki andil dalam menjaga sholat istrinya dan mengajarkan isi Al-Qur’an yang diberikan, hayuu atuh diajarkan istrinya. Biar istrinya makin sholehah, dan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, yang diimpikan bisa tercapai. Lalu buat para calon istri dan suami, mulailah mempersiapkan bekal untuk berlayar dalam bahtera rumah tangga kehidupan. Hehehehe….gayanya udah kaya expert dalam masalah rumah tangga. Padahal mah saya belum nikah…:DD

Yah…itung-itung bagi ilmu apa yang disampaikan sama Dr. Mu’inudinillah Basri, pada mata kuliah Fiqh Siyasah. Mata kuliah Fiqh Siyasah koq bisa ngebahas masalah nikah ya?….

Wallahu a’lam bishowab

Wednesday 25 April 2012

Muslim Atau Bukan?

0 comments
Kemarin sore saya dan seorang teman saya dimintai tolong untuk menemani orang Aljazair ke dokter kandungan. Dan saya pun menerimanya dengan senang hati, coz I can practice my language skill. Mrs. Hajoubah namanya. Beliau ditemani oleh sang suami yang kebetulan mengajar di kampus saya pada unit su’bah lughoh atau i’dad al-lughoh, Syeikh Abdul Qodir. Mrs. Hajoubah hanya bisa berbicara menggunakan bahasa Arab dan bahasa ‘ammiyah, juga sedikit bahasa Prancis. Karena Aljazair bahasa resminya adalah bahasa Prancis.
Mrs. Hajoubah dan suaminya sudah tinggal di Indonesia kurang lebih empat bulan. Mereka berdua adalah pasangan pengantin baru. Dan Mrs.Hajoubah mengandung anak pertamanya di Indonesia. Suami beliau tipe orang yang senang sekali travelling. Beliau tipe orang yang PD tingkat dewa pergi ke mana-mana hanya dengan bekal bahasa Arab tanpa membawa penerjemah. Sambil menunggu panggilan masuk ke ruang pemeriksaan, Mrs. Hajoubah bercerita banyak kepada kita.

Friday 20 April 2012

My Super Chum…^^

0 comments
Banyak orang bilang, tanggung jawab terbesar dalam keluarga (eks orang tua) adalah anak pertama. Dan realita yang ada di sekitar saya begitu adanya. Teman-teman saya yang notabenenya adalah anak pertama, lebih mandiri dan lebih bertanggung jawab. Tak jarang anak pertama juga lebih dewasa, yah walaupun ada juga sih anak pertama yang manja. Tapi saya yakin, ketika berada dalam keluarga, anak pertama akan menampakkan sosok kakak bagi adik-adiknya.
Saya memiliki seorang kawan sangat super, bernama Sari Fitriani. Dia adalah teman SMA saya, dan kebetulan dia salah satu sahabat terdekat saya. Kebetulan waktu SMA saya punya banyak sahabat, sepertinya hampir semua teman SMA saya adalah sahabat-sahabat saya...:D

PERCANTIK DIRI DENGAN BAHAN ALAMI

0 comments
Setiap wanita pasti ingin terlihat cantik, apalagi di hadapan suami. Dan sudah menjadi fitrah seorang wanita untuk selalu mempercantik diri hari demi hari, wa bil khusus bagi yang sudah menikah. Seorang istri wajib memperhatikan penampilannya supaya tetap terlihat cantik dan enak dipandang oleh suami. Suami pasti senang sekali apabila ketika datang ke rumah, istrinya berwajah segar dan sudah berdandan, menyambut kedatangan suami. Bukan malah ketika suami datang, penampilan berantakan, boro-boro dandan, muka item-item kena areng dari wajan.
Eits….buat muslimah yang belum menikah juga harus tetap memperhatikan penampilan diri lho, buat aset sebelum menikah….hehehehe:DD Tapi awas jangan berlebihan ya, karena bisa membuat fitnah. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membuat penampilan tetap cantik. Ada cara yang mahal, ada juga cara yang murah meriah. Cara yang mahal adalah dengan pergi ke klinik kecantikan secara rutin atau ke salon. Sedangkan cara yang murah adalah cukup berdiam diri di rumah dan memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada untuk perawatan. Daripada bayar mahal-mahal ke salon atau klinik kecantikan, lebih baik kita memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita. Selain lebih murah, bahan-bahan yang digunakan juga alami dan Insya Allah tidak berbahaya. Lumayan kan uang untuk ke salonnya bisa digunakan untuk belanja kebutuhan.
Banyak bahan-bahan alami yang bisa kita manfaatkan untuk maskeran atau luluran. Ada apel yang bisa bikin muka fresh, pepaya yang bisa meminimalisir kerut di wajah, madu yang bisa menghilangkan bekas jerawat, alpukat yang bisa melembabkan kulit, mentimun yang bisa menyegarkan mata dan masih banyak lagi lainnya. Nah berikut ini ada tips-tips yang bisa ukhti praktekkan di rumah.

Belum Siap, Tapi Jangan Cela Syariat

0 comments
Saat sedang iseng mencari artikel tentang cadar di Mbah Google, muncul sebuah artikel dengan judul menarik “Jika Cadar Dianggap Setan“. Penasaran dengan isi artikel yang memiliki judul unik itu, penulis pun akhirnya membuka salah satu webblog dengan alamat http://gizanherbal.wordpress.com. Dalam artikel yang di posting tanggal 7 Februari 2012 itu diceritakan sebuah kisah seorang akhwat bercadar, kira-kira seperti ini ceritanya :
Pernah suatu hari ada seorang akhwat bercadar berbelanja ke pasar. Ketika melewati seorang ibu penjual sayur, tiba-tiba si ibu penjual sayur itu nyeplos :“Awas ada setan lewat!“
Merasa tidak enak dengan perkataan ibu tersebut, sang akhwat bercadar itu kemudian mendekatinya, lalu bertanya : “Apa yang ibu katakan barusan...setan itu adalah saya?“
Dengan tergagap si penjual sayur tersebut terpaksa menjawab, “Ya.“
Akhwat bercadar tadi berkata, “Benar Bu, saya adalah setan sehingga saya menutup wajah saya. Jika saya menampakkan wajah saya maka suami ibu akan takluk di hadapan saya.“
Kemudian akhwat bercadar itu membuka penutup wajahnya di hadapan wanita penjual sayur, dan ternyata wajahnya cantik jelita hingga membuat ibu penjual sayur itu tercengang.
(Kisah ini diceritakan oleh seorang ikhwan dari penuturan salah seorang dosen di Universitas Negeri Makasar)

Tuesday 17 April 2012

Jadilah Mawar Berduri…

0 comments
1600flowers_2001 Kawan…seorang perempuan itu mahal harganya! Saya katakan mahal harganya bukan karena seorang wanita bisa dibayar dengan uang, emas, ataupun berlian! Tapi perempuan mahal harganya karena, sejatinya seorang perempuan tidak bisa dibayar dengan apapun! Apalagi kasih sayang seorang perempuan kepada anaknya, tidak ada materi apapun yang bisa menggantinya. Bener kan? Apa coba yang bisa mengganti kasih sayang seorang ibu yang telah mempertaruhkan nyawanya hanya untuk melahirkan kita, bersusah payah membesarkan kita dengan limpahan kasih sayang?
Perempuan sangatlah berharga. Dalam Islam perempuan sangatlah dihargai dan dihormati. Seorang Muslimah layaknya sebuah mawar berduri yang indah bermekaran di taman. Ya…seorang Muslimah adalah sebuah mawar berduri, karena mawar yang sempurna adalah mawar berduri. Banyak yang bilang kalau keindahan mawar itu tercoreng karena durinya. Padahal duri itulah yang membuat mawar jadi tampak indah. Kenapa? Karena duri itu, tidak sembarang orang dapat seenaknya menyentuh atau memetik sang mawar. Duri itu adalah fitrah kita sebagai seorang wanita Muslimah yang tidak boleh disentuh oleh sembarang orang, kecuali muhrim kita. Karena orang yang sembarangan menyentuhnya akan terkena duri-duri mawar.

Tuesday 10 April 2012

Balada si Zaid

1 comments

Akhir-akhir ini si Zaid naik daun. Di inna wa akhwatiha muncul. Terus di lam Al-Muzahlaqoh juga menampakkan batang hidung. Di lam nafiyah li Al-jinsi juga nongol. Dan hari ini, si Zaid muncul lagi di masalah zhonna wa akhwatiha. Hebat sekali si Zaid pamornya naik. Tapi terkadang dia nggak sendirian, tapi ditemani sama Muhammad.

Tapi kasihannya, di setiap kemunculannya dia tidak pernah duduk (jaalisun) tapi selalu berdiri (qooimun). Dan dia selalu berganti kedudukan di setiap sesi kemunculannya. Pada inna wa akhwatiha dia muncul sebagai ismu inna mansubun, dalam inna zaydan qooimuun. Begitu juga di sesi lam Al-Muzahlaqoh, si Zaid masih menempati posisi ismu inna mansubun, soalnya lam Al-Muzahlaqoh-nya muncul di belakang si Zaid, jadi nggak terlalu ngaruh. Inna zaydan lathoaamaka aakilaan.

CIMG1204

Di lam nafiyah li Al-jinsi, kebetulansi Zaid jadi nakiroh perannya, laa zayda fii ad-dari wa laa umar. Nah kalau di zhonna wa akhwatiha dia berubah jadi maf’ul (hebat ya si Zaid, banyak banget perannya), yaitu zhonna zaydan qooiman. Di sini dia jadi maf’ul pertama. Tapi dia bisa jadi mubtada’ juga ternyata ketika bertemu dengan zhonna, yaitu zaydun qooimun zhonantu,

Nah di zhonna wa akhwatiha ini dia ditemenin sama Muhammad. Tapi kasian banget deh, Zaid kebagian peran berdiri dan Muhammad dapet peran duduk. Soalnya yang selalu disebutin zaydun qooimun, tapi waktu Muhammad malah muhammadun yajlisun. Sepertinya sudah  takdirnya si Zaid.

CIMG1200-tile Pasti pada bingung kan sama apa yang saya tulis. Sama saya juga bingung. Tulisan ini adalah efek dari kebingungan yang melanda di kala daurah al-mukasafah al-lughowiyah, kuliah umum bareng sama Syeikh Hisyam Hasan Al-Bahriyah. Hehehehheehehehe.  Baru dauroh 4 hari aja nafsu makan udah bertambah. Gimana nggak, dauroh benar-benar menguras otak. Waktu dauroh aja mukanya udah pada aneh-aneh, yang pake songkok, bentuknya pada nggak beraturan. Ketika awal pelajaran jam 8 pagi, penampilannya masih pada necis dan rapi-rapi. Tapi ntar jam 9-an bentuknya udah pada nggak karuan. Ada yang songkoknya miring lah, ada dimundurin ke belakang kaya si Unyil lah, ada juga yang sampe di lepas. Udah gitu, biasanya mendekati jam 9 udah mulai pada garuk-garuk kepala yang kayaknya nggak gatel. Lebih lucu lagi kalau udah di suruh i’rab sama Syeikh Hisyam, mukanya makin kusut dah kaya benang kusut. Hhohohohohoho….

Ternyata begini ini kah rasanya dauroh yang khusus bahasa. Mana yang dibahas masalah nahwu lagi. Subhanallah, gimana ntar pas waktu shorof ya….-.-“

Baru empat hari berkutik kembali dengan kitab qothrunnada, yang muncul dalam benak itu majrur, mansub, fii mahali nasbi, fa’il marfu’, ismu majrur, mudhof ilayhi, na’tu, sadda maa sadda maf’ulay, ma’mul, dan para sahabatnya. Di asrama juga obrolannya nggak jauh-jauh dari i’rab dan rekan-rekannya. Malahan waktu lagi makan yang kebayang di pikiran itu jumlah i’tiirodhiyah, laa mahala lahaa minal i’rab, fi’il, fa’il, ma’mul, harfu tawkiid, dan berbagai macam i’rab lainnya. Terkadang saya mikir, jangan-jangan saya sudah dirasuki hantu i’rab. Atau jangan-jangan otak saya agak nggak beres gara-gara mikirin i’rab. Saya pun sering bertanya kepada teman-teman saya, apakah saya masih normal?

Dan ternyata jawabannya adalah : Alhamdulillah saya masih normal. Soalnya saya masih bisa bedain mana cabe dan mana permen. Lega rasanya i’rab nggak bikin  otak dan jiwa saya terganggu.  Heheheheehe…mana sempet digantung sama zhanna lagi gara si Zaid.

Monday 9 April 2012

Antara Baarakallah dan Jazaakallah

0 comments
Bahagianya sebagai seorang Muslim adalah selalu bertaburan dengan do’a. Bagaimana tidak? Dalam Islam ada anjuran untuk saling mendo’akan sesama, karena do’a adalah senjata ummat Islam. Adalagi, apabila seorang Muslim mendo’akan saudaranya dari jauh, maka malaikat akan berkata: ”Dan bagimu seperti itu juga.” Salah satu kalimat do’a singkat yang sering kita dengar (apalagi dari Syeikh Hisyam..:D) adalah baarakallah.
Ketika disuruh meng-irab biasanya setelah selesai Syeikh Hisyam akan berucap baarakallahu laku atau baarakallahu laki atau baarakallahu lakum atau baarakallahu lakunna (biasanya ditambah pujian lainnya seperti zaadakallah dan lainnya yang bikin orang melambung..:D). Baarakallahu laka artinya adalah semoga Allah memberkahimu. Kebiasaan mengucap baarakallah ini juga sering kita lakukan untuk mendo’akan orang-orang di sekeliling kita. Ketika ada keluarga atau teman yang sedang berbahagia kita bilang baarakallah. Ketika menghadiri walimahan juga mengucapkan baarakallah. Begitu juga ketika ada sanak keluarga yang baru memiliki seorang bayi juga mengucapkan baarakallah. Seneng banget kan jadi ummat Islam banyak dapet do’a karena sering mendo’akan!
Tren mendo’akan orang dengan berbahasa Arab ini dapat menjadi habit (kebiasaan) dan memotivasi untuk bisa berbicara bahasa Arab. Yah..walaupun hanya sekedar baarakallah saja. Atau ketika ada orang yang menolong kita, kita ucapkan jazaakallah atau jazaakumullah. Setidaknya kita bisa membuat lingkungan kita lebih Islami, dengan menggunakan bahasa yang digunakan dalam Al-Qur’an. Biasanya habit berbahasa Arab ini banyak dilakukan oleh para aktivis dakwah maupun kalangan santri dan ustadz.

Friday 6 April 2012

The April’s Fool Day

0 comments

Maret telah berlalu, dan April pun telah menjelang. Awal April atau tanggal 1 April, biasa diperingati sebagai hari April Mop, hari di mana diperbolehkan berbohong ataupun menipu. Memang perayaan April Mop belum terlalu menggurita seperti perayaan tahun baru ataupun valentine day, namun beberapa dekade belakangan ini perayaan ini semakin populer.

Apabila ada orang yang dikerjai atau dibohongi pada tanggal 1 April, dan orang tersebut sadar bahwa dirinya sedang menjadi korban The April’s Fool Day (April Mop) maka orang tersebut tidak boleh marah. Biasanya kebanyakan orang yang menjadi korban April Mop mereka tidak akan marah dan hanya menggerutu saja dan senang-senang saja walaupun dia telah dikerjai habis-habisan. Parahnya lagi media massa ikut turun tangan merayakan hari yang oleh beberapa kalangan diwajibkan berbohong ini. Di Kanada, sebuah radio sukses membohongi publiknya (yang dianggap sebagai lelucon atau kelakar belaka). Radio di Kanada tersebut menyiarkan bahwa The Royal Canadian Mint, mencetak koin dua dolaran yang terbuat dari emas murni. Para pendengar dibuat heboh dan sibuk mencarinya dalam kumpulan receh mereka, padahal walaupun sampai tangan mereka bengkak pun, mereka tetap tidak akan menemukannya.

Salah satu ‘kelakar’ yang paling sukses dibuat oleh media massa adalah kebohongan yang pernah dilansir Panorama, sebuah acara TV BBC di Inggris pada tahun 1957-an. Penyiarnya mengatakan bahwa musim semi datang lebih awal di tahun 1957, dengan demikian panen mie Itali atau spaghetti bisa lebih awal. Hebatnya laporan ini disertai video yang menggambarkan petani wanita sedang memanen spaghetti dari pohon. Setelah tayangan tersebut, BBC dibanjiri banyak telepon. Para penelepon menanyakan lokasi persisnya tempat panen spaghetti tersebut dan di mana mereka bisa membeli pohon mie Itali tersebut. (Dalam realitas, mana ada pohon spaghetti. Kalau ada pohon spaghetti berarti pohon tiwul juga ada dong?!?)

Sejarah April Mop

Beberapa negara memiliki sejarah dan sebutan sendiri untuk hari boleh bohong ini. Di Prancis, April Mop disebut sebagai Poisson d’avril atau ikan April, sedangkan di Skotlandia di sebut sebagai April Gowk maksudnya burung tekukur yang melambangkan kepolosan, di Inggris korban April Mop dijuluki April Noddie, sedangkan di Indonesia populer dengan istilah April Mop, Mop sendiri adalah bahasa Belanda yang artinya kelakar. Banyak catatan mengenai sejarah dan asal-usul April Mop ini.Namun, banyak ditemukan kesimpang siuran mengenai asal muasal tradisi dilegalkannya kebohongan dan penipuan ini, karena tidak jelas siapa pionir perayaan ini.

Menurut website USIS seperti yang dikutip oleh VOA news, The April’s Fool Day mulai diperingati sejak abad 16 di Perancis. Awalnya tahun baru diperingati setiap tanggal 1 April. Mereka merayakan tahun baru dengan berdansa-dansi hingga pagi. Kemudian pada tahun 1562, Paus Gregory memperkenalkan kalenkalender baru yang tahunnya diawali dengan bulan Januari. Namun, ada beberapa kalangan yang belum mengetahui maklumat Paus Gregory ini bahwa tahun baru bukanlah tanggal 1 April lagi. Mereka inilahorang-orang yang telah tertipu dan dianggap sebagai April Fools atau orang-orang yang tertipu di bulan April.

Sedangkan The Washington Post memiliki sejarah lain tentang asal-muasal April Mop. Menurut surat kabar yang bermarkas di Washington ini, hari April Mop dimulai pada zaman Romawi kuno pada saat orang merayakan festival Ceres di awal April. Ceres adalah dewi pertanian yang putrinya diculik oleh dewa dunia gaib bernama Pluto. Diceritakan bahwa Ceres mengikuti gema suara teriakan anaknya –hal yang ‘ajib bin mustahil, karena gema suara kan sulit dicari sumbernya-, sehingga Ceres dianggap telah melakukan ”a fools errand” atau tugas orang bodoh.

Sejarah-sejarah di atas nampaknya memang sejarah yang sangat fools dan tidak masuk akal. Lain halnya bagi umat Islam. Untuk Islam April Mop adalah hari yang memilukan dan menyedihkan di mana kaum Muslimin di Spanyol dibantai secara tragis oleh tentara salib dengan cara ditipu dan dibohongi. Seperti yang dilansir oleh eramuslim.com, April Mop atau The April’s Fool Day ini dimulai pada tahun 1487 M atau bertepatan dengan 892 H.

Setelah tentara Islam berhasil membebaskan Spanyol yang dipimpin oleh panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur menjadi lebih makmur. Negara-negara dan daerah-daerah sekitar Spanyol pun ikut kecipratan Islam. Prancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan daerah sekitarnya berhasil masuk ke dalam genggaman Islam. Pasukan Goth dan Navaro yang merupakan kaum minoritas (non-Islam) diberikan toleransi. Spanyol telah diterangi dengan cahaya Islam. Orang Moor (umat Islam Spanyol), tidak hanya sekedar beridentitas sebagai Muslim, namun mereka telah menerapkan kehidupan secara Islami. Mereka membaca Al-Qur’an sekaligus berakhlak dengan Al-Qur’an. Mereka menjauhi segala hal yang dilarang Islam, seperti minuman keras, musik, hura-hura, dan sebagainya. Kehidupan berjalan tentram dan harmonis di Spanyol dalam panji Islam kurang lebih 6 abad lamanya. Budi pekerti bangsa Moor yang luhur membuat orang-orang yang belum memeluk Islam pun memilih Islam sebagai jalan hidup.

Sayangnya orang-orang kafir tidak pernah ridho dan ikhlas apabila Islam terus berjaya di Spanyol. Hal ini nampaknya sudah menjadi tabiat orang-orang kafir yang tertulis dalam Al-Qur’an bahwa mereka tidak akan pernah rela kepada orang-orang Islam sebelum umat Islam berpaling mengikuti millah mereka. Kaum kuffar yang berada di sekeliling Spanyol berusaha membersihkan Islam dari negeri Andalusia itu, namun selalu gagal. Maka dikirimlah beberapa spionase untuk memata-matai kelemahan umat Islam di Spain.

Mata-mata yang dikirim oleh tentara salib ke Spanyol ternyata berhasil menemukan kelemahan bangsa Moor. Para spionase tentara salib tidak perlu bersusah payah menghabiskan tenaga melemahkan umat Islam, mereka cukup menyerang pola pikir dan budaya umat Islam. Secara diam-diam spionase tentara salib mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis kepada bangsa Moor. Mereka juga diperdengarkan musik-musik supaya Al-Qur’an ditinggalkan. Ulama-ulama palsu pun dikirimkan ke Spanyol untuk mengadu domba dan memecah belah umat. Usaha yang dilakukan oleh mata-mata tentara salib membuahkan hasil .

Setelah umat Islam mulai tergoda dan terbuai dengan kenikmatan duniawi yang diberikan oleh spionase tentara salib, Islam perlahan-lahan mulai runtuh. Daerah Spanyol sebagian besar dikuasai oleh tentara salib. Penyerangan yang dilakukan oleh tentara salib benar-benar sadis dan kejam. Mereka tidak pandang bulu dalam melakukan pembantaian. Bukan hanya tentara Islam yang dibantai, tetapi juga warga sipil yang kebanyakan wanita, anak-anak, dan lansia.

Hampir seluruh daerah di negeri Andalusia dikuasai oleh tentara salib, kecuali Granada. Granada adalah daerah terakhir yang dikuasai oleh tentara salib. Umat Islam di Granada berlindung di dalam rumah mereka dari serangan tentara salib. Jalan-jalan di Granada mulai sepi dan hanya menyisakan lautan darah dan mayat-mayat bergelimpangan. Kepala, dan bagian tubuh lain berserakan di jalan-jalan bak sampah di bantaran kali Ciliwung. Tentara salib tak kenal lelah memburu dan membantai umat Islam. Karena umat Islam Granada bersembunyi di dalam rumah, maka tentara salib tidak bisa menghabisi mereka (mungkin waktu itu zaman belum secanggih saat ini yang dengan mudah hanya dengan menekan tombol yang sinyalnya disalurkan melalui satelit ke sebuah rudal, lalu rumah orang yang menjadi sasaran bisa hancur berkeping-keping beserta isi yang ada didalamnya, seperti penyerangan yang dilakukan Israel ke Palestina). Tentara salib akhirnya membohongi umat Islam dengan membuat a lie announcement bahwa mereka tidak akan diserang dan dipebolehkan meninggalkan Spanyol membawa barang-barang yang mereka perlukan. Pasukan salib juga telah menyiapkan kapal-kapal untuk pelayaran umat Islam ke luar Spanyol.

Awalnya, umat Islam sanksi dengan tawaran yang diberikan tentara salib. Tentara salib mencoba meyakinkan mereka dengan mengajak beberapa umat Islam untuk melihat langsung kapal-kapal yang akan digunakan berlayar. Sebagian umat Islam mempercayai tawaran yang diberikan oleh tentara salib. Keesokan harinya sebagian umat Islam keluar dari rumahnya membawa barang-barang yang mereka butuhkan menuju pelabuhan, dan sebagian yang lainnya menetap di rumah karena belum yakin dengan janji dari tentara salib. Tentara salib berhasil menipu umat Islam untuk keluar dari rumah mereka. Ketika umat Islam sudah berkumpul di pelabuhan, tentara salib membakar kapal-kapal yang akan digunakan untuk berlayar. Sedangkan umat Islam yang masih berlindung di dalam rumah, tidak bisa menghindari kobaran api yang dibuat oleh tentara salib. Mereka hanya bisa pasrah berharap syahid fii sabilillah mempertahankan keimanan mereka, walaupun hangus menjadi abu bersama dengan plafon-plafon rumah. Umat Islam yang terjebak di pelabuhan berserah diri mengumandangkan takbir kepada Allah dan mengharap syahid-Nya. Tentara salib membantai mereka satu persatu tanpa mengenal peri kemanusiaan.

Dan kejadian pembantaian umat Islam tersebut bertepatan dengan tanggal 1 April. Umat kristiani biasa merayakan tanggal 1 April sebagai April Mop, hari kemenangan umat kristiani atas terbunuhnya umat Islam Andalusia dengan cara penipuan. Pada saat April Mop, kebohongan dan penipuan menjadi hal yang wajar-wajar saja dan dianggap sebagai hiburan bagi umat kristiani.

April Mop dalam Islam

Bagi umat Islam, The April’s Fool Day adalah hari di mana saudara seiman dan seaqidah di Spanyol dibantai secara tragis. Alangkah tidak wajar dan etis apabila kita, umat Islam, ikut merayakan hari pembantaian saudara-saudara kita yang berjuang mempertahankan aqidahnya. Terlepas dari sejarah kelam April Mop, dalam Islam tidak terdapat perayaan lain selain ‘Iedul Fitri dan ‘Iedul Adha. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan umat Islam untuk meninggalkan dan menjauhi perayaan-perayaan –terutama yang berulang-ulang setiap tahunnya yang berasal dari non-Islam-, sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang ke Madinah, mereka memiliki dua hari besar untuk bermain-main. Lalu beliau bertanya :”Dua hari untuk apa ini?” Mereka menjawab, “Dua hari di mana kami sering bermain-main di masa jahiliyah”. Lantas beliau bersabda :”Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya : ‘Iedul Adha dan ‘Iedul Fitri”. (HR. Abu Daud)

Hadits di atas cukup jelas menjelaskan bahwa kita umat Islam dilarang mengikuti segala sesuatu yang bukan dari Islam dan bertentangan dengan syariat Islam. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengatakan barangsiapa yang mengikuti suatu kaum, maka orang tersebut adalah bagian dari kaum yang diikutinya. Akankah kita umat Islam menjadi bagian dari kaum Kuffar? Lalu bagaimana dengan pemuda Islam saat ini? Masihkah kita membiarkan saudara-saudara kita, teman-teman kita merayakan hari pembataian umat Islam secara tragis ini ???

Wallahu a’lam bishowab.

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template