|
http://www.pantonanews.com |
Kalau kita beli jeruk di pasar buah atau di swalayan, kira-kira jeruk mana yang akan kita pilih :
1. Jeruk manis yang aromanya harum,
2. Jeruk manis yang tidak beraroma,
3. Jeruk yang tidak manis tapi memiliki aroma, atau
4. Jeruk yang tidak manis tapi juga tidak beraroma.
Kalau saya milih yang nomor 1, udah manis aromanya harum pula. Nah, ketika kita membeli jeruk pasti yang pertama dicari adalah yang rasanya manis (kecuali mungkin ibu-ibu ngidam...:D). Kenapa nyari yang manis? Biasanya kita beli jeruk kan buat dikonsumsi bukan buat diharumi atau pengharum ruangan. Oleh karena itu buat apa beli jeruk yang aromanya harum tapi rasanya nggak manis. Kecuali kalau emang ada orang yang beli jeruk cuma buat ngedapetin harumnya aja. Nah kalau gitu kenapa nggak milih jeruk yang nomor 2 aja, yang rasanya manis tapi nggak beraroma? Gini deh gan, kalau kita dikasih pilihan dan ada pilihan yang lebih baik kenapa nggak milih yang lebih baik. Ada pilihan suruh milih Ipad atau Galaxy Tab yah saya pilih Ipad (hahahaha...abaikan).
Ternyata tipe buah jeruk ini bisa diumpamakan dengan keimanan seseorang. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن مثل الأترجة ريحها طيب وطعمها طيب ومثل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن مثل التمرة لا ريح لها وطعمها طيب حلو ومثل المنافق الذي يقرأ القرآن مثل الريحانة ريحها طيب وطعمها مر ومثل المنافق الذي لا يقرأ القرآن كمثل الحنظلة ليس لها ريح وطعمها مر
Artinya : “Perumpamaan orang mu’min yang membaca al-Qur’an seperti buah Utrujah yang baunya harum dan rasanya enak. Dan perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca al-Qur’an seperti buah Tamr (kurma kering) tidak berbau dan rasanya enak. Dan perumpamaan orang munafiq yang membaca al-Qur’an seperti Rayhanah yang baunya harum dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca al-Qur’an seperti buah Hanzholah yang tidak memiliki aroma dan juga rasanya pahit. (HR. Bukhari dan Muslim)
Buah jeruk yang manis dan beraroma bisa kita samakan dengan buah Utrujah yang baunya harum dan rasanya enak. Rasa manis pada jeruk bisa kita ibaratkan dengan keimanan seseorang. Iman tidak bisa dilihat secara zhahir, karena iman adalah amalan batin. Hanya Allah yang mengetahui tingkat keimanan seorang hamba. Setiap orang yang memiliki keimanan dalam hatinya, yaitu Islam adalah orang yang baik dan memiliki nilai plus. Meskipun orang Islam itu sholatnya masih belang betong, sehari sholat sehari enggak, selama dia masih memiliki iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitabullah, Rasulullah, hari kiamat maupun takdir baik dan takdir buruk. Seroang preman sekalipun ketika dia masih Islam dia masih memiliki nilai plus. Nah, makanya orang mu’min itu ibarat jeruk yang rasanya manis.