Salim
Akhukum Fillah, siapa tidak kenal dengan penulis buku best seller “Nikmatnya
Pacaran Setelah Pernikahan” ini. (aku punya bukunya lho... mau pinjem? *ga
penting Rahma -.-“) Sebelumnya saya hanya berkenalan dengan beliau melalui
untaian bahasa tulisannya dalam dekapan ukhuwah (aku juga punya buku yang
ini, mau pinjem? ;p). Malam ini, pertama kalinya saya mengenal sosok Salim
A. Fillah dalam untaian bahasa lisannya. Bahasa lisannya tak jauh berbeda
dengan bahasa tulisannya. Tertata rapi bak puisi. Berorasi seperti
berdeklamasi. Tutur katanya berhasil menyihir semua orang yang hadir ke masjid
Bilal bin Rabah.
Beberapa
hari yang lalu Ustadz Salim pergi ke Gaza bersama para relawan Sahabat Al-Aqsha
(ada Kak Bimo, ustadz Syihab, . Langit Gaza selalu disemarakkan dengan
al-Qur’an. Setiap ba’da shubuh setiap masjid selalu dipadati dengan
halqah-halqah tahfizh. Kata ustadz Salim, kegiatan yang paling sering beliau
lakukan di sana adalah ‘berpelukan’ (pake intonasi teletubies). Yah.. karena
setiap beliau bertemu dengan siapapun, kenal ataupun tidak, warga Gaza selalu
menyambutnya dengan pelukan hangat. Warga negara asing yang paling disegani
oleh masyarakat Gaza adalah orang Indonesia. Mengapa? Mereka menganggap warga
Indonesia sebagai saudara mereka mengingat Indonesia adalah negara dengan
komunitas muslim terbesar. Banyak masyarakat Indonesia yang selalu memberikan
dukungan baik moral maupun materiil. Hubungan bilateral antara Palestina dan
Indonesia sudah terbentuk sejak dulu. Palestina adalah negara yang pertama kali
mengakui kemerdekaan Indonesia.