Salah satu hal yang membanggakan
sebagai seorang Muslim adalah, tidak adanya stratifikasi sosial dalam Islam. Masa?
Nggak percaya? Kita lihat dulu deh definisi stratifikasi sosial.
Kata eyang Pitirim A. Sorokin,
stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) yang diwujudkan dalam
kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah. Kalau kata Pakde Soerjono Soekanto
stratifikasi sosial adalah pembedaan
posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal. Ada
yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang sangat berpengaruh sebagai biang
stratifikasi sosial adalah agama. Katanya, keberadaan agama di suatu tempat
mempengaruhi keadaan sosial dan budaya yang ada di lingkungan itu, juga
termasuk mempengaruhi adanya sistem pelapisan sosial (stratifikasi
sosial).
Model stratifikasi sosial yang populer
di Indonesia dan sering muncul dalam pembahasan stratifikasi sosial adalah
model trikotomiknya Om Clifford Geertz. Uncle Geertz menggolongkan masyarakat
Mojokunto menjadi tiga kelas: santri, abangan dan priyayi.