Saturday 22 September 2012

Tak Kenal Maka Tak Sayang...!!

Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Bila belum mengenali sesuatu atau seseorang maka sudah pasti rasa sayang tidak akan timbul. Sama halnya dengan Islam. Seseorang yang mengaku Muslim tapi belum mengenal apa itu Islam, maka dia belum sayang dengan Islam. Gimana bisa sayang kalau nggak tau Islam itu apa? Maka dari itu kita kudu kenalan dulu sama yang namanya Islam. Gimana caranya coba kenalan sama Islam?
Oke...oke...gini deh para agan dan aganwati, biar nggak bingung mau mulai dari mana kenalan sama Islam, cukup bagi kita mengenal tiga pilar utama dalam Islam. Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab menyebutkan tiga pilar utama dalam Islam adalah: ma’rifatullah (mengenal Allah), ma’rifatun nabiyyihi (mengenal Nabi-Nya), dan ma’rifatul islam bil adilah (mengenal agama Islam).
Mengapa kita harus mengenal tiga pilar utama ini? Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah mengkhususkan tiga pilar utama ini, karena ketiganya merupakan landasan utama yang mana Islam tidak tegak kecuali di atasnya. Selain itu seorang hamba akan ditanyai tentang tiga perkara ini oleh malaikat di alam kuburnya kelak. Dan apabila seorang hamba telah mengetahui Rabb-nya, Nabinya, dan agamanya dengan dalil-dalil maka sempurnalah agamanya dan dipastikan akan merasa cinta mati sama Islam. Orang kalau udah cinta mati sama Islam, maka dia akan ridho dengan segala ketentuan yang ada dalam Islam.
Yang paling utama untuk dikenali dalam tiga landasan Islam (al-Ushul ats-Tsalatsah) adalah ma’rifatullah atau mengenal Allah. Mengapa ini didahulukan? Karena tidaklah seseorang dikatakan ber-Islam dengan sebenar-benarnya kecuali setelah mengenal Allah terlebih dahulu dengan mempelajari ayat-ayat syar’i dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah serta mempelajari tanda-tanda kebesaran Allah pada makhluk-Nya. Dan konsekuensinya adalah seseorang harus menerima dan patuh kepada syariat Allah. Selain itu, mengenal Allah adalah prinsip terpenting dalam Aqidah Islamiyah. Ma’rifatullah adalah sebuah poros perjalanan Islam itu sendiri.
Gimana caranya kenalan sama Allah? Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk berkenalan dengan Allah. Yang pertama adalah dengan mentadaburi ayat-ayat Allah. Dalam al-Qur’an banyak sekali dijelaskan sifat-sifat Allah dan nama-nama Allah (asmaul husna). Coba deh kalau baca al-Qur’an sambil ditadaburi maknanya, dijamin bakalan langsung kenal sama Allah. Di samping dengan mentadaburi ayat-ayat al-Qur’an, bisa juga mengenal Allah melalui ayat-ayat kauniyahnya dan mu’jizat yang diberikan kepada Nabiyyullah (Nabi-nabi Allah). Kita juga bisa menggunakan akal pikiran untuk mengenal Allah dengan mentadaburi alam beserta isinya sebagai bukti kekuasaan Allah.
Setelah mengenal Allah, dilanjutkan dengan ma’rifatunnabiiyihi (mengenal Nabi-Nya). Dan Nabi yang dimaksud di sini adalah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam Tsalatsatul Ushul mengatakan mengenal Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada seorang mukallaf (bisa membedakan yang haq dan bathil). Mengenal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah unsur pokok dari agama Islam, karena beliau adalah penyampai risalah dari Allah ta’ala. Konsekuensi yang harus di terima dari mengenal Rasulullah adalah menerima semua yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah ta’ala berupa hidayah dan agama yang benar (Islam).
Dan yang ketiga adalah mengenal agama Islam dengan dalil-dalilnya (ma’rifatu diin al-Islam bil adilah). Islam memiliki dua makna, makna umum dan makna khusus. Sebagaimana yang tertera dalam beberapa dalil bahwa Islam dikhususkan bagi ummat ini saja, dan dalam beberapa dalil lain menunjukkan bahwa Islam sudah ada pada syariat-syariat sebelumnya. Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah menyebutkan dalam Majmu’ Fatawa (3/94) bahwa yang dimaksud Islam dalam pengertian umum adalah menyembah Allah semata dan tidak menyekutukkannya. Islam adalah agama seluruh nabi. Allah berfirman dalam surat al-Maidah ayat 44:
يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا
“yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah,”
Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan sifat para nabi dari Bani Israil dengan Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Islam bukan khusus untuk ummat ini saja. Allah ta’ala juga menyebutkan dalam surat Yunus ayat 84, bahwa Musa ‘alaihissalam berkata kepada kaumnya :
إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ
“Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri."
Dan juga perkataan anak-anak Nabi Ya’qub ‘alaihissalam sepeninggal beliau yang diabadikan dalam surat al-Baqarah ayat 133 :
قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
"Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Dan inilah makna Islam secara umum.
Syeikh Utsaimin dalam Syarh Tsalatsatul Ushul mengatakan makna umum dari Islam adalah beribadah kepada Allah dengan apa-apa yang disyariatkan sejak Allah mengutus seorang Rasul sampai hari kiamat. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 128:
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً
Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu dan anak cucu kami (juga) ummat yang berserah diri kepada-Mu
Adapun makna Islam secara khusus adalah agama yang dengannya Allah ta’ala mengutus Nabi-Nya, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan agama terakhir dan tidak diterima agama apapun selain Islam. Karena Islam yang diutus kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam menggantikan agama-agama sebelumnya. Maka barang siapa yang mengikuti Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang Muslim dan yang menyelisihi Nabi Muhammad bukanlah seorang Muslim. Para pengikut Rasul Allah lainnya adalah Seorang Muslim di zaman Rasul mereka. Maka orang-orang Yahudi adalah Muslimin pada masa Musa shalallahu ‘alaihi wa sallam. Orang-orang Nasrani juga Muslimin pada masa ‘Isa shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dan adapun ketika Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam diutus kemudian mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengingkari Nabi Muhammad (menafikkan ajaran Rasulullah dan tidak mengikuti Rasulullah) maka mereka bukanlah Muslimin.
Agama Islam adalah agama yang diterima oleh ta’ala. Allah menggaransinya dalam surat Ali Imran ayat 19 :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْأِسْلامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”
Agama selain Islam tidak diterima Allah. Allah subhanuhu wa ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 83:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْأِسْلامِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.”
Dan hanya Islam-lah satu-satunya agama yang Allah ridhai sebagai agama ummat ini. Allah berfirman dalam surat al-Maidah ayat 3:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْأِسْلامَ دِيناً
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.”
Ayat-ayat di atas membuktikkan bahwa hanya agama Islam lah yang Allah ridhai sebagai agama bagi ummat Muhammad. Dan ini adalah pengertian Islam secara khusus.
So, sudah sejauh manakah Anda mengenal Islam? Jangan ngaku sayang Islam deh kalau belum kenal sama Islam :3

Wallahu ta’ala a’lam

Sumber :
- Husuul al-Ma’muul bisyarhi Tsalatsatu al-Ushuul, Syeikh Abdullah bin Sholih al-Fauzan
- Tsalatsat al-Ushul wa Adilatiha, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab
- Syarah Tsalatsatu al-Ushul, Syeikh Muhammad bin Sholih bin Muhammad al-Utsaimin
- Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah

0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template