Thursday 20 December 2012

Diangkatnya Ilmu, Menebarnya Kebodohan

Ilustrasi - pendakwahhebat.blogspot.com


“Rahma.. maktabah syamilah di laptopku koq gak kebaca ya?”
“Oh.. coba liat pengaturan system locale-nya udah di setting Arabic belom?”
“Oh.. system locale adanya di mana?”
“Buka control panel, cari pengaturan bahasa, terus muncul jendela region and language pilih administrative. Nah di administrative ada tulisan change system locale. Udah deh tinggal ganti aja jadi Arabic.”
“Ooo.. kalo وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ  itu ada di surat apa ya?”
“Eh... surat apa yah?”
“Waah urusan komputer jago tapi al-Quran koq belepotan yah. Padahal ilmu tentang komputer gak ditanyain di akhirat yang ditanyain justru al-Qur’an!”

Jleeeeeb... double Jleeeb 


Sepertinya kiamat semakin dekat, karena salah satu tanda dari kiamat adalah diangkatnya ilmu dan makin banyaknya orang bodoh. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيُبَثَّ الْجَهْلُ
“Di antara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan.”[1] (HR. Bukhari no. 80 dan Muslim no. 2671)
Hadits di atas menunjukkan bahwa suatu saat nanti (atau bahkan sekarang sudah?) ilmu akan dicabut dari umat manusia. Al-Qur’an akan lenyap dari dalam hati manusia maupun yang berbentuk mushaf-mushaf. Manusia yang bisa mengucapkan Laa ilaaha illallah adalah suatu hal yang luar biasa pada saat itu. Dan ilmu yang dimaksud di atas adalah ilmu syar’i. Diangkatnya ilmu salah satunya adalah diwafatkannya para ulama. Rasulullah shalallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari manusia. Namun Allah akan mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu (di tengah mereka), manusia mengangkat para pemimpin yang jahil. Mereka ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (orang lain).”[2] (HR. Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673 )
Banyak umat Islam yang justru tidak tahu perihal agamanya sendiri, sekalipun hal-hal kecil. Ada seorang ibu yang belum tahu kalau setelah berhubungan suami istri itu harus mandi janabat, padahal ibu ini sudah menikah selama 10 tahun. Atau ada juga orang yang tidak tahu cara menjama’ sholat maghrib dan sholat isya’ mana dulu yang harus dikerjakan. Pernah suatu harti ketika berhenti di rest area saya melihat ada orang yang menjama’-qashar shalat maghrib dan isya’. Sholat Isya’ di qashar menjadi dua rakaat, terus sholat maghrib-nya diqashar dijadiin satu rakaat. Lha koq?
Tapi sebaliknya untuk urusan duniawi, justru setiap orang berlomba-lomba untuk menguasainya. Orang yang nggak ngerti komputer buru-buru ikut kursus komputer biar nggak ketinggalan zaman. Orang yang belum bisa baca al-Qur’an santai aja menganggap belajar membaca al-Qur’an nggak keluar di ujian nasional atau tes masuk PTN. Wal ‘iyadzu billah
Hal ini bisa dijadikan PR bagi para aktivis dakwah untuk lebih melebarkan sayap dakwahnya.  Dosen Sosiologi saya, Drs. Muh. Fajar Pramono, mengatakan dakwah di Indonesia baru menyentuh kalangan egaliter. Kalangan grass root masih dinomor duakan –atau bahkan dinomor tigakan atau empatkan-.  Dakwah adalah salah satu cara membuat orang yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan dakwah setidaknya bisa ‘memperlama’ datangnya kiamat (memang masalah kiamat kapan akan terjadi hanya Allah yang tau). Dakwah bisa memberantas kebodohan dan membuat umat Islam lebih berilmu.
Dan PR dakwah ini bukan hanya dibebani kepada satu-dua orang atau ormas-ormas Islam. Tapi dakwah ada di punggung setiap umat Islam. Kita bisa membagikan ilmu yang sudah kita dapatkan kepada orang lain yang belum mengetahui. “Ah.. ilmuku masih sedikit!” Kawan.. sedikit bagimu tapi bagi orang lain itu lebih dari sedikit. Semoga kita bisa istiqomah dalam mengemban amanah dakwah dan kita termasuk ke dalam orang-orang yang berilmu. Aamin.
Wallahu ta'ala a'lam



[1] Shahih al-Bukhari, Kitaabu al-‘Ilmi, Baab Raf’i al-‘Ilmi wa Zhuhur al-Jahl (I/27) dan Shahih Muslim, Kitaabu al-‘Ilmi, Baab Raf’i al-‘Ilmi wa Qabdhihi wa Zhuhuri al-Jahl (IV/2056)
[2] Shahih al-Bukhari, Kitaab al-‘Ilmi, Baab Kaifa Yaqbidh al-‘Ilm (I/31), dan Shahih Muslim, Kitaab al-‘Ilmi, Baab Raf’i al-‘Ilmi wa Qabdhihi wa Zhuhuur al-Jahli wa al-Fitan (IV/2058)

0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template