Tuesday 18 December 2012

Bekal Pemuda Muslim Membangun Peradaban

Muslim-Youth
Pemuda, generasi yang selalu dielu-ulukan oleh masyarakat dan para orang tua dengan harapan pemuda dapat mengubah dunia, bangsa, kaum, ataupun agama. Teringat salah satu pidato Bung Karno : ”Beri aku sepuluh pemuda maka aku akan mengubah dunia”. Imam Hasan Al-Banna pada salah satu karangannya menuliskan “Saya akan mendidik para pemuda pada waktu siang, malam dan waktu cuti”. Dari ungkapan-ungkapan tersebut dapat disimpulkan bahwa harapan suatu kaum ada pada pemuda. Dalam kata mutiara Arab disebutkan bahwa maju dan mundurnya umat tergantung pada pemuda. Kata ‘pemuda’ membuat orang berpikir akan semangat yang menggebu-gebu, ataupun kreatifitas yang menjulang. Betapa pentingnya pemuda bagi kemajuan agama dan bangsa ini.

Peran pemuda dalam perkembangan Islam sangatlah besar. Jika kita flashback ke peradaban Islam di masa kejayaannya, kita akan menemukan begitu banyak perubahan yang diolah oleh tangan-tangan pemuda. Tersebutlah seorang pemuda pemberani dan teman diskusi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, Zubair bin Awwam radhiyallahu anhu. Beliau adalah salah satu anggota berkuda tentara Islam dan usianya ketika itu adalah 15 tahun. Usia yang sangat muda untuk terjun ke dalam medan perang. Namun, beliau rela menyerahkan segenap hidupnya demi tegaknya panji Islam. Ada lagi khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu yang berikrar dengan diinul islam di awal kemunculannya di saat beliau berumur 10 tahun. Masih banyak lagi pemuda-pemuda binaan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang berhasil membangun peradaban Islam, diantaranya ada Arqam bin Abi Arqam yang ketika itu berusia 16 tahun, Ja’far bin Abi Thalib yang pada waktu itu baru berusia 8 tahun, Utsman bin Affan yang berusia 17 tahun, Usamah bin Zaid yang juga berusia 17 tahun, dan sahabat-sahabat lainnya dari golongan pemuda.

Zubair bin Awwam radhiyallahu anhu dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, mereka adalah para sahabat dari golongan pemuda yang berhasil membangun peradaban Islam menjadi lebih baik. Mereka berhasil membangun peradaban Islam menjadi lebih maju dan berkembang bahkan Islam berkuasa hampir di seluruh penjuru dunia di kala itu. Bagaimanakah caranya?
Berdasarkan logika keadaan umat Islam di kala itu tidaklah semaju dan secanggih saat ini. Belum lagi umat Islam dari sisi akademis saat itu masih terbelakang jika dibandingkan dengan dua peradaban yang mengapitnya, yaitu peradaban Romawi dan Persia. Namun para sahabat dari golongan muda ini berhasil mengangkat peradaban Islam. Kuncinya hanyalah satu, mereka hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka tidak menggunakan kecanggihan teknologi ataupun senjata untuk memajukan peradaban Islam. Karena umat kuat bukan karena senjata, bukan karena jumlah orang, melainkan karena ketaatan menjalankan ajaran agama. Umat akan kuat manakala menaati perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sebaliknya, umat Islam akan rapuh, mudah ditaklukkan musuh, dan dihinakan, jika mereka mudah berbuat dosa, mengabaikan perintah dan larangan Allah serta Rasul-Nya.
Selain itu, para sahabat dari golongan muda ini memiliki karakter-karakter khas dalam membangun peradaban. Mereka memiliki himmah yang tinggi dalam menuntut ilmu seakan-akan mereka kehausan tanpa ilmu. Rasa kemuliaan terhadap Islam yang mereka miliki sangatlah tinggi. Mereka bangga dengan ke-Islam-an mereka, tidak seperti sekarang banyak pemuda yang justru lebih bangga disebut sebagai pecinta group band A daripada pecinta Islam. Selain itu jati diri pemuda di zaman Rasulullah adalah Islam, iman, amal shaleh, akhlaqul karimah yang tinggi, lebih mencintai akhirat daripada dunia, sedikit tidur di malam hari dan lebih senang bersujud kepada Allah sepanjang malam. Tidak seperti pemuda sekarang yang lebih memilih dugem sampai shubuh daripada pegal berdiri untuk tahajud. Bukan hanya itu, pemuda di zaman Rasulullah selalu menghiasi harinya dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dan dzikir. Tiada hari tanpa tilawah ataupun menghafal Al-Qur’an. Sedangkan potret pemuda sekarang justru kebalikannya. Tiada hari dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan tiada hari tanpa lagu-lagu cinta.
Pemuda di masa Rasulullah zuhud dan sederhana. Penampilan mereka biasa saja walaupun mereka memiliki kelebihan harta. Baju yang mereka gunakan terkadang itu-itu saja dan mereka tidak merasa minder dalam beramal. Mereka tidak segan memikul kaya bakar sambil berjalan melewati pasar. Bandingkan dengan pemuda sekarang yang terkadang malu ketika disuruh ibunya pergi ke pasar untuk membeli tempe atau tahu. Atau lebih senang berpenampilan glamour agar tetap memiliki identitas.
Dari pemaparan di atas kita bisa mengetahui bekal apa saja yang digunakan oleh pemuda Islam. Para pemuda yang mulia ini hanyalah menggunakan bekal ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Andai saja semua pemuda Islam saat ini bisa meniru karakter-karakter pemuda Islam di masa Rasulullah, mungkin peradaban Islam saat ini lebih maju daripada Barat. Kendatipun Barat maju dengan teknologinya, Islam tetap bisa maju dengan berbekal Al-Qur’an dan As-Sunnah. So, untuk para pemuda mari kita mencontoh karakter para sahabat dari golongan muda untuk memajukan peradaban Islam.
Wallahu a’lam bishowab

0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template