Thursday 23 May 2013

Halal Itu PENTING!

Produk halal bagi seorang Muslim adalah sebuah keniscayaan. Wajib hukumnya bagi seorang Muslim memperhatikan kehalalan makananannya, minumannya maupun pakaiannya. Tak salah rasanya jikalau Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk mengkonsumsi yang halal dan menjauhi yang haram. Karena halal adalah syarat diterimanya doa.

Masih ingat dengan kisah Sa’ad bin Abi Waqash yang dengan gigihnya menahan kantuk dan dingginnya malam untuk menjaga Rasulullah? Sang pemanah ulung ini dengan sigap mengajukan dirinya tatkala Nabi bertanya “Adakah kiranya lelaki shalih yang malam ini bersedia menjaga kami?”. Kemudian di saat Sa’ad menyiapkan air wudhu untuk Rasulullah, dengan bijak bestari Nabi bertanya, “Wahai Sa’ad mintalah sesuatu padaku. Aku akan memintakannya kepada Allah untukmu”. Dengan santun pemanah yang dalam 100 bidikan tidak pernah meleset ini berkata, “Ya Rasulullah, mohonkan kepada Allah agar doaku mustajab.” Seraya tersenyum, Rasulullah menjawab, “Wahai Sa’ad, baikanlah makananmu (pilihlah makanan yang halal), niscaya doamu mustajab.”
Rasulullah pun melanjutkan, “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya. Sesungguhnya orang yang di rongganya terdapat satu genggam barang haram, tidak akan diterima amalannya selama empat puluh hari. Dan barangsiapa yang daging tubuhnya tumbuh dari barang haram, nerakalah tempat terlayak baginya.”
Itulah mengapa wajib hukumnya bagi kita memperhatikan kehalalan makanan maupun minuman yang kita konsumsi. Ada lagi sebuah kisah yang Rasulullah ceritakan kepada para sahabatnya saat beliau membacakan surat al-Mu’minun ayat 51 dan al-Baqarah ayat 168. Ceritanya ada seorang musafir yang menempuh perjalanan jauh hingga rambutnya kusut dan kotor. Ia tersesat dalam teriknya padang pasir dalam keadaan berpuasa. Bekal yang ia bawa habis dicuri temannya. Kemudian ia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa ”Ya Rabb… Ya Rabb…!”.

“Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia kenyang dengan barang haram…”, ucap Rasul. “Lantas bagaimana mungkin doanya akan diijabah…”, lanjut beliau (hadits ini diriwayatkan oleh Muslim). Jika kita cermati orang yang diceritakan Rasulullah ini termasuk orang yang doanya mustajab. Bagaimana tidak, ia adalah seorang musafir yang sedang berpuasa dan dizalimi, berdoa seraya mengangkat tangannya. Tapi sayang, hal-hal haram yang melekat ditubuhnya menghalangi doa yang ia haturkan diijabah Allah.

Agaknya orang-orang kafir mafhum bahwa halal sangatlah penting bagi umat Islam. Orang-orang kafir sepertinya paham betul bahwa halal adalah sebab diterimnya doa seorang Muslim. Oleh karena itu, mereka dengan gigih berupaya mendekatkan umat Islam dengan barang haram. Ditawari daging babi, anjing, darah, bangkai, ataupun khamr tentu umat Islam tidak akan mempan. Karena setiap Muslim sudah mafhum apa-apa saja yang halal dan mana saja yang haram. Terlebih Allah sudah menyebutkannya dengan gamblang dalam surat al-Maidah ayat 3. Makanya mereka menggunakan siasat lain dengan mengkombinasikan haram dengan halal. Bukankah akan menjadi perpaduan yang sempurna? Dengan begini hal yang haram tidak akan terdeteksi dan tertutupi dengan hal yang halal.

Tenang kawan, masyarakat Indonesia kan mayoritas Muslim. Sayangnya kondisi ini belum bisa menjamin penduduk Indonesia bebas dari mengonsumsi sesuatu yang tak mengandung babi. Gelatin misalnya, bahan yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapsul, pelapis vitamin, dan tablet, bahkan bahan baku makanan seperti permen, krim, karamel, selai, yoghurt, susu olahan, dan sosis.

Gelatin dibuat dari bahan yang kaya kolagen seperti kulit dan tulang. Baik itu dari babi, sapi maupun hewan lainnya. Nah.. kalau dibuat dari kulit dan tulang sapi atau hewan besar lainnya, prosesnya lebih lama. Penetral yang dibutuhkan juga lebih banyak. Sehingga biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi gelatin sapi jauh lebih mahal.

Lain halnya dengan gelatin dari babi. Gelatin dari babi jauh lebih murah. Soalnya babi mudah diternak. Pangannya juga mudah, kan babi bisa makan apa aja. Bahkan anaknya sendiri pun dimakannya. Babi juga bisa hidup dalam kondisi bagaimanapun. Ia bisa hidup dengan tenang di tempat sangat kotor sekalipun. Dari segi pertumbuhan, babi cukup menjanjikan. Seekor babi bisa melahirkan dua puluh anak sekaligus. Tak heran rasanya kalau gelatin dari babi lebih banyak diproduksi daripada sapi.

Siapa sangka bahwa hingga detik ini Indonesia masih 100 persen mengimpor gelatin. Padahal sekitar 50 persen produksi gelatin di dunia menggunakan kulit babi. Kebutuhan gelatin di Indonesia diimpor dari beberapa negara seperti Cina, Australia, dan beberapa negara Eropa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2007, jumlah impor gelatin mencapai 2.715.782 kg dengan nilai 9.535.128 dolar AS. (http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/09/05/15/50310-gelatin-kulit-babi-vs-kulit-sapi)
Ironisnya lagi, di negara sebesar Indonesia, belum ada satu industri pun yang melirik untuk memproduksi gelatin di dalam negeri. Bisa jadi makanan yang kita konsumsi ternyata mengandung babi. Tapi bentuknya bukan daging babi lagi, melainkan sudah melebur dengan yoghurt, sosis, marsmallow atau obat-obatan yang kita konsumsi.

Lho Indonesia kan punya lembaga super keren pemberi stempel halal. Kan kita tinggal milih barang-barang yang sudah ada label halalany. Emang yakin bisa kayak gini? Pernah beli bala-bala yang ada label halalnya? Atau beli es doger berlogo halal? Atau makan bakso yang udah distempel halal?

Sayangnya belum semua produk makanan ataupun minuman di Indonesia berlabel halal. Makanan kemasan mungkin masih bisa diatasi dengan diberi label halal. Tapi makanan model bala-bala, cilok, jojorong, cimol, pempek, cireng, molen, gethuk, bika ambon, es doger atau putu ayu emang bisa dikasih label halal. Please deh… makanan kaya gini mah udah pasti halal kali Mbak! Eits… siapa bilang? Kita nggak tahu kan kalau tepung yang digunakan itu mengandung bahan apa aja. Bisa jadi tepungnya ternyata mengandung babi atau khamr.

Orang-orang kafir akan selalu berusaha membiasakan umat Islam dengan barang haram agar doanya tidak diijabah. Karena mereka tau bahwa doa adalah senjata ampuhnya Umat Islam. Buktinya dengan doa, Rasulullah dan pasukannya bisa menang dalam perang Badr meskipun hanya membawa 300-an pasukan. Disodorin barang haram, Muslim mana mau? Makanya mereka menyiasatinya dengan mencampurkan barang haram itu dengan barang halal. Atau mengganti sebutannya, misalnya khamr diganti jadi wine atau rum.

Disadari atau tidak, ternyata hal-hal haram ada di sekeliling kita. Bahkan mungkin bersemayam dalam perut kita. Sayangnya hal ini sulit dielakkan di tengah jaman yang padahal semakin maju ini. Oleh karena itu kita perlu mencermati makanan, minuman, kosmetik, pakaian atau apapun yang kita konsumsi dan kita kenakan. Jadi orang pilih-pilih nggak masalah kan untuk memastikan yang kita konsumsi hanya yang halal. Yang paling penting jangan lupa baca bismillah sebelum makan dan minum. Ditambah bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi sya’un fil ardhi wa laa fii samaa juga nggak papa.

Saya punya ide buat para ilmuwan. Kayanya perlu deh diciptakan alat yang bisa membuat alat pendeteksi makanan halal. Alat ini harus ringan dan mudah dibawa ke manapun. Jadi nanti kalau mau makan atau minum, tinggal dekatkan alat ini ke makanan atau minuman yang mau dikonsumsi. Kalau ternyata makanan or minumannya mengandung zat haram alat ini bunyi kaya metal detector. Keren kan? Buat Anda para ilmuwan atau calon ilmuwan, mangga lah dibuat alat kaya gini. Lumayan kan bisa jadi amal jariyah bekal di akhirat. Caranya gimana, saya nggak tahu. Silahkan eksplor seluruh ilmu yang Anda miliki. 

Wallahu ta’ala a’lam


0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template