Friday, 21 December 2012

Di Antara Dua Jalan


ilustrasi- crazymultimedia.blogspot.com

Allah menciptakan manusia untuk menjadi seorang khalifah di muka bumi ini. Kehidupan manusia berada di antara dua jalan, jalan kebaikan dan jalan keburukan. Berbeda dengan malaikat yang sudah Allah takdirkan hanya berada di satu jalan saja, yaitu jalan kebaikan. Malaikat ditakdirkan Allah menjadi makhluk yang selalu taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari mulai diciptakan hingga hari kiamat. Allah berfirman dalam surat Shaad ayat 73 :
فَسَجَدَ الْمَلآئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُوْنَ
Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya,“
Dan surat Al-Anbiya‘ ayat 19 :
وَلَهُ مَنْ فِى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ
“Dan kepunyaan-Allahlah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Allah, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Allah dan tiada (pula) merasa letih.“
Dua ayat di atas menunjukkan bahwa Allah menciptakan malaikat tidak lain hanya untuk bersujud dan menyembah Allah semata. Para malaikat tidak memiliki rasa angkuh sedikit pun ketika diperintahkan Allah untuk menyembah dan bersujud kepada-Nya.
Lain halnya dengan iblis yang ditakdirkan Allah selalu berada di jalan keburukan dan mengajak manusia untuk berbuat hal-hal buruk dari pertama diciptakan hingga hari kiamat  kelak. Bahkan Allah telah menentukan tempat kembalinya iblis yaitu di neraka jahanam. Hal itu terbukti ketika Allah memerintahkan malaikat dan iblis untuk sujud kepada Nabi Adam, namun iblis membangkang dan tidak menaatinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Thaahaa ayat 116 :
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَآئِكَةِ اسْجُدُوْا لِأَدَمَ فَسَجَدُوْا إِلَّآ إِبْلِيْسَ أَبَى
“Dan (Ingatlah) ketika kami Berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", Maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.“
Banyak ayat yang menjelaskan tentang pembangkangan iblis saat diperintahkan Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam, misalnya dalam surat Al-Kahfi ayat 50 :
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَآئِكَةِ اسْجُدُوا لِأَدَمَ فَسَجَدُوآ إِلَّآ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ~أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَتَهُ~أَوْلِيَآءَ مِنْ دُوْنِى وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِظَّالِمِيْنَ بَدَ لاً
“Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.“
Malaikat diciptakan dari cahaya dan Allah menciptakannya hanya untuk beribadah kepada Allah semata. Malaikat tidak memiliki hawa nafsu layaknya manusia. Adapun iblis diciptakan oleh Allah dari api dan selalu membangkang perintah Allah. Sedangkan manusia diciptakan dari saripati tanah kemudian Allah menjadikannya air mani. Lalu air mani itu Allah jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu dijadikan tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu dibungkus dengan daging.
Mungkin salah satu penyebab iblis tidak mau sujud kepada Nabi Adam karena iblis diciptakan dari api. Sedangkan Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan dari saripati tanah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Shaad ayat 71-78 :
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَآئِكَةِ إِنِّى خَالِقٌ بَشَرًامِّنْ طِيْنٍ (٧١) فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِى فَقَعُوْا لَهُ سَاجِدِيْنَ (٧٢) فَسَجَدَ الْمَلَآئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُوْنَ(٧٣) إِلَّآإِبْلِيْسَ اسْتَكْبَرَ وَ كَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ (٧٤) قَلَ يَآإِبْلِيْسُ مَامَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَاخَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَألِيْنَ(٧٥) قَلَ أَنَاخَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ ،َّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ (٧٦) قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيْمٌ (٧٧) وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْ~ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ (٧٨)  
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, Kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang Telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan Aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,  Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".
Dalam kutipan ayat di atas disebutkan bahwa iblis menganggap bahwa dirinya lebih baik dari manusia. Maka dari itu Allah mengeluarkannya dari surga dan melaknatnya hingga hari Kiamat kelak. Dan iblis selalu menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Iblis meminta penangguhan kepada Allah hingga hari Kiamat, dan Allah pun mengizinkannya. Iblis tidak mau menjadi golongan sesat sendirian, makanya ia mencari kawan dengan menyesatkan keturunan Nabi Adam. Dia tidak ingin “menikmati“ panasnya api neraka sendirian, maka dari itu dia menjadikan manusia memandang baik segala perbuatan maksiat. Iblis berkata : “Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di muka bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya.“ (QS Al-Hijr : 39)
Sedangkan manusia berada di antara keduanya, malaikat dan iblis. Manusia diberi hawa nafsu, tapi juga diberi akal pikiran dan qolbu. Dan Allah telah memuliakan manusia lebih dari makhluk Allah lainnya, Allah berfirman dalam surat Al-Israa‘ ayat 70 :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِى ءَادَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي البَرِّ وَ الْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيْرٍمِّمَنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا
“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.“
Teringat pertanyaan Syeikh Hisyam di sela-sela dars nahwu tholibaat, beliau berkata : “Manakah yang lebih baik, menjadi manusia atau malaikat?“ Sebagian tholibaat menjawab malaikat dan sebagian yang lainnya menjawab manusia. Kemudian Syeikh Hisyam menjawab bahwa sesungguhnya manusia lebih baik dari malaikat. Mengapa? Karena malaikat diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah dan tidak memiliki hawa nafsu. Malaikat senantiasa taat beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan tak pernah membangkang.
Adapun manusia memiliki hawa nafsu. Dan ketaatan manusia merupakan kemenangan setelah berjuang melawan hawa nafsunya. Malaikat tidak pernah diganggu atau dibisiki setan. Sementara manusia selalu diganggu dan diganggau setan, karena inilah mega proyek setan atawa iblis mencari orang yang bisa menemaninya dalam panasanya api neraka. Sehingga ibadah manusia lebih sulit dibanding malaikat.
Jadi, manusia itu lebih mulia dari malaikat, apabila mereka terus menjaga fitrah mereka. Namun manusia akan menjadi makhluk paling hina dina, jika ia tidak menjaga fitrah mereka dan mengikuti hawa nafsu mereka. Manusia berada di antara dua jalan, jalan ketaatan seperti malaikat atau justru jalan maksiat mengikuti hawa nafsu dan ajakan setan. Jalan manakah yang Anda pilih?
Wallahu ta’ala a’lam

0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template