Wednesday, 18 January 2012

SERUPA TAPI TAK SAMA

Penampilannya nampak sama dengan umat Islam. Menggunakan jilbab bagi wanita dan berjanggut bagi laki-laki. Cara beribadahnya juga sama seperti Islam, yaitu sholat. Mereka juga berpuasa layaknya shaum Ramadhannya umat Islam. Tapi mereka bukan Islam. Siapakah mereka?
A. SEJARAH KRISTEN ORTODOKS SYRIA (KOS)
Mereka adalah jamaah KOS kepanjangan dari Kristen Ortodoks Syria atau Kanisah Ortodoks Syria. KOS adalah salah satu sekte ortodoks dalam Kristen. Dalam Wikipedia disebutkan bahwa KOS atau Syriac Orthodox Church berpusat di Anthiokia, Syria. Mereka mengklaim bahwa mereka berasal dari komunitas Kristiani pertama di dunia. Sekte kristen ortodoks ini dipimpin oleh seorang Mor Ignatius atau rois al-‘aliy. Saat ini pemimpin tertingginya adalah Patriark Moran Mor Ignatius Zakka I Iwas yang tinggal di Damaskus.
Ortodoks sendiri lahir dari perselisihan kristologi antara Gereja Alexandria, Gereja Roma, dan Kaisar Konstantin. Puncak perselisihan ini terjadi di masa Kaisar Bizantium Marqilanus (450-458). Tercetuslah Resolusi Kalsedon sebagai upaya untuk mengurangi perselisahan antar gereja.
Sayangnya, resolusi Kalsedon justru membuat perselisihan semakin besar, dan akhirnya gereja Kristen terpecah menjadi dua. Yang pertama adalah Gereja Yunani dari Bizantium dan Gereja Romawi (Latin) yang pusatnya di Roma. Kelompok pertama ini menerima Konsili Kalsedon (Chalcedonian), yaitu mengakui Al-Masih mempunyai dua sifat, Tuhan dan manusia. Pemimpin kelompok ini adalah Laon. Sekarang kelompok pertama ini lebih dikenal dengan Kristen Protestan dan Katolik.
Kelompok kedua adalah Gereja Syria dan Armenia yang menolak Konsili Kalsedon (non-chalcedonian). Kelompok ini berpusat di Alexandria dan Antokia yang dipimpin oleh Diaqures (444-454). Berbeda dengan kelompok yang pertama, kelompok kedua ini justru berpegang teguh pada sifat tunggal Al-Masih. Mereka tidak mengakui bahwa Al-Masih memiliki sifat Tuhan dan juga sekaligus manusia. Menurut mereka, apabila Al-Masih memiliki dua sifat -Tuhan dan manusia-, berarti Al-Masih terbagi menjadi dua orang. Kelompok ini sekarang lebih dikenal dengan Ortodoks. Penganut faham Ortodoks ini memiliki beberapa thoifah yang merasa they’re in the same boat, atau senasib sepenanggungan. Mereka terdiri dari thoifah Koptik Mesir, Syriac Orthodox Church, Armenian Apostolic Church, dan Hashbash. Mereka memiliki aqidah yang sama.
KOS memiliki pantangan ketika menyebut Nabi Isa alaihissalam dengan sebutan Yesus. Mereka lebih suka menyebutnya dengan Al-Masih atau Sayyidina Isa Al-Masih. Natal yang mereka rayakan juga berbeda dengan umat Kristiani pada umumnya. Mereka merayakan natal pada tanggal 7 Januari. Perkembangan KOS cukup pesat di benua Eropa, Amerika, dan Australia. Selain itu di India juga sudah terdapat banyak gereja KOS.
B. KEMIRIPAN KOS DENGAN ISLAM
Ritual ibadah yang dimiliki KOS tidak jauh berbeda dengan Islam. Mereka mengerjakan sholat, berpuasa, tilawah Al-Qur’an, berzakat, pergi haji, dan bahkan berqurban layaknya umat Islam. Ritual Ibadah yang dimiliki KOS adalah :
1. KOS melaksanakan sholat seperti umat Islam.
Bedanya sholat dalam Islam sehari dilakukan 5 kali. Sedangkan dalam KOS sholat dilakukan 7 kali dalam sehari. Waktu sholatnya pun tidak jauh berbeda dengan sholat lima waktu dalam Islam. Sholat-sholat itu adalah Sa’atul Awwal (yang waktunya saclip_image002[1]ma dengan Sholat Shubuh), Sa’atuts Tsalis (Sholat Dhuha), Sa’atul Sadis (Sholat Dhuhur), Sa’atut tis’ah (Sholat Ashar), Sa’atul Ghurub (Sholat Maghrib), Sa’atun Naum (Sholat Isya), dan Sa’atul Layl (Sholat Tahajud). Setiap sholat terdiri dari dua rakaat. Tata cara sholatnya hampir mirip dengan Islam. Dan terdapat Imam dalam sholat berjamaah.
Sholat KOS dimulai dengan posisi berdiri yang dipimpin oleh seorang imam berpakaian jubah hitam atau putih. Imam meletakkan kedua tangan di dada membuat tanda salib, lalu mengucapkan Bismil abi wal ibni wa ruhil quddus Ilahu wahid (demi nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, Allah yang Maha Esa). Kemudian jamaah menjawab Aamiin. Setelah itu Imam melanjtukan berdoa dengan mengangkat kedua tangan dan disahuti oleh jamaah. Setelah membuat tanda salib berikutnya, Imam membungkukkan badan -seperti posisi ruku- sambil mengucapkan : Quddusun Anta Ya Allah (Kuduslah Engkau Ya Allah).
Kemudian jamaah menyahut dengan menyucikan nama Allah Yang Mahakuasa, Yang Tak Berkematian. Jamaah memohon kasih sayang Allah yang telah disalibkan sebagai ganti umat manusia. Lalu Imam berdiri tegak dan menadahkan tangan lagi. Kemudian imam sujud sambil diikuti oleh seluruh jamaah. Ketika bangun dari sujud, Imam membaca : Subhanaka Allahumma (Mahasuci Engkau Ya Allah), jamaah pun menyahut secara bersamaan. Sambil menengadahkan tangan, imam dan jamaah membaca do’a Rabbaniyah atau biasa dikenal dengan do’a Bapa di kalangan umat Kristiani. Setelah itu dibaca Salam Walidatullah atau Salam Maria. Kemudian Imam membacakan petikan Zabur atawa Mazmur –dalam bahasa Aram- dan sholat pun berakhir.
2. KOS berpuasa dalam satu tahun selama 40 hari berturut-turut yang disebut dengan Shaumil Kabir. Ritual puasa ini mirip dengan shaum Ramadhan umat Islam. Puasa ini biasa dilaksanakan pada bulan April. Bedanya dalam puasa ini tidak ada sahur. Mereka juga memiliki puasa sunnah layaknya puasa senin-kamis, yang biasa dilakukan setiap hari Rabu dan Jum’at. Puasa itu dilakukan untuk ’mengenang’ kesengsaraan kristus.
3. Jamaah KOS diwajibkan berzakat 10% dari penghasilan kotor (bruto). Dalam Islam juga terdapat kewajiban berzakat yang dikeluarkan 2,5% tiap tahunnya. Kewajiban ini berdasarkan pada ayat : Bawalah seluruh persembahan persepuluh itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahku dan ujialah aku. (Malaekhi 3:10)
4. Dalam KOS juga terdapat syariat haji. Sesuai dengan ayat : Tiga kali dalam setahun diharuskan mengadakan perayaan bagi Tuhan (Kel 23 :14). Lembaga Studi Kristen Ortodoks Syria Jakarta menyelenggarakan haji untuk kalangan Kristen ke Yordania, Syria, dan Yerusalem.
5. Dalam KOS terdapat tradisi Holy Qurbana atau Ibadah Qurban dengan menunjuk sakramen ekaristi (upacara suci atau perayaan ibadat umat Kristiani) yang memperagakan kembali korban kristus.
6. Pakaian yang dikenakan jamaah KOS pun mirip dengan Islam. Perempuan disyariatkan menggunakan jilbab dan jubah yang menutup aurat hingga ke bawah mata kaki. Dan yang laki-laki memakai kopiah, baju koko atau jubah, juga memelihara jenggot.
7. Kitab suci mereka adalah Injil yang berbahasa Arab-Ibrani atau Aram (Injil Al-Muqaddas). Bagi orang awam yang tidak faham bahasa Arab mungkin akan mengira bahwa Injil itu adalah Al-Qur’an ataupun Hadits. Selesai membaca Injil biasanya mereka membaca kalimat : Al Majdu Lillaahi Dawman (segala kemuliaan senantiasa bagi Allah). Hampir mirip dengan Islam. Ketika selesai membaca Al-Qur’an biasanya umat Islam membaca Shadaqallahul ’Azhim (Maha Benar Yang Maha Agung).
clip_image008[1] Gereja KOS, yang hampir mirip dengan masjid.
clip_image010[1]

clip_image012
Jamaah wanita KOS. Busananya mirip dengan Muslimah.
clip_image014
C. KOS DI INDONESIA
Kristen Ortodoks Syria atau Kanisah Ortodoks Syria pertama masuk ke Indonesia dipelopori oleh Efram Bar Nabba Bambang Noorsena, SH. Ia adalah seorang syaikhul injil (penginjil). Awalnya Bambang mencoba menelaah kitab Perjanjian Lama dan Baru. Ia mencoba melacak jejak historis Gereja Anthiokia purba yang dikisahkan dalam Kitab Kisah Para Rasul. Ia melanglang buana pada tahun 1995 ke beberapa daerah di Timur Tengah untuk menemukan penerus dan pewaris Kristen yang pertama menurut pandangannya itu. Ia juga beranggapan bahwa Kanisah Ortodoks Syria adalah akar kekrtistenan semitik.
Bambang mengatakan bahwa Islam dan KOS memiliki kesamaan sejarah, etnis, rumpun, dan kultur. Ia juga menambahkan, adanya Pan-Arabisme di Timur Tengah ternyata bukan hanya milik Islam. Para pemeluk KOS pun memiliki Pan-Arabisme itu. Bukti nyatanya, mereka juga turut mengecam sikap Israel yang menjajah dan membantai warga Palestina.
Umat Kristiani sendiri tidak menerima dan mengakui KOS sebagai bagian dari mereka. Bahkan Dirjen Bimas Kristen Protestan, Jan Kawatu, mengeluarkan surat edaran kepada para notaris untuk tidak mengesahkan berdirinya sebuah yayasan atau lembaga Kristen sebelum mendapatkan izin resmi dari Direktur Bimas Kristen. Jan pun menegaskan bahwa Bimas Kristen Protestan telah menutup pintu bagi aliran baru.
Lucunya, para aktivis Islam liberal justru sangat welcome kepada KOS. Menurut Prof. Dr. Nurcholis Madjid, agama Nasrani makin klasik justru makin banyak memiliki kemiripan dengan Islam. Teman setipenya, KH. Jalaludin Rahmat menambahkan, bahwa umat Islam di Yordania, Syria, dan Libanon hidup berdampingan dengan umat Kristiani. Dan mereka melakukan tata cara peribadatan yang hampir mirip dengan umat Islam. Tak heran jika KOS lebih bisa diterima di kalangan Muslim Indonesia. Di kalangannya sendiri -umat Kristiani-, KOS tidak bisa diterima dan bahkan dicurigai. Tapi di kalangan Islam koq malah diterima. Aneh bin Ajaib.
KOS sendiri di Indonesia walaupun dilarang oleh Bimas Kristen, tetap memiliki akta pendirian melalui Notaris Gutron Hamal, SH di Jakarta pada tanggal 17 September 1997. Pengikut ajaran KOS di Indonesia sudah ratusan. Banyak pengikutnya dari kalangan intelektual muda yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang.
Di Indonesia sendiri KOS belum memiliki imam dan gereja. Padahal untuk menjadi jamaah KOS secara resmi haruslah dibaptis dengan seorang imam. Oleh karena itu, sementara ini jamaah KOS yang ingin menjadi jamaah resmi harus melalui prosedur pembaptisan di Singapura oleh Abuna (sama dengan Bapa atau Romo di kalangan umat Kristiani Indonesia) Abraham Oo Men. Walau begitu, KOS tetap berusaha untuk menyosialisasikan dan menyebarkan ajarannya itu kepada masyarakat. Mereka memiliki pusat studi bagi orang-orang yang ingin mempelajari atau mengenal KOS lebih dalam. Pusat studi yang pertama dan kini sudah berkembang berada di daerah Malang, Jawa Timur, dengan nama Pusat Studi Agama dan Kebudayaan. Di Jakarta juga terdapat Yayasan Studi Syria Ortodoxia dan sebuah lembaga pendidikan Institute for Syriac Christian Studies (ISCS). Di lembaga ISCS ini sering dibuka dialog keagamaan antara Kristen dan Islam.
Upaya KOS untuk menyosialisasikan ajarannya cukup hebat. Seperti yang dikutip Eramuslim.com, ketika umat Islam di Lereng Merapi diterpa debu panas wedhus gembel, para aktivis KOS melancarkan misinya memurtadakan para korban. Apalagi seragam mereka seperti umat Islam. Mengenakan baju koko dan kopiah bagi laki-laki dan wanitanya berjilbab. Mereka juga membawa bible berbahasa Arab. Selain itu, cara berdakwah KOS di Indonesia tidak jauh berbeda dengan Islam. KOS biasa mendakwahi jamaahnya dengan mengadakan pengajian secara lesehan di atas tikar layaknya liqo‘ atau ta’lim dalam Islam. Kebaktian mereka juga dilakukan secara lesehan, berbeda dengan umat Kristiani pada umumnya yang selalu duduk di atas bangku-bangku di dalam gereja.
D. PERBEDAAN KOS DAN ISLAM
Walaupun ritual peribadatan KOS dengan Islam terlihat mirip, tapi secara prinsip dan tauhid KOS dan Islam sangatlah berbeda. KOS menganggap Nabi Isa alaihissalam sebagai Tuhan. Sedangkan dalam Islam Nabi Isa alaihissalam adalah seorang Rasul utusan Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maaidah ayat 17 yang artinya :
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al masih putera Maryam".
Dan dalam Surat Al-Maaidah ayat 75 yang artinya :
Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan (maksudnya adalah bahwa Isa a.s. dan ibunya adalah manusia, yang memerlukan apa yang diperlukan manusia, seperti makan, minum dan sebagainya).“
Islam juga berkeyakinan bahwa Illah tidaklah memiliki ayah dan ibu. Seperti firman Allah dalam surat Al-Ikhlash ayat 3 :“Dia (Allah) tiada beranak dan tidak pula diperanakkan”. Sedangkan KOS mengakui adanya Tuhan bapak, putra, dan roh kudus. KOS juga mengakui bahwa Maria atau Siti Maryam adalah walidatul illah (Ibu Tuhan). Selain itu, Islam juga memegang teguh kesucian Asma’ Allah dalam tauhid asmawa siffat, seperti Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak serupa dengan makhluk dan tidak tidur. Sementara KOS menjabarkan sifat kemanusiaan Tuhannya dalam Alkitab.
Walaupun dari segi tauhid KOS dan Islam sangatlah berbeda, umat Islam harus tetap waspada. Apalagi bila melihat atribut yang mereka kenakan sama dengan umat Islam. Ritual ibadahnya pun hampir serupa. Hal ini sangatlah berbahaya bagi orang awam. Oleh karena itu, mari kita sama-sama kita memperkuat Islam dan melindungi saudara-saudara seiman kita dengan memperluas sayap dakwah agama mullah Ibrahim ini.
Wallahu a’lam bishowab

1 comments:

  1. Apa tidak sebaliknya ? dilihat dari sejarahnya KRISTEN ORTODOX jauh lebih "tua" usianya daripada agama islam . manalah mu'in yang lebih tua meniru kebiasaan yang lebih muda . mustafa ... eh mustahil !!!

    ReplyDelete

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template