Friday, 8 February 2013

Menghadapi Anak yang Menarche di Usia Dini



“Kak Rahma menstruasi itu apa sih? Temenku ada yang udah menstruasi lho Kak!”, tanya Sofie, gadis cilik kelas 3 SD saat sedang privat. Bingung. Jujur saya bingung untuk menjelaskan dan mencari kata-kata yang pas dan mudah dimengerti bagi anak kelas 3 SD ini.

Maklum saya belum jadi orang tua, makanya saya bingung banget buat menjelaskan hal ini sama anak-anak. Mungkin kalau udah jadi orang tua sudah lebih biasa menghadapi soal-soal seperti ini. Ketika adik saya duduk di kelas 6 SD dia juga bertanya hal yang sama kepada saya.

Saya mencoba menjelaskan dengan bahasa yang nggak njlimet dan mudah dimengerti olehnya. Adik saya juga bertanya hal yang sama ke ibu, tapi dia merasa kurang puas. Kebetulan dia mengalami menarche kelas 6 SD. Dan dia termasuk yang lebih dulu haid dibanding teman-temannya. Pada saat menarche, dia lebih banyak bertanya ke saya daripada ibu. Penjelasan ibu tidak terlalu gamblang, sedangkan adik bontot saya ini banyak tanya. Wait… menarche apaan yak? Menarche adalah haid atau menstruasi pertama kali yang dialami oleh seorang wanita. Nah sekarang haid itu apa yak?

Apa Itu Haid?
Sejak lahir seorang wanita memiliki rahim yang dilapisi dengan membran mukosa, yang disebut endometrium. Keadaan harian dari membran mukosa ini tergantung pada hormon ovarium, estrogen, dan progesteron. Pada setengah bagian pertama siklus tersebut, estrogen mengaktifkan dinding rahim, menyebabkannya tumbuh. Kemudian setelah ovulasi terjadi, progesteron dihasilkan yang menyebabkan lapisan menebal dan memelihara telur yang sudah dibuahi sementara telur itu ditanamkan. Apabila telur itu tidak dibuahi,dinding-dinding rahim akan meluruh dan jadilah darah haid.

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim endometrium yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali saat hamil. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari hanya sekitar 10-15 persen wanita yang memiliki siklus 28 hari.

Usia Mendapatkan Haid
Jumhur ulama sepakat bahwa masa haid dimulai pada usia minimal 9 tahun. Apabila seorang anak di bawah usia 9 tahun tiba-tiba mengeluarkan darah dari kemaluannya, itu tidak dikatakan darah haid tetapi darah penyakit (istihadhah). Ulama Mazhab Maliki berpendapat bahwa haid dimulai pada usia 9-13 tahun. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat lain. Menurut beliau, kapan pun seorang wanita mengeluarkan darah yang memiliki sifat seperti darah haid maka wanita itu haid. Sekalipun wanita itu belum berusia 9 tahun.
Pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah pendapat ter-rajih. Karena meskipun seorang perempuan belum berusia 9 tahun tapi sudah mengeluarkan darah yang memiliki sifat seperti darah haid (kental, merah kehitam-hitaman, dan berbau kurang sedap) maka dihukumi bahwa anak perempuan itu sudah baligh.

Usia seorang anak perempuan saat pertama kali mendapatkan menstruasi sangatlah bervariasi. Tapi pada umumnya, rata-rata perempuan mengalami menstruasi pertamanya di usia 11 tahun. Namun, seiring perubahan pola hidup, saat ini ada kecenderungan anak perempuan mendapat menstruasi pertamanya di usia lebih muda.

Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya menstruasi datang lebih dini, yaitu faktor internal serta faktor eksternal. Faktor internal terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal yang dibawa sejak lahir. Kondisi ini kemudian dipicu pula oleh faktor eksternal, seperti makanan (terutama junkfood). Asalkan menstruasi datang teratur setiap bulannya dan tidak merasakan gejala PMS yang berlebihan, maka mentruasi datang lebih dini bukanlah kondisi yang perlu dikhawatirkan.

Sebenarnya tidak masalah kalau anak-anak kelas 3-6 SD sudah mulai menstruasi. Yang jadi masalah adalah ketika anak-anak ini tidak dipahamkan dengan baik ‘beban’ yang harus dia pikul ketika sudah menstruasi. Kebanyakan anak-anak perempuan yang saya temui (yang sudah menstruasi) masih bersikap seperti anak-anak lainnya. Mereka masih belum sadar –atau mungkin belum tahu- kalau misalkan menstruasi itu tanda baligh-nya seorang wanita. Berarti ketika seorang wanita sudah menstruasi dia sudah mendapatkan hukum taklif.

Menstruasi pertama biasanya memang menjadi momok buat si kecil. Kaget, malu atau bahkan takut adalah perasaan umum dialami oleh anak-anak perempuan yang memasuki masa pubertas tersebut.  Ibu harus turun tangan dalam hal ini. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang ibu untuk mengurangi kecemasan ini dan menenangkan hati anak gadisnya yang memasuki masa puber.

Haid pertama atau menarche adalah sebuah kejadian penting dalam kehidupan seorang perempuan. Oleh karena itu sangat penting membicarakan masalah ini dengan anak-anak perempuan yang beranjak dewasa dengan cara yang santai, informatif, dan menentramkan. Anak-anak puber biasanya membutuhkan orang yang bisa membantu mengenali tubuhnya. Soalnya banyak juga gadis-gadis remaja yang shock dan takut ketika haid pertamanya tiba. Shock atau kaget tidak akan terjadi jika ibu mempersiapkan si kecil sejak dini, misalnya sejak mereka berusia 10 tahun atau 11 tahun. Sehingga ketika menstruasi pertama datang mereka siap secara fisik dan psikologis.

Persiapan ini bisa dimulai dengan penjelasan apa itu haid, cara menggunakan pembalut, apa yang harus dilakukan ketika haid,  dan yang terpenting adalah penanaman kepada mereka bahwa dengan datangnya haid, Allah telah mewajibkan untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketika seorang anak perempuan sudah mendapatkan haid berarti telah berlaku hukum taklif kepadanya. Maksudnya adalah haid merupakan tanda bagi perempuan menjadi dewasa sehingga ia harus memikul tanggung jawab dan beban-beban seperti halnya orang dewasa.

Karena itu, kaum ibu ataupun saudara-saudara perempuan yang lebih tua berkewajiban mempersiapkan anak dengan pengetahuan-pengetahuan seputar najis, wudhu, mandi wajib serta hal-hal apa saja yang dilarang dan dibolehkan ketika seorang muslimah sedang haid. Ibu wajib mengingatkan anaknya yang sudah baligh mengenai kewajiban sholat dan puasa.

Pergaulan dengan lawan jenis juga harus dibatasi, sudah tidak sebebas ketika mereka belum haid. Seorang anak yang mendapatkan haid di usia 9 tahun, hakikat dirinya masih anak-anak. Mereka masih senang bermain bersama teman-temannya. Tak jarang cara berpikir mereka pun masih sama dengan cara berpikir anak-anak umumnya. Sikap ngeyel ketika disuruh sholat pun masih ada. Di sinilah peran orang tua dibutuhkan. Orang tua harus selalu membimbing dan mengingatkan anaknya untuk melaksanakan sholat.

Anak-anak ajaib ini tidak bisa dilepaskan begitu saja walaupun mereka sudah baligh. Mereka masih membutuhkan bimbingan dan ajaran dari orang tua, guru maupun saudara-saudara perempuannya yang lebih tua. Perlu diadakan dialog antara ibu dengan putrinya mengenai berbagai hal kewanitaan, persahabatan, pergaulan dengan lawan jenis, bahkan mengenai cita-citanya ke depan akan sangat membantu membuat anak merasa nyaman di rumah serta akan sangat berguna sebagai referensi saat anak menghadapi konflik seputar masalah tersebut.

Wallahu ta’ala a’lam

1 comments:

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template