Maklum saya belum jadi orang tua, makanya saya
bingung banget buat menjelaskan hal ini sama anak-anak. Mungkin kalau udah jadi
orang tua sudah lebih biasa menghadapi soal-soal seperti ini. Ketika adik saya
duduk di kelas 6 SD dia juga bertanya hal yang sama kepada saya.
Saya mencoba menjelaskan dengan bahasa yang nggak
njlimet dan mudah dimengerti olehnya.
Adik saya juga bertanya hal yang sama ke ibu, tapi dia merasa kurang puas.
Kebetulan dia mengalami menarche kelas 6 SD. Dan dia termasuk yang lebih
dulu haid dibanding teman-temannya. Pada saat menarche, dia lebih banyak
bertanya ke saya daripada ibu. Penjelasan ibu tidak terlalu gamblang, sedangkan
adik bontot saya ini banyak tanya. Wait… menarche apaan yak? Menarche adalah haid atau menstruasi pertama kali yang dialami oleh seorang
wanita. Nah sekarang haid itu apa yak?
Sejak lahir seorang wanita memiliki rahim yang
dilapisi dengan membran mukosa, yang disebut endometrium. Keadaan harian dari
membran mukosa ini tergantung pada hormon ovarium, estrogen, dan progesteron.
Pada setengah bagian pertama siklus tersebut, estrogen mengaktifkan dinding
rahim, menyebabkannya tumbuh. Kemudian setelah ovulasi terjadi, progesteron
dihasilkan yang menyebabkan lapisan menebal dan memelihara telur yang sudah
dibuahi sementara telur itu ditanamkan. Apabila telur itu tidak dibuahi,dinding-dinding
rahim akan meluruh dan jadilah darah haid.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim
endometrium yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap
bulan kecuali saat hamil. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut
akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40
hari hanya sekitar 10-15 persen wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Usia Mendapatkan Haid
Jumhur ulama sepakat bahwa masa haid dimulai
pada usia minimal 9 tahun. Apabila seorang anak di bawah usia 9 tahun tiba-tiba
mengeluarkan darah dari kemaluannya, itu tidak dikatakan darah haid tetapi
darah penyakit (istihadhah). Ulama Mazhab Maliki berpendapat bahwa haid
dimulai pada usia 9-13 tahun. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat lain.
Menurut beliau, kapan pun seorang wanita mengeluarkan darah yang memiliki sifat
seperti darah haid maka wanita itu haid. Sekalipun wanita itu belum berusia 9
tahun.
Pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah
pendapat ter-rajih. Karena meskipun seorang perempuan belum berusia 9
tahun tapi sudah mengeluarkan darah yang memiliki sifat seperti darah haid
(kental, merah kehitam-hitaman, dan berbau kurang sedap) maka dihukumi bahwa
anak perempuan itu sudah baligh.
Usia seorang anak perempuan
saat pertama kali mendapatkan menstruasi sangatlah bervariasi. Tapi pada umumnya, rata-rata perempuan mengalami
menstruasi pertamanya di usia 11 tahun. Namun,
seiring perubahan pola hidup, saat ini ada kecenderungan anak perempuan
mendapat menstruasi pertamanya di usia lebih muda.
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya menstruasi datang lebih
dini, yaitu faktor internal serta faktor eksternal. Faktor
internal terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal yang dibawa sejak
lahir. Kondisi ini kemudian dipicu pula oleh faktor eksternal, seperti
makanan (terutama junkfood). Asalkan
menstruasi datang teratur setiap bulannya dan tidak merasakan gejala PMS yang
berlebihan, maka mentruasi datang lebih dini bukanlah kondisi yang perlu
dikhawatirkan.
Sebenarnya tidak masalah kalau anak-anak kelas 3-6 SD sudah mulai menstruasi.
Yang jadi masalah adalah ketika anak-anak ini tidak dipahamkan dengan baik
‘beban’ yang harus dia pikul ketika sudah menstruasi. Kebanyakan anak-anak
perempuan yang saya temui (yang sudah menstruasi) masih bersikap seperti
anak-anak lainnya. Mereka masih belum sadar –atau mungkin belum tahu- kalau
misalkan menstruasi itu tanda baligh-nya seorang wanita. Berarti ketika seorang
wanita sudah menstruasi dia sudah mendapatkan hukum taklif.
Menstruasi pertama biasanya memang menjadi momok buat si kecil. Kaget, malu atau
bahkan takut adalah perasaan umum dialami oleh anak-anak perempuan yang memasuki masa pubertas
tersebut. Ibu harus turun tangan dalam hal ini. Sudah menjadi
kewajiban bagi seorang ibu untuk mengurangi
kecemasan ini dan menenangkan hati anak gadisnya yang memasuki masa puber.
Haid pertama atau menarche adalah
sebuah kejadian penting dalam kehidupan seorang perempuan. Oleh karena itu
sangat penting membicarakan masalah ini dengan anak-anak perempuan yang
beranjak dewasa dengan cara yang santai, informatif, dan menentramkan.
Anak-anak puber biasanya membutuhkan orang yang bisa membantu mengenali
tubuhnya. Soalnya banyak juga gadis-gadis remaja yang shock dan takut
ketika haid pertamanya tiba. Shock atau kaget tidak akan terjadi jika ibu mempersiapkan si kecil sejak dini, misalnya
sejak mereka berusia 10 tahun atau 11 tahun. Sehingga ketika menstruasi pertama
datang mereka siap secara fisik dan psikologis.
Persiapan ini bisa dimulai dengan penjelasan
apa itu haid, cara menggunakan pembalut, apa yang harus dilakukan ketika haid, dan yang terpenting adalah penanaman kepada
mereka bahwa dengan datangnya haid, Allah telah mewajibkan untuk melaksanakan
segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketika seorang anak perempuan
sudah mendapatkan haid berarti telah berlaku hukum taklif kepadanya. Maksudnya
adalah haid merupakan tanda bagi perempuan menjadi dewasa sehingga ia harus memikul
tanggung jawab dan beban-beban seperti halnya orang dewasa.
Karena itu, kaum ibu ataupun
saudara-saudara perempuan yang lebih tua
berkewajiban mempersiapkan anak dengan pengetahuan-pengetahuan seputar najis,
wudhu, mandi wajib serta hal-hal apa saja yang dilarang dan dibolehkan ketika seorang
muslimah sedang haid. Ibu wajib mengingatkan anaknya yang sudah baligh
mengenai kewajiban sholat dan puasa.
Pergaulan dengan lawan jenis juga harus
dibatasi, sudah tidak sebebas ketika mereka belum haid. Seorang anak yang
mendapatkan haid di usia 9 tahun, hakikat dirinya masih anak-anak. Mereka masih
senang bermain bersama teman-temannya. Tak jarang cara berpikir mereka pun
masih sama dengan cara berpikir anak-anak umumnya. Sikap ngeyel ketika
disuruh sholat pun masih ada. Di sinilah peran orang tua dibutuhkan. Orang tua
harus selalu membimbing dan mengingatkan anaknya untuk melaksanakan sholat.
Anak-anak ajaib ini tidak bisa dilepaskan
begitu saja walaupun mereka sudah baligh. Mereka masih membutuhkan bimbingan
dan ajaran dari orang tua, guru maupun saudara-saudara perempuannya yang lebih
tua. Perlu diadakan dialog antara ibu dengan putrinya mengenai berbagai hal
kewanitaan, persahabatan, pergaulan dengan lawan jenis, bahkan mengenai
cita-citanya ke depan akan sangat membantu membuat anak merasa nyaman di rumah
serta akan sangat berguna sebagai referensi saat anak menghadapi konflik
seputar masalah tersebut.
Wallahu ta’ala a’lam
ijin copas boleh?
ReplyDeleteartikelnya sangat bermanfaat... like this!!