Thursday, 15 March 2012

Belanja “Plus-Plus”

Belanja, bukan sebuah kata yang asing bagi kaum Hawa. Belanja atau shopping sudah menjadi bagian dari kehidupan seorang wanita dan tidak dapat dipisahkan. kegiatan berbelanja in isudah menjadi suatu kelaziman bagi perempuan, baik itu kalangan anak-anak sekolahan, mahasiswa, wanita karir, ataupun ibu rumah tangga –dan kita termasuk di dalamnya-. Jarang ada perempuan yang bisa berkata tidak ketika diajak berbelanja, apalagi jika kebutuhan bulanan sudah habis dan perlu di refill.
Sasaran mereka biasanya adalah supermarket, mall, atau pasar tradisional. Tak jarang para perempuan rela membuang berjam-jam waktu mereka hanya untuk kegiatan berbelanja ini, terlebih di awal bulan. Ketika dompet-dompet mulai mengembang isinya. Sebenarnya apa sih, yang membuat mereka begitu nyaman dan senang berbelanja, bahkan bisa dibilang ketagihan??

Padahal jika kegiatan berbelanja ini digantikan perannya oleh laki-laki, nampaknya akan menjadi lebih hemat. Hemat waktu juga uang. Itu ukuran bagi laki-laki normal pada umumnya. Laki-laki ketika berbelanja tidak seribet perempuan yang sering menimbang-nimbang harga dan kualitas barang. Belum lagi jika saat berbelanja menemukan barang-barang yang sedang in dan trend atau gengsi terhadap barang tertentu. Padahal ujung-ujungnya juga akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya.
Tempat berbelanja yang dikunjungi biasanya tak hanya menyediakan barang-barang kebutuhan tapi juga ada plus-plusnya, yaitu plus hiburan. Paling sering hiburan itu berupa musik. Musik yang sengaja mereka putar untuk menarik pengunjungnya. Hanya bermodalkan speaker dan media playernya. Bisa dari Mp3, atau disambungkan ke channel radio. Tak jarang sebagian mereka yang sengaja memasuki tempat perbelanjaan itu hanya untuk mendengarkan lagu yang sedag diputar. Belum lagi kalau tempat perbelanjaannya dilengkapi AC dan tempatnya nyaman untuk nongkrong. Ya bisa dibilang iseng juga, dan mau tidak mau mereka pasti harus mengeluarkan uang dari dompet. Mereka masuk, kemudian belagak memilih-milih barang, sambil menikmati musik yang sedang diputar. Agar tidak malu mereka membeli minuman dingin, atau makanan ringan di akhirnya.
Niat aslinya memang berbelanja kebutuhan sehari-sehari atau barang-barang sekunder lainnya. Tapi jarang kita sadari bahwa ada ‘sesuatu’ di balik kenyamanan berbelanja itu. Tak jarang ibu-ibu rumah tangga pun ikut larut dalam kenyamanan musik itu, walaupun mereka tidak kenal lagu apa yang sedang diputar. Memilih barang sambil ber-na na na na... ria mengikuti musik. Itu suatu fenomena nyata yang ada pada mereka orang-orang awwam atau umum disekitar kita.
Nah, tak jarang kita para akhwat dan ummahat pun terbawa dengan arus ini. Miris sebenarnya melihat fenomena yang satu ini. Apalagi akhwat dan ummahat terkenal sebagai orang yang lebih paham dalam masalah agama. Mungkin jarang kita sadari, kita “memuroja’ah” musik-musik itu, atau hanya sekedar asyik dengan alunan musiknya. Lebih parah lagi ketika kita ikut menirukan musik yang sedang diputar itu. Pas banget deh, untuk menemani belanja kita yang jarang ditemani oleh orangtua, suami, atau mahram kita. Kadang kita kan jaim di depan mereka. Parahnya lagi ketika musik itu terus bergema di telinga kita sesampainya di rumah. Top deh, kebutuhan dapet, koleksi album juga bertambah, muroja’ah lagu-lagu makin lancar.
Allah memang menghalalkan jual beli, tetapi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengakatan dalam hadist bahwa tempat yang dibenci oleh Allah adalah pasar. Di mana di dalamnya terdapat banyak ke-madhorotan yang membuat kita lalai. Musik itu tadi salah satu contohnya. Kita dibuat asyik, sambil memilih barang-barang, kita tidak sadar bahwa kita telah lalai dibuatnya.
Begitulah celah setan masuk pada kita. Apa yang kita kerjakan sebenarnya boleh, tetapi jika tercampur dengan sesuatu yang haram, apa kita akan tetap merasa nyaman tiap bulan melakukan hal itu? Memang itu bukan hal yang disengaja, tetapi jika kita menikmatinya, apa kita tak terkena dosanya? Semua kembali pada diri kita masing- masing tentunya.
Bukan kita dilarang berbelanja, tetapi alangkah baiknya jika kita tidak lalai dibuatnya. Siasati saja cara berbelanja kita dengan menggunakan Mp3 atau hp kita misalnya, yang tentunya apa yang kita dengarkan bukanlah musik-musik jahiliyah seperti yang diputar di tempat perbelanjaaan itu. Tapi jika ada tempat lain yang terbebas dari hiburan-hiburan jahiliyah tersebut, maka aman-aman saja Anda berjam-jam di sana, bahkan seharian ikut menjaga toko tersebut. Yang paling penting kegiatan berbelanja yang kita lakukan tidak mengesampingkan bahkan terkadang sampai melalaikan kewajiban. Terkadang istri lupa memasak untuk keluarganya di rumah saking asyiknya belanja. Atau mahasiswi dan remaja perempuan yang mengakhirkan waktu sholat atau bahkan lupa karena menikmati berbelanja.
Alangkah lebih baik apabila kita, kaum Hawa, tidak terlalu sering berbelanja. Usahakan sebelum belanja membuat list barang-barang yang dibutuhkan. Barang-barang yang tidak perlu atau tidak ada dalam list tidak usah dibeli, supaya bisa menghemat. Utamakan kebutuhan pokok ketika berbelanja, dan jangan tergoda dengan kebutuhan sekunder, bahkan tersier. Lebih baik apabila kita tidak berlam-lama di pusat perbelanjaan. Setelah urusan selesai dan semua kebutuhan telah dibeli, segeralah pulang. Apalagi jika kita pergi seorang diri, tanpa ditemani mahram. Karena dapat menjadi fitnah. Mari kita perbaiki dan benahi kegiatan belanja kita, supaya tidak banyak kemadhorotan yang kita dapatkan....:D
Wallahu a’lam bi showab
:: Ini tulisan nenek yang saya reparasi…hehehe…

0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template