Mengerjakan
sebuah amal kebaikan ibarat menanam sebuah tumbuhan. Pada setiap kebaikan yang
ditanam dapat dipetik manisnya buah
kebaikan. Setiap kebaikan yang kita lakukan pasti akan bermanfaat, terkhusus
bagi diri kita sendiri. Allah berkalam dalam surat An-Naml : 89
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ
فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ
“Barangsiapa
yang membawa kebaikan, Maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari
padanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat pada
hari itu.”
Begitu juga
dengan sebuah kejujuran. Ali radhiyallahu ‘anhu mengatakan setidaknya
ada tiga manfaat yang bisa kita dapatkan dari sebuah kejujuran, pertama adalah kepercayaan. Kejujuran bisa mendatangkan kepercayaan. Orang lebih mempercayai
seorang yang jujur daripada pendusta. Kedua rasa cinta, kejujuran mendatangkan rasa cinta. Seorang yang jujur akan lebih
dicinta daripada pendusta atau pembohong. Dan yang ketiga adalah rasa hormat. Kejujuran mendatangkan
rasa hormat. Seorang yang jujur akan lebih dihormati dan dihargai daripada
seorang pendusta.
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ،
فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى
الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ
يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا
يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ
كَذَّابًا
“Senantiasalah
kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan
kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha
untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu
jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan,
dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan
selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang
pendusta.” (HR. Muslim no 2607, berderajat shahih)
Rasulullah
mengajarkan kita untuk selalu berbuat jujur, karena kejujuran membawa kepada
kebajikan. Kebajikan adalah segala sesuatu yang meliputi makna kebaikan yang
dilandasi dengan ketaatan dan keimanan kepada Allah. Jujur merupakan tanda
sempurnanya keislaman dan timbangan keimanan seseorang. Karena itu, orang yang
jujur akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan
kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan
selamat dari segala keburukan.
Seorang
yang jujur lebih disenangi orang lain dibandingkan pendusta. Setiap orang akan
merasa aman berdampingan dengan si jujur, baik itu kawan atau lawan. Beda dengan
pendusta, yang bahkan kawannya sendiri merasa tidak aman berada di dekatanya.
Jujur
bukan hanya sekedar dalam ucapan, tetapi juga dalam perbuatan. Ibnul Qayyim
dalam Madaarijus Salikin mengatakan bahwa jujur itu bukan hanya berkata
benar, tetapi jujur adalah menyesuaikan ucapan dengan perbuatan dengan apa yang
ada di dalam hati. Seorang tholibul ‘ilm (pencari ilmu) juga dituntut
jujur dalam ilmunya. Maksudnya adalah hendaknya seorang tholibul ‘ilm tidak
menyembunyikan ilmu yang dimilikinya dan mengajarkannya kepada orang lain yang
belum tahu. Bukan hanya itu, seorang tholibul ‘ilm juga harus jujur
dengan ilmunya, yaitu dengan mengamalkan ilmu yang sudah diketahuinya.
Mari
kita lestarikan jujur dan tanamkan kepada adik-adik kecil kita maupun anak-anak
kita. Tanam kejujuran dalam diri kita untuk memetik manisnya buah kejujuran.
Wallahu
ta’ala a’lam
PS :
Setelah beberapa lama postingan sepi gara-gara ujian, finally update lagi. Udah
banyak waiting list postingan di draft sebenarnya, tapi belum disentuh lagi
gara-gara ‘audisi’. Actually ujian masih belum selesai, tapi udah gatel mau
ngepost di blog. Insya Allah khoir Rahma ;)
Tetap istiqomah jujur dlm kebenaran.. ^_^
ReplyDeleteinsya allah... mohon doanya smoga bisa selalu istiqomah jujur dalam kebenaran :)
ReplyDelete