Di suatu pagi yang cerah, Azam bosan bermain di dalam rumah. Ia pun keluar rumah dan bermain di halaman rumahnya yang cukup luas. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah pemandangan yang luar biasa. Ada sebuah kepompong bergantung di pohon jeruk yang ditanam umminya. Terdapat celah kecil pada kepompong tersebut. Azam terus memperhatikan calon kupu-kupu itu berjuang keras selama berjam-jam untuk mendorong tubuhnya keluar dari tempat metamorfosisnya.
Setelah kurang lebih 3 jam, usaha calon kupu-kupu untuk keluar dari kepompongnya belum juga membuahkan hasil. Tampaknya upaya calon kupu-kupu itu sia-sia dan tidak ada progress yang berarti. Sepertinya usaha itu tidak akan dilanjutkan dan berhenti disitu. Karena gemas melihat calon kupu-kupu yang tidak keluar dari kepompongnya, Azam pun berinisiatif untuk membantunya. Ia masuk ke dalam rumah dan mengambil gunting di dalam lemari perkakas.
Kemudian Azam menggunting kepompong itu supaya calon kupu-kupu bisa keluar dengan bebas. Tak lama kemudian, kupu-kupu yang cantik pun keluar dari kepompong yang digunting Azam. Tapi ada sesuatu yang aneh dengan kupu-kupu itu. Tubuh kupu-kupu yang cantik berwana biru keunguan itu tidak sempurna. Tubuhnya kecil dan sayapnya tidak berkembang layaknya kupu-kupu pada umumnya. Sayap kupu-kupu itu terlipat.
Azam terus memperhatikan kupu-kupu itu dan berharap sayapnya akan terbuka, membesar dan berkembang menjadi kuat. Tapi sayang, harapan Azam tidak terjadi. Kupu-kupu itu tidak bisa terbang, malah merayap seperti seekor semut. Azam pun memutuskan merawat kupu-kupu itu. “Mungkin beberapa hari ke depan kupu-kupu ini akan normal seperti kupu-kupu biasa“, pikir Azam dalam benaknya.
Hari demi hari berlalu menjadi minggu, ternyata tidak juga ada perkembangan. Kupu-kupu itu masih saja merayap dan tidak bisa terbang. Sayapnya juga masih terlipat. Mingu demi minggu pun berlalu berganti bulan. Tetap tidak berubah. Kupu-kupu cantik berwarna biru keunguan masih saja tidak bisa terbang. Sayap indah berwarna biru keunguannya pun masih terlipat. Kupu-kupu cantik itu survive hanya dengan merayap.
Dan ternyata walaupun bulan berganti, kupu-kupu yang dipelihara Azam tetap tidak bisa terbang dan hanya bisa merayap. Kupu-kupu cantik yang malang itu harus menghabiskan seluruh hidupnya merayap dengan tubuh yang lemah dan sayap yang terlipat. Kupu-kupu itu tidak pernah bisa terbang.
Azam pun penasaran dan bertanya kepada umminya, “Ummi...kenapa kupu-kupu yang Azam pelihara ini nggak bisa terbang ya? Sayapnya juga aneh kelipet.“
“Koq bisa gitu nak? Emang waktu itu Azam dapet kupu-kupu ini dari mana?“, tanya Ummi.
“Dua bulan yang lalu waktu Azam main di halaman rumah, Azam liat kepompong yang udah mau jadi kupu-kupu. Azam nunggu sampai 3 jam, tapi si kupu-kupu nggak keluar juga. Ya udah, Azam gunting aja kepompongnya biar si kupu-kupunya bisa keluar. Azam kasihan mi liat kupu-kupunya mau keluar nggak bisa-bisa“, jelas Azam.
Ummi Azam tersenyum mendengar jawaban bungsu dari 3 bersaudara itu yang kini duduk di bangku kelas 6, SDIT Bintang Qur’ani.
“Nak...niat Azam memang baik ingin membantu kupu-kupu itu bisa keluar dari kepompong dengan mudah. Tapi kupu-kupu itu sedang berjuang untuk mengeluarkan badannya dari kepompong dengan cara mengeluarkan seluruh cairan dari badannya. Sehingga sayapnya bisa berkembang dan siap untuk terbang begitu keluar dari kepompong. Itu semua sunatullah dan sesuai dengan apa yang telah Allah tentukan. Tapi Azam menggunting kepompongnya. Sayap kupu-kupu belum berkembang secara sempurna dan tubuhnya masih lemah. Makanya ketika Azam gunting kepompongnya, sayap kupu-kupu yang cantik ini terlipat dan ia tidak bisa terbang”, jelas Ummi.
“Anakku….kupu-kupu itu berjuang di dalam kepompongnya. Sehingga, waktu kupu-kupu itu keluar dari kepompong dia bisa terbang dan menjadi kuat. Kupu-kupu itu berusaha melewati proses kehidupan yang ada walaupun terasa berat dan menyakitkan. Begitu juga dengan manusia Nak.“
“Azam inget nggak sama Faruq anaknya tante Lidya. Faruq kan lahir di usia kandungan yang belum sempurna. Faruq lahir waktu usia kandungan tante Lidya baru 6 bulan. Makanya badan Faruq ketika lahir kecil dan harus dimasukkan ke dalam inkubator. Itu terjadi karena pembentukan tubuh Faruq belum sempurna. Sama kaya kupu-kupu yang Azam pelihara.“
“O...gitu ya Mi...!“
“Azam belum mengerti, dengan niat baik yang Azam lakukan bahwa ternyata perjuangan untuk mengeluarkan badan kupu-kupu dari kepompong dengan cara mengeluarkan seluruh cairan dari badannya adalah suatu proses yang dibutuhkan. Sehingga sayapnya bisa berkembang dan siap untuk terbang begitu keluar dari kepompongnya. Sesuai dengan yang Allah tentukan.“
“Emang semua kupu-kupu itu juga harus berjuang ya Mi? Bukannya manusia doang yang harus berjuang”, tanya Azam polos.
“Azam sayang, setiap makhluk hidup di dunia ini membutuhkan perjuangan dalam hidupnya, bukan hanya manusia saja. Bunglon berjuang melindungi dirinya dari serangan lawan dengan proses mimikrinya, merubah warna tubuhnya sesuai dengan warna daun. Cicak juga bertahan hidup dengan autotominya. Makanya walaupun buntutnya putus, cicak itu masih hidup.”
“Nak...seringkali perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika Allah memperbolehkan kita melewati hidup ini tanpa cobaan, hal ini akan membuat kita lemah Azam. Kita tidak akan menjadi kuat seperti apa yang kita harapkan. Dan kita juga tidak akan pernah bisa terbang seperti kupu-kupu itu.”
“Ketika kita meminta kekuatan kepada Allah, Allah memberi kita kesulitan untuk kita hadapi yang membuat kita menjadi kuat. Ketika kita meminta kebijaksanaan, Allah justru memberi kita masalah-masalah yang harus diselesaikan. Saat kita meminta keberanian, Allah menghadiahi kita dengan rintangan untuk dihadapi. Kala kita meminta cinta, Allah mengabulkannya dengan memberikan kita orang-orang yang sedang kesulitan untuk kita bantu.”
“Ummi...koq yang kita minta sama Allah nggak dikabulkan sih? Yang nggak kita minta sama Allah malah dikasih”, tanya Azam.
“Azam sayang, Allah mengabulkan setiap do’a dan memberikan apa yang hamba-Nya minta. Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Kaya Azam kemarin berdo’a sama Allah minta diberikan sepeda baru. Tapi Allah berkehendak lain. Allah memberikan sepatu baru yang lebih dibutuhkan sama Azam. Kan sepatu Azam rusak...”, jawab ummi Azam sambil tersenyum.
“Ya udah, sekarang Azam mandi dulu gih. Bentar lagi maghrib lho...!”, lanjut Ummi Azam.
“Hehehe...Azam bau ya Mi?”, jawab Azam sambil menyambar handuk dan berlari kecil menuju kamar mandi.
Wallahu a’lam bishowab
0 comments:
Post a Comment