Dua orang sahabat hendak mengadu nasib ke kota Riyadh. Mereka berjalan beriringan dari rumahnya di pelosok Quba. Sepanjang jalan yang mereka temui hanyalah padang pasir. Salah satu sahabat yang bernama Hasan tiba-tiba menampar sahabatnya Yusuf. Alasannya sangat sepele, Hasan tak sengaja menginjak kaki Yusuf. Hasan yang terkena tamparan merasa sakit hati. Tapi tanpa berkata-kata Hasan menulis di atas pasir : Hari ini sahabat terbaikku menampar pipiku.
Setelah beberapa lama berjalan, dua orang sahabat itu menemukan sebuah oasis. Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di sekitar oasis itu. Lalu Hasan yang merasa tersakiti hatinya memutuskan langsung menyebur ke dalam oasis. Dia mencoba mendingingkan hatinya dan menghilangkan kegalauan hatinya karena sakit hati ditampar oleh sahabatnya. Namun karena oasisnya cukup dalam Hasan hampir tenggelam. Lalu sahabatnya, Yusuf, segera menolong orang yang baru saja ditamparnya itu. Setelah diselamatkan oleh Yusuf dan mulai sadar, Hasan menulis di sebuah batu : Hari ini sahabat terbaikku menyelamatkan nyawaku.
Yusuf merasa heran dan bertanya kepada Hasan :
“Wahai sahabatku, mengapa setelah aku melukai hatimu kau menulisnya di atas pasir. Tapi ketika aku menolongmu kau menulisnya di atas batu?“
Hasan pun menjawab sambil tersenyum:
“Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir. Agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila seorang sahabat menolong kita, maka kita harus memahatnya di atas batu hati kita. Supaya kebaikan itu tetap terkenang dan tidak hilang tertiup waktu.“
Dalam hidup ini sering terjadi kesalahpahaman, baik dengan sahabat ataupun keluarga. Alangkah indahnya apabila semua kesalahpahaman itu tidak dihiraukan dan digantikan dengan kata maaf. Semua rasa sakit dalam hati harus kita tuliskan di atas pasir agar kesalahan itu tertiup bersama angin. Namun ketika ada orang yang berbuat baik kepada kita, kita harus mengukirnya di atas batu. Agar kebaikan itu selalu terukir indah di atas batu hati kita. Dan sakit hati yang mengganggu hati tergantikan dengan kebaikan yang terukir dalam hati. Marilah kita belajar menulis di atas pasir.:DD
Wallahu a’lam bishowab
0 comments:
Post a Comment