Pada mata kuliah Tafsir Klasik, dosen saya, Dr. Muhammad Abdul Kholiq Hasan el-Qudsy bertanya kepada mahasiswanya makna kalamullah. Pertanyaan yang terdengar mudah. Saya pun menjawab kalamullah adalah firman Allah. Beberapa teman saya pun menjawab hal yang sama, kalamullah adalah firman Allah. Kami pikir jawaban kami benar, ternyata beliau menyalahkan jawaban kami. Apa yang salah?, pikir saya.
Ustadz Hasan el-Qudsy menceritakan bahwa beliau pernah mendiskusikan masalah penggunaan kata ‘firman’ dalam penyebutan ayat al-Qur’an (contoh Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 5) dengan salah seorang mahasiswi pasca-nya seorang mantan biarawati. Mahasiswi itu pun menjelaskan bahwa kata ‘firman’ diambil dari kata four man, empat orang tokoh Kristiani (Markus, Lukas, Yohanes, dan Matius).
Apabila kita perhatikan para pendeta ketika menyampaikan khutbahnya dan mengutip ayat-ayat dari Injil, si pendeta akan berkata : “Tuhan Yesus berfirman….atau Firman Allah.” Dalam buku The Bible in the Modern World karya Prof. James Barr menerangkan bahwa istilah firman juga berarti bahwa Alkitab itu berasal dari Allah serta merupakan penyataan kehendakNya. Para ahli teologia beranggapan bahwa firman Allah adalah Yesus Kristus.
Sekarang udah tau kan kalau misalkan firman itu identik –dan memang milik- Kristen. Terus gimana dong? Nah, nggak ada salahnya kalau kita ganti kata firman dengan kalam. Kata kalam juga sudah diakui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Seharusnya kita sebagai orang Muslim harus lebih bangga dengan kata ‘Kalam’ daripada ‘firman’. Karena Kalam diambil dari bahasa Arab yang artinya perkataan. Adapun kalamullah adalah perkataan Allah. Dan al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab. Nggak bakal ada yang nyalahin koq, kalau kamu bilang Allah berkalam dama surat al-Kahfi ayat 15. Kalau ada yang nyalahin lapor ke saya…hehe..:D
So…let’s change firman with Kalam in our daily life. Ajak serta saudara, kerabat, and all the people around us for using Kalam. Help us to do campaign for Kalam…:D
0 comments:
Post a Comment