Wednesday, 10 October 2012

Me and My Dream

1310034489Ketika SMA aku seorang pemimpi. Banyak sekali mimpi dan cita-cita yang aku tuliskan dalam agenda pribadi. Aku juga menuliskannya di selembar kertas dan menempelkannya di lemariku. Kebiasaan menulis mimpi dan cita-cita itu aku mulai dari kelas 1 SMA. Alhamdulillah beberapa dari mimpi itu sudah terelisasi, biidznillah. Dari mulai mimpi yang teramat sederhana hingga mimpi yang luar biasa. Bahkan ingin masuk ke kelas IPA pun aku tuliskan dalam coretan mimpi itu. And it comes true.
Itu dulu. Lulus SMA aku takut untuk bermimpi. Sangat takut. Aku tidak mau kecewa dengan mimpi-mimpi yang tidak bisa terwujud. Pasalnya mimpi dan cita-cita yang sudah aku inginkan, rencanakan, dan aku tuliskan bertentangan dengan keinginan orang tuaku. Orang tuaku punya mimpi. Dan aku punya mimpi. Sebenarnya mimpi kami sama, orang tuaku ingin anaknya sukses dan aku juga ingin sukses. Yang berbeda adalah definisi sukses antara aku dan orang tua. Orang tua yang punya mimpi tapi kenapa harus mimpiku yang dikorbankan? Pikirku waktu itu. Orang tua ingin aku melanjutkan studi di bidang agama. Mereka ingin sekali ada salah satu anaknya yang menggeluti bidang agama. Syukur-syukur ada yang bisa hapal al-Qur’an. Merasa kurang berhasil dengan ketiga kakakku yang lebih memilih ilmu umum, aku pun ‘dikorbankan’. Untungnya aku lebih penurut darip ada ketiga kakak lelakiku. Aku memang batu, tapi tidak sebatu mereka.

Peristiwa itu telah berhasil membuatku pobia dengan mimpi. Bahkan untuk bermimpi memperoleh IPK tinggi pun aku tidak berani. Hampir tiga tahun aku dreamless. Hampir tiga tahun aku lupa dengan sesuatu bernama mimpi. Hidupku terasa hambar dan tak terarah. Tidak ada perencanaan dan tujuan yang jelas. Walhasil hari demi hari kulewati tanpa tujuan. Aku hanya membiarkannya mengalir tanpa arah.
Bangun Riandini....ada apa denganmu? Merasa nyamankah dirimu hidup tanpa mimpi. Untuk apa kamu hidup jika tak punya mimpi? Bahkan untuk masuk surga pun kamu butuh mimpi. Alam bawah sadarku berteriak membangunkanku.
Alhamdulillah di akhir tahun ketiga kuliah, semangat bermimpiku mulai sadar. Setelah hampir 3 tahun koma keinginan untuk membangun mimpi itu kembali sadar. Jazakumullah khairan katsiran for my super asatidz yang bisa membuatku berani bermimpi.
Dan kini aku tidak takut untuk bermimpi. Aku mencoba melanjutkan mimpi-mimpiku dulu dengan beberapa perubahan. Kalau dulu aku ingin melanjutkan studi di luar negeri, US. Sekarang aku ingin melanjutkan studiku di Madinah.
“Emang kamu punya mahram mau belajar di Madinah?”
“Emang bahasa arab kamu lancar?”
“Mau ke Madinah pake apa? Pake daon? Bangun Rahma...”
Terserah, nggak peduli orang mau bicara apa. Aku punya mimpi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menggapainya. Aku punya Allah Sang Maha Pengabul do’a. Aku punya Allah yang selalu siap mendengarkan do’a hamba-Nya. Aku punya Allah yang selalu memudahkan urusan hamba-hambaNya yang mau berjuang. Yah...aku punya Allah.
Dan aku pun sangat berterima kasih kepada kedua orang tuaku yang memiliki mimpi super mulia. Bismillah....biidznillah aku berusaha untuk mewujudkan mimpi orang tuaku yang kini juga menjadi mimpiku. Aku ingin berbakti kepada mereka dan membuat mereka bangga. I'd love to see them cry happy to see my success. Big hug to my beloved parents. Love you with all my heart. May Allah gives you health and easiness.
Dari peristiwa ini saya belajar suatu pelajaran sangat berharga. Jangan putus asa ketika mimpimu belum terwujud. Jangan menyerah ketika mimpimu harus kandas di tengah jalan karena bertentangan dengan keinginan orang tua atau masalah lainnya. Allah tau yang terbaik buat kita. Allah tau yang terbaik untuk hamba-Nya. Mungkin mimpi-mimpi yang selama ini kita inginkan bukanlah yang terbaik bagi kita. Trust me sometimes on the way to the dream you get lost and find a better one...;D What happens to you now is the best thing that given by Allah. Just be grateful and be thankful to Allah.
Bermimpilah dan jangan takut untuk bermimpi. Catatlah mimpi-mimpimu di atas kertas. Insya Allah dengan izin Allah suatu hari impian-impian itu hanya akan menjadi coretan-coretan kisah hidupmua yang sudah terealisasikan. Bacalah mimpi-mimpi yang telah ditulis sesering mungkin untuk memotivasimu dan terus berusaha mewujudkan mimpi itu. Jangan lupa serahkan semuanya kepada Allah dan banyak berdoa. Kita hanya bisa bermimpi, berusaha, dan berdoa. Setelah itu serahkan semuanya kepada Allah.
أنا أريد أنت تريد ونحن نريد والله يفعل ما يريد

0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template