Wednesday 19 October 2011

Dauroh.....Oh Dauroh.........


안녕하세요 요로븐….^^
Hehehe….pamer dikit lah. Ceritanya baru belajar bahasa korea gitu. Maksudnya lagi belajar nulis hanggulnya. Ternyata bahasa korea juga munafik yah, uacapan sama tulisan bacaanya nggak sama. Saya akui dah…ternyata bahasa Arab itu bahasa yang paling jujur, coz ucapan sama tulisan bacanya sama. Hidup bahasa Arab…!! ^o^
Anyway mulazamah itu ternyata nggak gampang yah, kudu mempersiapkan diri mendengarkan Syeikh cuap-cuap panjang dikali lebar tanpa ngantuk. Yaiyalah…sevara kalo ngantuk apa yang dipelajarin coba. belom lagi kalo syeikhnya ngomongnya cepet dan bahasanya susah dimengerti plus bahasannyya susah. Apalagi buat diriku yang bahasa arabnya pas-pasan banget banget. Ngedengerin orang Indonesia ngomong pake bahasa Arab ajah belom tentu ketangkep semua apalagi native speaker dari Arabnya. hohohoho (Bola kali ditangkep)

Jadi begini ceritanya. Di kampusku tahun ini lagi gencar-gencarnya ngadain dauroh sama masayikh dari Syiria. Nah sekarang kebetulan yang dateng adalah Syeikh Musthofa Dib Al-Bugho, seorang syeikh yang karangan bukunya bejibun. Dan alhamdulillahnya di dauroh yang diisi beliau ngebahasa matan ibnu syuja’ dalam fiqih syafi’i. Yah seneng banget yang dibahas masalah fiqih, murajaah dikit lah pelajaran di kelas. Sebenernya nggak bisa dibilang murajaah juga sih, lebih tepatnnya adalah lebih mendalami lagi pelajaran di kelas, secara tutornya syeikh langsung guys. Yah dikit-dikit gue paham lah, nggak keliatan bego-bego banget gitu.
Cuma setiap ikut dauroh satu yang selalu mengganggu pikiranku, ternyata gue masih bodoh banget yah. Masih banyak banget ilmu yang belum aku pelajari. Apalagi kalo ngeliat syeikhnya itu cuap-cuap tanpa pake kitab. Beuh….makin klepek klepek saya. Ngapal Al-Qur’an ajah jungkir balik gimana ngapal kitab-kitab itu. Subhanalllah…Pengen deh bisa apal gitu juga, tapi aku pengennya apal Qur’an dulu dhobit. Yah minimal klo ditanya ini surat apa, ayat berapa, juz berapa, ayatnya tentang apa, lanjutannya apa, bisa jawab lah. Hohoho…Aamiin…Yah kaya Qur’an berjalan gitu lah..^^
Kebetulan Syeikh Musthhofa Dib Al-Bugho dateng ke sini bareng sama istri dan salah satu anaknya. Ngeliat istrinya mengingatkanku sama Annisah Ghina istrinya Syeikh Qurayim Rajih. Rindu sama sosok keibuan beliau. Cuma kalo sama Hajjah ini –istrinya Syeikh Musthofa Dib Al-Bugho- aku belum berkesempatan untuk ngobrol. Sungkan ngobrol sama beliau, she looks like my grandma,,but of course she’s more beautiful…of course she has a sharp nose and also a white skin plus she’s taller and her eyes was so beautiful. Apalagi beliau make kerudungnya ala wanita-wanita arab gitu yang ketutup dagunya truz ditambah kacamata,,beuh cantik banget dah. Hohoho….koq jadi ngomongin keindahan ciptaan Allah yang satu ini yah.
Anyway, khulasoh yang aku dapet selama aku ikut dauroh ini adalah aku jadi tau kalo ilmu fiqih nggak semuanya sama. Maksudnya ada beberapa hukum  fiqih yang berbeda, tentunya bukan yang menyangkut masalah aqidah dan keimanan, hanya berbeda tata cara atau hukumnya, sama seperti mazhab-mazhab fiqih yang ada. Fiqih di negara Syiria beda dengan fiqih di  Saudi Arabia. Misalnya di masalah fiqih akhwat. Menurut syeikh ini perempuan yang sedang dalam keadaan haid tidak diperbolehkan untuk membaca Al-Qur’an (sekalipun untuk menghapalnya atau sekedar mempelajarinya, bukan untuk qiraah tentunya), bahkan menyentuh mushaf pun tidak diperbolehkan. Beliau memakai dalil surat Al-Waqiah ayat 79 ditambah hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dari Ibnu Umar yang tidak memperbolehkan orang yang sedang dalam keadaan junub dan wanita yang sedang haid untuk membaca sesuatu atau satu ayatpun dari Al-Qur’an. Tentunya hal ini cukup mempersulit akhwat-akhwat yang ingin dan sedang menghapal Qur’an. Beda lagi sama syeikh dari Saudi Arabia, Syeikh Syuhri bilang kalo misalkan perempuan yang sedang haid diperbolehkan untuk membaca Al-Qur’an (bukan dengan tujuan qiraah, tetapi untuk pembelajaran dan menghapal) dan membawa mushaf. Alasannya karena yang dimaksud dengan dhomir “هُ” dalam surat Al-Waqiah ayat 79 : “لاَيَمَسُّهُ إِلاَّ الْمُطَهَّرُونَ” adalah Al-Qur’an yang ada di lauhul mafhuzh bukan mushaf yang sekarang ada. Beliau juga beranggapana bahwa wanita yang sedang haid bisa tetap memperbanyak amalnya selain dengan sholat dan tilawatil qur’an yaitu dengan murajaah atau menghapal. Wallahu ‘alam yang paling benar yang mana, yang terpenting hujjah dan dalil pendapat masayikh di atas shahih dan kuat. Nggak asal berhujjah dan memberi dalil yang dipertanyakan keshahihannya. Setiap orang bebas berpendapat, yang penting hujjahnya kuat, dalilnya shahih, dan alasanyna nyambung sama dalil yang diberikan. Jangan kaya orang syiah yang dengan pedenya mengatakan bahwa Syiah itu benar dari Allah, hanya gara-gara dalam surat Ash-Shafaat ayat 83 : “ وَ إِنَ مِنْ شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ” ada kata syiahnya.
Terserah antum mau pakai pendapat dan hujjah yang mana. yang penting adalah amalan yang dikerjakan, bukan malah sibuk sana-sini memperdebatkan masalah dalam beribadah sampe nggak mulai-mulai beribadah tapi malah sibuk debat adu argumentasi saling membenarkan pendapat masing-masing dan menyalahkan pendapat yang lain.
고마워요…^^
Wallahu ‘alam bishowab.
Auditorium Isykarima, di tengah ke-cengok-an mendengarkan dauroh Syeikh Musthofa Dib Al-Bugho. hohoho --“

0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template