Monday, 30 April 2012

Look Around and Be Happy..:D

Berada di sekitar orang-orang yang kurang berkecukupan ternyata menyenangkan. Yang pertama kita bisa menjadi orang yang lebih bersyukur apabila melihat keadaan mereka yang sebar pas-pasan. Makan sehari belum tentu tiga kali, bahkan terkadang harus berpuasa daud, alias sehari sahur, sehari buka. Dan kita seharusnya bersyukur, ketika ingin makan sudah tersedia di atas meja makan, nggak perlu masak dulu, atau nggak perlu repot-repot mencari makanan yang bisa dimakan. Tapi kadang kita masih kurang mensyukuri semua makanan yang dengan mudah kita dapatkan tanpa harus bersusah payah.

Sebenarnya tulisan ini sebagai bahan muhasabah bagi saya. Karena saya juga masih sering kurang mensyukuri makanan yang ada. Terlebih lagi ketika berada di asrama. Saya sering nggak makan ketika melihat lauknya kurang menggugah selera. Di rumah juga saya jarang makan, padahal ibu sudah susah-susah masak ini itu biar anaknya mau makan. Tapi emang sayanya ajah yang males makan. (jjjiiiiiiaaaaaaaah jadi curcol…:P)

Selain bisa lebih bersyukur  dengan apa yang Allah berikan, berada di sekitar orang-orang yang kurang berkecukupan bisa menumbuhkan rasa penyayang dalam diri kita. Dengan berada di sekitar mereka kita bisa lebih memperhatikan keadaan mereka. Jiwa penyayang akan tumbuh biidznillah. Ya….saya katakan biidznillah karena hanya orang-orang yang Allah kehendaki lah yang akan terbuka hatinya ketika berada di antara fuqara’ dan masakiin. Dan beruntunglah orang-orang yang Allah berikan jiwa penyayang itu, karena itu berarti Allah tidak menutup pintu hati mereka dari hidayah Allah, dan hatinya tidak mati.

Berada di sekitar orang-orang yang kurang berkecukupan juga bisa membuat kita lebih tawadhu’ dan qonaah. Maksudanya adalah kita bisa merasa lebih berkecukupan dengan apa-apa yang kita miliki dan Allah berikan kepada kita. Tamak dan serakah akan tergantikan dengan tawadhu’ dan qonaah. Dan akhirnya kita bisa jadi lebih bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan.

Berada di sekitar mereka juga bisa menambah amalan pahala kita, yaitu dengan bersedekah dan berinfaq. Ingat dalam harta kita ada hak mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Adz-Dzaariyat ayat 19 :

وَفِي أَمْوالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”

Bagi saya pribadi, berada di sekitar orang-orang yang kurang berkecukupan, hati saya lebih tentram dan nyaman. Saya juga bisa terhindar dari hedonismenya orang-orang kota. Dan saya jadi lebih menyadari bahwa materi itu bukan segalanya dan itu cuma semata-mata untuk mengejar dunia. Saya kagum dengan orang-orang yang kurang berkecukupan tapi mampu untuk bersabar dan ikhlas dengan takdir mereka. Mereka tidak pernah mengeluh, dan selalu bersyukur walaupun untuk membuat dapur mengepul saja sulit. Mereka tangguh dan kuat melakukan apapun demi menyambung hidup. Mereka lebih mandiri dan terampil, mau makan harus masak sendiri, atau bahkan harus memetik sayuran sendiri yang ingin dimasak. Segala sesuatunya mereka lakukan sendiri. Mereka merasa tetap sabar dan bahagia walaupun kehidupannya serba pas-pasan. Menurut saya mereka adalah orang-orang yang sangat berkecukupan, karena hati mereka tidak miskin dari mengingat Allah dan nrimo takdir gusti Allah.

Berbeda dengan orang-orang yang Allah berikan kelebihan materi. Karena materi mereka yang berlebih, mereka merasa menjadi raja. Mereka bebas menyuruh-nyuruh orang di sekitarnya karena mereka punya uang dan merasa bisa membayar orang-orang di sekitarnya dengan uang yang mereka miliki (nggak semuanya sih). Apa-apa minta dilayani, makan diambilin, baju dicuciin, bahkan sepatu pun harus dipakaikan. Nggak heran kalau banyak mental mereka adalah mental-mental anak mamih dan manja, dan kurang memiliki sikap pekerja keras. Maklum, segala sesuatu yang mereka butuhkan serba dilayani. Makan tinggal makan, nggak perlu masak. Mau beli apapun tinggal minta sama orang tua. Segalanya serba berkecukupan jadi nggak perlu kerja keras.

Tapi itu nggak semuanya lho! Ada juga koq orang kaya yang tawadhu’, qonaah, selalu bersyukur, dan pekerja keras, juga mandiri. Dan ada juga orang yang kurang mampu tapi nggak pernah bersyukur dan selalu menyalahkan takdir kenapa dia dilahirkan dalam keadaan seperti itu. Kalau kakak saya bilang, udah miskin blagu pula.

Yang lebih baik adalah jadi orang yang kaya harta juga jaya kaya hati. Kaya harta supaya bisa terus bershodaqoh dan berinfaq di jalan Allah. Kaya hati supaya tidak jadi orang yang tamak dan serakah. And I wanna be this type…:DD

0 comments:

Post a Comment

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template