“Ummi, Delisa punya masalah. Delisa pusing
mikirinnya ummi. Delisa gak bisa konsentrasi belajar. Makan juga jadi gak nafsu”,
keluh sang anak kepada ibunya.
“Emang Delisa punya masalah apa gitu
sampai gak bisa belajar sama gak nafsu makan segala?”, tanya sang ibu kepada
anaknya.
Lalu si anak menjawab : “Delisa
difitnah ngambil uangnya Tiur yang buat bayar SPP, padahal Delisa kan gak tau
apa-apa Mi, terus sekarang Tiur marah sama Delisa.”
“Lho emangnya Delisa gak bilang ke
Tiur bukan Delisa yang ngambil?”
“Udah Mi. Tapi Tiurnya gak percaya.
Ya udah kalo gitu Delisa gak mau ketemu Tiur lagi deh Mi. Delisa pindah sekolah
aja ya Mi biar gak ketemu Tiur lagi. Biar Delisa gak pusing lagi mikirin
masalah ini.”
“Habisnya Mi, Delisa pusing
mikirinnya. Mendingan juga Delisa jauhin aja masalahnya.”
“Delisa, masalah itu bumbu
kehidupan. Kalo misalkan Delisa ngejauhin masalah hidup Delisa jadi gak sedap
kaya sayur tanpa garam. Dengan menjauhi masalah kita justru akan semakin pusing
karena akan datang masalah baru. Ada sebuah kisah tentang kopi, telur, dan
wortel. Kopi, telur, dan wortel direbus
didalam air panas. Telur yang tadinya lembek ketika diangkat dari air panas
tersebut menjadi keras, sedangkan wortel yang tadinya keras setelah direbus
menjadi lembek, dan kopi yang berupa serbuk dengan aroma harum sebelum direbus setelah
direbus dengan air panas mencair menjadi satu dengan air dan tetap memiliki
aroma harum. Anakku, air panas yang digunakkan untuk merebus kopi, telur, dan
wortel kita umpamakan sebagai masalah yang sedang kita hadapi. Sedangkan kopi,
telur, dan wortel adalah perumpamaan sikap kita dalam menghadapi masalah. Delisa
jangan menjadi seperti telur yang lembek namun ketika masalah menimpa Delisa
malah menjadi orang yang keras seperti telur yang telah direbus. Dan Delisa juga jangan menjadi seperti wortel
yang keras namun ketika ada masalah Delisa malah menjadi lembek. Tapi Delisa
harus jadi seperti kopi yang selalu harum ketika masalah menimpa ataupun tidak,” nasehat
ibunya membuatnya tertegun dan berfikir.
“Delisa lupa ya, Delisa kan masih
punya Allah SWT yang selalu mendengar do’a hamba-Nya. Berdoalah kepada Allah
minta kemudahan dalam menghadapi masalah, Insya Allah do’a Delisa dikabulkan
sama Allah. Allah berfirman ‘Berdo’alah kepada-Ku, nisacaya akan Aku kabulkan’.
Delisa bila engkau menganggap masalah adalah sebagai beban, Delisa mungkin akan
menghindarinya. Bila Delisa menganggap masalah sebagai tantangan, Delisa mungkin
akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat Delisa terima
dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, Delisa akan melihat keberhasilan di
balik setiap masalah. Delisa coba lagi deh ngomong sama Tiur baik-baik, Insya
Allah Tiur gak marah lagi Delisa,” lanjut ibunya.
Cerita anak di atas mengajarkan kita
bagaimana menghadapi masalah. Dengan masalah orang akan menjadi lebih dewasa. Masalah
adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah
menjadi kekuatan untuk suksesmu. Tanpa masalah, kau tak layak memasuki jalan
keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, oleh karena itulah terimalah
sebagai hadiah. Kita harus bisa menjadi seperti kopi dalam menghadapi masalah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan
oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi.
Bukan pula eraman hangat di malam-malam
yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang
tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh
keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Sesaat kemudian, bukan kematian
yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang yang terbang. Bila anda
tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.
Sebagai seorang Mu’min, dalam
menghadapi masalah kita harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah. Kita
sebagai hamba Allah memiliki Allah ‘azza wa jalla yang selalu mendengarkan do’a
setiap hamba-Nya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita dalam menghadapi
masalah. Wallahu ‘alam bishowab
0 comments:
Post a Comment