Ini adalah pesan dari Sheikh Ali Thanthawi
kepada seluruh muslimah di dunia.
Wahai Putriku.....
Putriku tercinta ! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit getirnya duni. Oleh karena itu, dengarlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.
Kami telah menulis dan
mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kebejatan, dan mengekang hawa nafsu,
sampai pena tumpul, dan mulut letih, dan kami tidak menghasilkan apa-apa.
Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan
telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian
lengan, betis, dan lehernya. Kami belum menemukan cara
untuk memperbaiki, kami juga belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan
itu ada di depanmu putrikmu ! kuncinya berada ditanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong desa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikan bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silahkan masuk.....ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling...! tolong...tolong...saya kemalingan.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong desa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikan bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silahkan masuk.....ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling...! tolong...tolong...saya kemalingan.
Demi Allah...dalam khayalan
seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu ia telah telanjangi
pakaiannya.
Demi Allah...begitulah,
jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat
gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai
seorang sahabat.
Demi Allah...ia telah bohong
!, senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan
perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan untuk
mencapai tujuannya, atau paling tidak, pemuda itu sendiri merasa bahwa itu
adalah rayuan ! Setelah itu apa yang terjadi? Apa wahai putriku? Coba kau
pikirkan !!!
Kalian berdua sesaat berada
dalam kernikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap
akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari
mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engkaulah yang menanggung beban
kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu
engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan
mengampunimu selamanya.
Bila engkau bertemu dengan
pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat
lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu
lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua
orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan
mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan
maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi
adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan,
popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah
menjadi istri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau
menikahi wanita tunasusila, sekalipun ia lelaki yang teramat sangat tidak baik
(hidung belang), apabila akan menikah tidak akan memilih 'perempuan nakal’, akan
tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu runah
tanggga dan ibu putra-putrinya adalah seorang wanita anormal.
Sesungguhnya krisis perempuan
terjadi disebabkan kalian kaum wanita ! Krisis perkawinan terjadi disebabkan
perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan istri,
akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk menikah tidak mendapatkan
suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum sadar juga? Mengapa kalian tidak
mencoba memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu
daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti
bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban
kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.
Maka hendaklah kalian
mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertakwa,
peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti
terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang, maka beritahukan
akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka :’ Kalian
adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda
mendatangi kalian dan berebut disekitar kalian, akan tetapi apakah kecantikan
dan keremajaan itu kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal.
Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung
bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa
yang akan simpati?
Tahukah kalian, siapakah yang
memperhatikan, menghormati, dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan
para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah
rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana
dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kenikmatan itu
sebanding dengan penderitaan diatas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan
kenikmatan sementara?
Dan berilah nasehat-nasehat
yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak
kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut
dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga
wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh
jalan yang salah.
Saya tidak minta kalian untuk
mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi kepribadian muslimah
yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak
sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.
Perbaikkan tersebut tidak
dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, melainkan
dengan kembali kejalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju
kejelakan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal orang yang
tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah
sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang
wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang
bukan mahramnya. Istri tanpa tutup wajah, bukan berarti ia boleh menyambut
kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu dikereta, bertemu
dijalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria disekolah,
berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa
Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain
dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, ataupun seluruh penduduk dunia
tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus
rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
Mereka menggembor-gemborkan
emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua
sebab :
Pertama : Karena itu semua mereka lakukan untuk
memberikan kepuasan kepada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmtan melihat
anggota badan yang terbuka dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka
bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu
mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada
artinya, kemajuan, mordernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang
lain yang tanpa makna bagaikan gendang.
Kedua : Mereka bohong, karena mereka bermakmumkan
pada dunia barat, menjadikan barat bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat
memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London,
Berlin, dan New York. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di
sekolah, buka aurat di lapangan, dan berbikini di pantai atau di kolam renang.
Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur,
sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid,
0 comments:
Post a Comment