Tuesday, 10 April 2012

Balada si Zaid

Akhir-akhir ini si Zaid naik daun. Di inna wa akhwatiha muncul. Terus di lam Al-Muzahlaqoh juga menampakkan batang hidung. Di lam nafiyah li Al-jinsi juga nongol. Dan hari ini, si Zaid muncul lagi di masalah zhonna wa akhwatiha. Hebat sekali si Zaid pamornya naik. Tapi terkadang dia nggak sendirian, tapi ditemani sama Muhammad.

Tapi kasihannya, di setiap kemunculannya dia tidak pernah duduk (jaalisun) tapi selalu berdiri (qooimun). Dan dia selalu berganti kedudukan di setiap sesi kemunculannya. Pada inna wa akhwatiha dia muncul sebagai ismu inna mansubun, dalam inna zaydan qooimuun. Begitu juga di sesi lam Al-Muzahlaqoh, si Zaid masih menempati posisi ismu inna mansubun, soalnya lam Al-Muzahlaqoh-nya muncul di belakang si Zaid, jadi nggak terlalu ngaruh. Inna zaydan lathoaamaka aakilaan.

CIMG1204

Di lam nafiyah li Al-jinsi, kebetulansi Zaid jadi nakiroh perannya, laa zayda fii ad-dari wa laa umar. Nah kalau di zhonna wa akhwatiha dia berubah jadi maf’ul (hebat ya si Zaid, banyak banget perannya), yaitu zhonna zaydan qooiman. Di sini dia jadi maf’ul pertama. Tapi dia bisa jadi mubtada’ juga ternyata ketika bertemu dengan zhonna, yaitu zaydun qooimun zhonantu,

Nah di zhonna wa akhwatiha ini dia ditemenin sama Muhammad. Tapi kasian banget deh, Zaid kebagian peran berdiri dan Muhammad dapet peran duduk. Soalnya yang selalu disebutin zaydun qooimun, tapi waktu Muhammad malah muhammadun yajlisun. Sepertinya sudah  takdirnya si Zaid.

CIMG1200-tile Pasti pada bingung kan sama apa yang saya tulis. Sama saya juga bingung. Tulisan ini adalah efek dari kebingungan yang melanda di kala daurah al-mukasafah al-lughowiyah, kuliah umum bareng sama Syeikh Hisyam Hasan Al-Bahriyah. Hehehehheehehehe.  Baru dauroh 4 hari aja nafsu makan udah bertambah. Gimana nggak, dauroh benar-benar menguras otak. Waktu dauroh aja mukanya udah pada aneh-aneh, yang pake songkok, bentuknya pada nggak beraturan. Ketika awal pelajaran jam 8 pagi, penampilannya masih pada necis dan rapi-rapi. Tapi ntar jam 9-an bentuknya udah pada nggak karuan. Ada yang songkoknya miring lah, ada dimundurin ke belakang kaya si Unyil lah, ada juga yang sampe di lepas. Udah gitu, biasanya mendekati jam 9 udah mulai pada garuk-garuk kepala yang kayaknya nggak gatel. Lebih lucu lagi kalau udah di suruh i’rab sama Syeikh Hisyam, mukanya makin kusut dah kaya benang kusut. Hhohohohohoho….

Ternyata begini ini kah rasanya dauroh yang khusus bahasa. Mana yang dibahas masalah nahwu lagi. Subhanallah, gimana ntar pas waktu shorof ya….-.-“

Baru empat hari berkutik kembali dengan kitab qothrunnada, yang muncul dalam benak itu majrur, mansub, fii mahali nasbi, fa’il marfu’, ismu majrur, mudhof ilayhi, na’tu, sadda maa sadda maf’ulay, ma’mul, dan para sahabatnya. Di asrama juga obrolannya nggak jauh-jauh dari i’rab dan rekan-rekannya. Malahan waktu lagi makan yang kebayang di pikiran itu jumlah i’tiirodhiyah, laa mahala lahaa minal i’rab, fi’il, fa’il, ma’mul, harfu tawkiid, dan berbagai macam i’rab lainnya. Terkadang saya mikir, jangan-jangan saya sudah dirasuki hantu i’rab. Atau jangan-jangan otak saya agak nggak beres gara-gara mikirin i’rab. Saya pun sering bertanya kepada teman-teman saya, apakah saya masih normal?

Dan ternyata jawabannya adalah : Alhamdulillah saya masih normal. Soalnya saya masih bisa bedain mana cabe dan mana permen. Lega rasanya i’rab nggak bikin  otak dan jiwa saya terganggu.  Heheheheehe…mana sempet digantung sama zhanna lagi gara si Zaid.

1 comments:

 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template