Galau…sebuah kata yang sudah ada sejak dulu, tapi kini terangkat lagi menjadi trend anak muda. Kata ini mulai booming kembali di situs-situs jejaring sosial saat ini. Berbagai media elektronik. lainnya pun tidak mau kalah untuk ikut mempopulerkan kata ‘galau’ ini. Malah ada sebuah iklan salah satu operator telepon seluler yang slogannya begini ”Tanpamu aku galau!“. Duh...duh...duh....hampir keseharian kita dicekoki dengan kata ’galau‘. Ketika hape hilang buat status di facebook ’galau’, ujian dapet nilai sisir (baca E) tweetnya ’galau’, kantong menipis share di google plus ‘galau’, dan segala hal yang tidak mengenakkan plus bikin bete, kata-kata yang pertama keluar adalah galau. Sebenarnya apa sih galau itu?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata galau apabila diberi imbuhan ber-, bergalau memiliki makna sibuk beramai-ramai, ramai sekali, kacau tidak keruan (pikiran). Sedangkan apabila diberi imbuhan ke-an, kegalauan maka maknanya adalah sifat (keadaan hal) galau. Jadi, galau itu lebih condong kepada hal-hal yang tidak mengenakkan hati, bikin bete, bad mood, kacau, nggak karuan. Nah lho...sebegitu kacaukah keadaan yang dialami sampai harus mengucap kata ‘galau’?
Setiap orang pasti pernah merasakan ’galau’, bete, bad mood, ataupun gelisah. Tapi terkadang masalah yang dihadapi tidak terlalu besar. Namun karena otak sudah memberi sinyal ’galau’, masalah yang tadinya kecil pun akhirnya menjadi besar. Misalnya saja si Ani yang tidak bisa menemukan dompetnya di dalam tas. Ani sudah tiga kali membongkar isi tasnya tapi tetap saja tidak bisa menemukan dompetnya. Semua teman sekelasnya sudah ia tanya, tapi tidak ada yang tahu di mana dompetnya. Walhasil dia berkata kepada teman-temannya: ”Galau nih…dompetku nggak ada di tas. Gimana dong?”
Perkataan ’galau’ yang dia ucapkan bukannya membuat dirinya tambah tenang, tapi malah sebaliknya. Dia semakin khawatir kalau dompetnya benar-benar hilang, karena ia baru saja diberi uang orang tuanya untuk membayar kuliah semester ini. Sampai-sampai ia lupa kalau pagi ini ada kuis mata kuliah statistika. Semua rumus-rumus statistika yang sudah dia hapal semalaman pun menguap karena kekhawatiran akan dompetnya yang hilang. Kemudian ketika kuliah selesai teman satu kost Ani meneleponnya dan memberi tahu kalau ternyata dompetnya tertinggal di atas meja. Ani pun menjadi tenang, tetapi ia menyesal karena kegalauannya membuat konsentrasinya buyar ketika kuis statistika.
Nah saudariku, keadaan diri seseorang sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Ketika Ani berpikir galau, dan seluruh otaknya dipenuhi dengan kata ’galau‘, jadilah hari-hari yang dia lalui pun menjadi ’galau‘. Hal ini biasa disebut juga dengan sugesti. Apabila kita tersugesti oleh satu pikiran, maka sudah barang tentu apapun yang kita kerjakan akan sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mempertimbangkan kembali untuk menggunakan kata ’galau‘ ini.
Saudariku, Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 40 :
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
"Janganlah engkau bersedih, Sesungguhnya Allah bersama kita."
Ayat ini bisa menjadi kekuatan bagi kita, ummat Islam dalam setiap kegelisahan yang kita hadapi. Bahwa dalam setiap persoalan yang tidak kunjung terselesaikan, ada Allah yang bisa membantu kita untuk menyelesaikan masalah itu. Tinggal bagaimana kita menghadapi masalah, kegelesihan, dan kegalauan yang menimpa dirik kita.
Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam juga mengajarkan sebuah do’a ampuh dikala kesedihan dan kebingungan melanda, yaitu :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Yang artinya “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari duka cita, kesedihan, kelemahan, kemalasan, kebakhilan, kebodohan, tekanan hutang, dan paksaan orang lain.“ (Lihat Shohih Bukhari Li ibni Bathaal, bab Man Ghozaa Bishobiyyi Lilkhidmati)
Bila do’a ini diucapkan setiap pagi dan petang, Insya Allah si ’galau‘ bakalan jauh-jauh deh dari kita. Bukan hanya itu, rasa malas juga ogah mendekati kita. Yang penting bukan hanya sekedar berdo’a, tapi kita juga harus berusaha semaksimal kita melawan kegalauan dan kemalasan. Ketika si ’galau‘ mulai datang, cepet-cepet deh baca do’a ini. Dan biar senjatanya makin ampuh, ditambah lagi dengan perbanyak dzikir kepada Allah. Insya Allah si ’galau’ mikir-mikir untuk menyerang kita. Karena dengan memperbanyak dzikir kepada Allah, hati akan menjadi lebih tentram dan tenang. Dan jangan lupa untuk selalu ber-positive thinking dan ber-husnuzhan. Karena dengan berpikiran positif, segala bentuk kesulitan dan beban yang ada akan terasa lebih ringan. So, jangan mau jadi muslimah galau! Daripada ngegalau mendingan kita hepi..:D
Wallahu a’lam bishowab
0 comments:
Post a Comment