Membaca Diri Sendiri

Kaum Muslimin nampaknya sudah mafhum, bahwasanya ayat yang pertama kali diturunkan adalah Iqra’, perintah untuk membaca. Perintah pertama yang Allah sampaikan kepada Kanjeng Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah membaca. Bukan sholat, zakat, maupun puasa. Sejarah menyebutkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang ummiy (tidak pandai membaca dan menulis).

Ini menggambarkan bahwa, membaca adalah hal penting bagi kaum Muslimin. Karena dengan membaca berbagai ilmu dapat diketahui. Seseorang tidak dapat sholat dengan baik, kecuali dengan membaca. Begitupun dengan zakat dan puasa. Okelah, banyak ustadz maupun ahlul ‘ilmi yang menjelaskan perkara sholat, zakat maupun puasa. Tapi para ahli ilmu ini mengetahui tata caranya juga dari membaca. Membaca literatur, tulisan maupun fatwa-fatwa ulama, hadits juga al-Qur’an.

Aktivitas membaca sendiri memiliki cakupan luas, bukan hanya sekedar membaca literatur-literatur ilmu pengetahun tertulis, tetapi juga membaca jagad raya, baik di langit maupun di bumi. Bukankah Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mentadaburi alam semesta ini?

Prof. Imam Suprayogo pernah berkata, orang pandai adalah mereka yang pandai membaca. Ahli ekonomi adalah mereka yang pandai membaca situasi ekonomi. Ahli politik adalah mereka yang pandai membaca dunia perpolitikan, begitu pun dengan ahli sosial maupun sains. Para ahli adalah mereka yang pandai membaca dunia keilmuan yang ditekuninya.

Akan lebih baik apabila proses membaca ini dilakukan pada diri sendiri. Maksudnya kita bisa memulai belajar pada diri sendiri. Misalnya dengan menyadari hal-hal apa yang kita sukai dan tidak disukai. Kita tidak suka jika orang lain berbohong pada kita, berarti kita jangan berbohong kepada orang lain. Kita suka apabila orang lain menolong kita sekecil apapun pertolongannya, berarti kita juga harus menolong orang lain. Diri ini senang disayangi dan dikasihi, berarti kita juga harus menyayangi dan mengasihi orang lain. Kita benci dengan orang-orang yang suka berkata kasar, berarti kita juga harus menjaga lisan kita dari ucapan-ucapan kasar kepada orang lain.

Anda paling benci ketika sedang mengantri ada orang yang nyerobot. Maka Anda harus membudayakan antri dan jangan jadi tuang serobot. Anda tidak senang ketika ada orang yang membuang sampah sembarangan di daerah privasi Anda. Berarti Anda juga jangan membuang sampah sembarangan di tempat orang.

Untuk para kaum hawa yang hobi ngegosip atawa ngeghibah, coba tanyakan kepada diri sendiri. Seneng nggak digosipin atau dighibahin? Kalau tidak senang, berarti ya jangan ngegosipin atau ngeghibahin orang lain. Simpel kan?

Mas Chifrul el-Hamasah berkicau di status facebooknya. Konsep hidup tersimpel adalah WYGIWYG, maksudnya What You Get Is What You Give. Apa yang Anda dapatkan adalah apa yang Anda berikan untuk orang lain. Mungkin bisa kita ganti dengan, perilaku orang lain terhadap Anda sesuai dengan perilaku Anda terhadap orang lain.

Bercermin, hal yang sangat disenangi oleh banyak kaum hawa merupakan bagian dari proses membaca diri sendiri. Bang Darwis Tere-Liye berpesan 'Bercermin, ngaca, adalah tabiat orang-orang yang paham agamanya. Ada banyak sekali nasihat yang menyuruh kita rajin-rajin bercermin. Dan itu bukan cuma memperhatikan jerawat di wajah.' Dengan bercermin pada diri sendiri, kita tahu mana hal yang kita sukai dan tidak. Dari situ kita bisa membuat resume hal-hal apa saja yang disukai dan tidak disukai orang lain.

Buat Anda yang tidak hobi membaca, tenanglah kawan. Aktivitas membaca yang satu ini tidak perlu membuat Anda duduk berlama-lama di depan buku. Cukup bertanya pada diri sendiri kemudian merenungi jawabannya. Bisa sambil duduk, berbaring maupun berdiri. Selamat Membaca Diri Anda Sendiri dan mengintrospeksi diri juga muhasabah diri.

Wallahu ta'ala a'lam

*Ah... rasanya saya tak pantas membuat postingan seperti ini. Hipokrit sekali saya. Biarlah. Semoga tulisan ini menambah varian hobi membaca saya dan membuat saya lebih mawas diri. Semoga bermanfaat :D