Di setiap buku tentang Ilmu al-Qur’an atau Uluumul qur’an pasti dijelaskan tentang perbedaan antara al-Qur’an dan Hadits Qudsi. Kalau al-Qur’an pasti udah pada mafhum, (kalau belum sila cek Apa itu al-Qur’an? in my other blog ;D). Terus kalau hadits Qudsi mungkin masih terdengar asing bagi sebagian dari kita. Pada postingan kali ini mimin mencoba memaparkan apa itu hadits Qudsi dan perbedaannya dengan al-Qur’an.
Definisi Hadits
Hadits secara bahasa adalah ضِدُّ القَدِيْم (lawan dari lama). Sedangkan secara etimologi hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan, atau sifat. Misal dari perkataan beliau adalah :
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمْ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيْهِ
“Tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak beguna baginya.” (HR. Tirmidzi)
Adapun yang merupakan perbuatan adalah tata cara sholat. Beliau bersabda :
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِيْ أُصَلِّي
“Sholatlah seperti kalian melihat aku sholat.” (HR. Bukhari)
Sedangkan yang merupakan taqrir atau penetapan misalnya ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengutus orang dalam suatu peperangan. Orang itu selalu membaca suatu bacaan dalam shalat yang diakhiri dengan Qul huwallahu ahad. Setelah pulang, mereka menyampaikan hal itu kepada Nabi. Lalu Nabi berkata, “Tanyakan kepadanya mengapa dia berbuat demikian!” Mereka pun menanyakannya. Dan orang itu menjawab : “Kalimat itu adalah sifat Allah dan aku suka membacanya. Maka Nabi menjawab : ”Katakan padanya bahwa Allah pun menyukainya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Adapun yang berbentuk sifat seperti yang diriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras, dan tidak pula kasar, tidak suka berteriak keras, tidak pula berbicara kotor, dan tidak juga suka mencela.
Definisi Hadits Qudsi
Kata Qudsi dinisbahkan kepada kata Quds (kesucian). Penisbatan ini menunjukkan ta’zhim (hormat akan kebesaran dan kesuciannya). Secara istilah adalah suatu hadits yang oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam disandarkan kepada Allah. Gampangnya hadits Qudsi itu maknanya dari Allah tapi lafazhnya dari Rasulullah.
Contoh hadits Qudsi seperti ini, sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
” لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ، كَتَبَ فِي كِتَابِهِ عَلَى نَفْسِهِ، فَهُوَ مَوْضُوعٌ عِنْدَهُ: إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي”
“Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku) mengalahkan murka-Ku.” (HR. Muslim)
Perbedaan al-Qur’an dan Hadits Qudsi
Al-Qur’an
|
Hadits Qudsi
|
Lafazh dan maknanya dari Allah
|
Lafazhnya dari Rasulullah dan maknanya dari Allah
|
Membacanya merupakan ibadah, karena itu al-Qur’an dibaca dalam shalat
|
Hadits Qudsi tidak dibaca dalam shalat dan Allah memberi pahala hadits Qudsi secara umum saja dan tidak mendapat pahala seperti membaca al-Qur’an.
|
Ditulis dalam lembaran-lembaran
|
Ditulis dalam buku-buku hadits
|
Dianjurkan membacanya dalam keadaan suci
|
Tidak harus membaca dalam keadaan suci
|
Manquul bit tawatiir (disampaikan secara mutawattir –diriwayatkan oleh banyak orang-) sehingga kepastiannya sudah mutlak (qath’i ats-tsubut)
|
Hadits Qudsi sebagian besar memiliki derajat khabar ahad sehingga kepastiannya merupakan dugaan (zhanni ats-tsubut). Ada kalanya juga shahih, terkadang hasan, dan ada pula yang dha’if (lemah)
|
Seluruh bagian dari al-Qur’an adalah mu’jizat
|
Bukan merupakan mu’jizat
|
Itulah sedikit pemaparan tentang hadits qudsi dan perbedaan antara hadits qudsi dan al-Qur’an. Semoga pemaparan yang sedikit ini bisa bermanfaat buat Anda…Happy reading guys..;D
Wallahu ta’ala a’lam
Sumber :
- Mabahits fii Ulumul Qur’an, Sheikh Manna al-Qaththan
- Uluumul Qur’anul Kariim, Sheikh Doktor Nuruddin ‘Itr
0 comments:
Post a Comment