“Hey dunia gue udah jadi
mahasiswa lho!”
Terus kenapa? Emang apa sih
kerennya jadi mahasiswa?
“Jadi mahasiswa nggak perlu pake
seragam putih abu-abu kaya anak SMA.” (Bener sih)
“Enaknya jadi mahasiswa, kita
punya jas almamater yang kalau kita pakai kemanapun langsung dikenal, ‘Liat deh
itu mahasiswa UI pake jaket kuning’ atau ‘Wah jas karung goni mahasiswa UGM’ or
‘Wah jas berlogo ganesha, pasti itu anak ITB’” (Oke argumen diterima)
Okeh.. selamat... Anda sekarang
telah menjadi Mahasiswa. Teyus? (sejak kapan saya kena virus alay yak)
Kawan.. memulai hidup baru di
dunia kampus memang sangat menyenangkan. Banyak hal baru yang akan
menghampirimu. Dari mulai teman baru, lingkungan baru, baju baru, pelajaran
baru, organisasi baru, dan hal-hal baru lainnya. Buat sebagian mahasiswa
mungkin ini adalah pengalaman pertama mereka jauh dari orang tua dan harus
mandiri hidup di kost-an. Biasa di rumah makan serba ada, ketika di kost harus
nyari sana-sini. Di rumah biasa makan makanan 4 sehat 5 sempurna, tapi waktu
nge-kost harus rela berteman akrab dengan mi instan.
Nah sudah barang tentu banyak
yang terkena cultural shock dengan suasana baru ini. Oleh karena itu
mahasiswa baru dituntut untuk bisa mengatur keuangannya –apalagi yang dikasih
duit jajan pas-pasan-, bisa disiplin dengan waktunya, juga mandiri mangatur
semua urusannya. Jangan lupa untuk membuka diri bersosialisasi sama temen-temen
baru dan para senior coz mereka adalah keluarga baru kalian.
Banyak yang ketika menjadi
mahasiswa mereka merasa mereka hidup bebas. Mereka bebas melakukan apa yang
mereka inginkan. Bebas pergi sama siapa aja, bebas ngapain aja, bebas hang
out ke mana aja. Mahasiswa kan nggak perlu diatur-atur lagi sama mama and
papa di rumah. ‘Mahasiswa gitu lho!’
Kawan.. bukan berarti karena kamu
mahasiswa kamu bebas ngelakuin apa aja dan nggak ada aturan. Siapa bilang? Kamu
masih hidup di dunia kan? Dan di dunia masih ada aturan-aturan yang harus kamu
taati. Sebagai seorang Muslim wajib bagi kamu menaati aturan Allah yang
tercantum dalam al-Quran dan dilengkapi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam dengan as-Sunnah. Menjadi mahasiswa bukan berarti menggugurkan
kewajiban-kewajiban kamu terhadap Allah. Sholat lima waktu harus tetap dijaga.
Pergaulan juga harus pinter milih-milih, apalagi kalau kamu tipe orang yang
mudah terbawa dan bukan ngebawa. Kita semua tahu kalau pergaulan sekarang ini
makin bebas, lebih bebas dari pasar bebas malah (maksud?). Nggak heran
kalau banyak perempuan yang terpakasa harus married by accident di
saat kuliah belum selesai. Kalau dulu orang hamil di luar nikah itu hal yang teramat
sangat tabu, tapi sekarang jadi terlihat biasa aja. Nah lho! Asal jangan
dijadiin trend aja.
Kalau kamu mau tetap survive
jadi mahasiswa, kamu harus punya prinsip dan idealis biar kamu nggak
terombang-ambing ke sana kemari. Apalagi kampus adalah sebuah lingkungan
heterogen dengan berbagai kelompok mahasiswa. Tanpa prinsip siap-siap lah kamu dilindas sama
temen-temen kamu yang lain. (pengalaman dari temen-temen lain)
Yang terpenting adalah kamu
tanyakan pada diri kamu, BUAT APA KAMU KULIAH?
Buat dapet gelar sarjana kah?
Biar gaya kah? Atau sekedar ngikutin kemauan orang tua doang?
Lantas kalau udah jadi sarjana
kamu mau apa. Gelar sarjanamu itu pasti bakalan ditanya sama orang-orang
sekampung “Apa yang udah kamu lakuin dengan gelar sarjanamu itu?”
Apalagi kalau kamu tahu ternyata
yang bayarin uang kuliah kamu adalah tukang becak yang belum tentu bisa
membiayai anaknya sendiri untuk kuliah.
‘Aku kuliah biar bisa dapet
pekerjaan brgengsi dengan ijazah PTN !’
Apakah kamu kuliah cuma buat
ngenyangin perut kamu doang. Sementara orang-orang yang dulu bayarin kuliah
kamu harus jadi pengangguran. Parah lagi kalau kamu justru menambah daftar nama
deretan pengangguran di Indonesia. Nggak mau kan?
So, renewing your aim being a
college student!
Wallahu ta'ala
NB : It was Putri’s request for OSPEK
in her univ... I never though I could make this note. It’s a self reflection
for ma self.. and I hope this could inspire you :D
0 comments:
Post a Comment