Wednesday 27 February 2013

Merajut Asa Menggapai Cita

0 comments
A month ago, January 26 2013 at Adi Sumarmo International Airport, Ngemplak
Aliya : Rahma… bentar lagi kamu lulus kan?
Me : *ngangguk-ngangguk* Insya Allah
Aliya : ماذا ستفعلين بعد ذالك؟
Me : Continuing my study, Insya Allah biidznillah 
Aliya : أين ستتعلمين؟
Me : خارج البلاد
Aliya : صحيح؟ أين ستذهبين؟
Me : I plan on continue my study in the middle east.
Aliya : Where is it?
Me : *blushing* Madinah, insya allah
Aliya : ستأخذين أي الدرس؟
Me : تفسير و علوم القرآن
Aliya : Why don’t you go to Egypt? Just come to Egypt and I pray for you, May Allah gives you easiness to study there. We’ll wait your coming.
Me : Aamiin (dan teramat sangat mengamini, mata pun mulai basah)

Friday 22 February 2013

Adab Makan Sesuai Sunnah

0 comments

dokumen pribadi :)
Denger anak-anak TK di sebelah rumah lagi diajarin baca do’a sebelum makan sama bu gurunya. Masih inget dulu waktu TK kita diajarin baca doa sebelum makan yang bunyinya gini : "Allahumma baariklanaa fii ma rozaqtana wa qina adzabannar"
اللّهُمّ بارِك لنا فِيما رزقتنا ، وقِنا عذاب النّارِ
Atau bahkan orang tua kita di rumah, atau nenek-kakek, paman-bibi, bude-pakde kita yang mengajarkannya. Ternyata doa ini diriwayatkan oleh Imam Ibn As Sunni dalam kitab beliau ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah dengan sanad dan matan berikut :

قال ابن السني حدثني فضل بن سليمان ، ثنا هِشامُ بنُ عمّارٍ ، ثنا مُحمّد بن عِيسى بنِ سُميعٍ ، ثنا مُحمّدِ بنِ أبِي الزُّعيزِعةِ ، عن عَمرِو بنِ شُعيبٍ ، عن أبِيهِ ، عن جده عَبدِ اللهِ بنِ عَمرٍو ، رضي الله عنهما ، عنِ النّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ، أنّهُ كان يقُولُ فِي الطّعامِ إِذا قُرِّب إِليهِ : اللّهُمّ بارِك لنا فِيما رزقتنا ، وقِنا عذاب النّارِ ، بِاسمِ اللهِ

Ibn as-Sunni berkata Fadhl bin Sulaiman menceritakan kepadaku bahwa Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami bahwa Muhammad bin Isa bin Sumai’ menceritakan kepada kami bahwa Muhammad bin Abi Zu’aiza’ah menceritakan kepada kami dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya Syua’ib dari kakeknya Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash radhiyallohu anhuma dari Nabi Muhammad shalallohualaihi wa sallam adalah beliau membaca pada saat makanan didekatkan ke beliau, “Allahumma Baarik Lanaa Fiimaa Razaqtanaa wa Qinaa ‘Adzaaban Naar, Bismillah” (“Ya Allah berkahilah apa yang Engkau rezkikan kepada kami dan jauhkanlah dari kami siksa neraka, dengan menyebut nama Allah”)

Monday 18 February 2013

Andai dan Andai

0 comments
taken from analogmix.com

“Yah... coba tadi aku pulang terakhir, pasti aku dapet souvenirnya deh..!”
“Hussssh... Rasulullah melarang kita untuk beranda-andai.”
“Enggak koq, ini kan bukan berandai-andai. Buktinya nggak ada kata ‘andai’-nya.”
“Terus maksud kalimat itu apa coba? Per-andai-an kan?”

Kenyataan yang tak sesuai dengan harapan terkadang membuat seseorang gigit jari. Tak heran kalau akhirnya pikirannya melayang-layang dan terjebak dalam ilusi perandaian. Andai aku seperti ini, andai kamu nggak kaya gitu, andai saya kemarin begini, dan andai-andai lainnya. Hey... bukankah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk berandai-andai? Ada yang salahkah dengan andai-andai?

Kawan.. berandai-andai ketika terjadi sesuatu yang tidak sesuai keinginan akan membuka pintu setan. How could? Karena berandai-andai ini dapat menyebabkan seseorang mudah mencac, lemah semangat, marah, was-was, merana dan sedih. Ini adalah tipu daya setan untuk menggoda anak Adam supaya rela menemaninya di tengah panas neraka.

Saturday 16 February 2013

Mahar Surat ar-Rahman

3 comments

Akhir tahun lalu seorang senior berdiskusi dengan saya tentang mahar pernikahan hafalan surat ar-Rahman. Kenapa harus surat ar-Rahman?, pikir saya. Waktu itu saya masih belum ngeh dengan apa yang sebenarnya terjadi. (maksud?) Nah, akhirnya saya memutuskan untuk browsing mencari di internet.

Dengan kata kunci ‘mahar hafalan surat ar-rahman’ muncul beberapa postingan di blog tetangga. Ternyata mahar hafalan surat ar-Rahman ini nge-tren di kalangan aktivis dakwah dan tarbiyah. Katanya sih mahar hafalan surat ar-Rahman juga disebutkan sama Kang Abik dalam novel best seller-nya Ayat-Ayat Cinta. (lupa di bagian mana yak?)

Beraneka ragam alasan diutarakan untuk pemilihan surat ar-Rahman sebagai mahar. Saya nyontek alasan-alasannya dari beberapa blog akhwat yang mendambakan diberi mahara hafalan surat ar-Rahman. Berikut ini alasannya :

Tuesday 12 February 2013

HAKIKAT MENULIS

0 comments

Kalau tidak yakin dengan apa yang kau tulis, bagaimana mungkin kau menggerakkan pembaca untuk bertindak? Menulis bukanlah bermain kata-kata. Susunan kalimat yang indah bisa sangat membosankan jika tidak memiliki makna yang kuat. Bukan kecerdasan yang membuat seorang penulis menjadi BESAR. Kehausan pada ilmulah yang membuat tiap goresan pena jadi bermakna.

Setiap tetes tinta seorang penulis adalah darah bagi perubahan peradaban. Karenanya, perhatikan bagaimana ujung penamu bergerak! Seandainya semua orang memiliki kecerdasan yang sama dalam menulis, maka KESABARAN-lah yang akan membuatnya berbeda! Tiada penghambat menulis yang lebih besar dari KETAKUTAN DINILAI. Tiada kendali yang lebih baik dari KETAKUTAN MENEBAT KEBATILAN.

Pengetahuan melahirkan keteraturan berbahasa, sedang kekuatan TUJUAN membangkitkan ketajaman kata. Kalau engkau menulis untuk menyampaikan KEBENARAN, buat apa kau sibukkan dirimu mencari inspirasi? Tiada landasan semangat yang lebih kokoh dari keyakinan pada agama. Tiada penjaga keyakinan yang lebih baik dari NIAT yang bersih.

Disarikan dari buku Menyimak Kicau Merajut MaknaSalim A. Fillah

Menulis itu Bercara

0 comments

Yup abis ujian berburu bacaan. Alhamdulillah nemu buku kumpulan tweet yang recomended banget buat dibaca. Insya Allah nggak bakal nyesel deh baca buku ini. Ini ada salah satu tulisan gurunda Salim A. Fillah yang bikin greget banget. Terutama buat para pemula di bidang tulis menulis seperti saya. Hepi reading guys :)

Menulis adalah mengikat jejak pemahaman. Akal kita sebagai karunia-Nya, begitu agung dayanya menampung sedemikian banyak data-data. Tetapi kita kadang kesulitan memanggil apa yang telah tersimpan lama; ilmu dahulu itu berkeliaran dan bersembunyi di jalur rumit otak. Maka menulis adalah menyusun kata kunci tuk buka khazanah akal; sekata tuk sealinea, sekalimat tuk se-bab, separagraf tuk sekitab. Demikianlah kita pahami kalimat indah asy-Syafi’i, “Ilmu adalah binatang buruan, dan pena yang menuliskan adalah tali pengikutnya.”

Menulis juga jalan merekam jejak pemahaman; kita lalui usia dengan memohon ditambah ilmu dan dikarunia pengertian. Adakah kemajuan? Itu bisa kita tahu jika kita rekam sang ilmu dalam lembaran. Kita bisa melihat perkembangannya hari demi hari, bulan demi bulan. Jika tulisan kita tiga bulan lalu telah bisa kita tertawai, maka terbaca adanya kemajuan. Jika masih terkagum juga, itu menyedihkan.

Lebih lanjut, menulis adalah mengujikan pemahaman kepada khalayak, yang dari berbagai sisi bisa memberi penyaksamaan dan penilaian. Kita memang membaca buku, menyimak kajian, hadir dalam seminar dan sarasehan, tapi kebenaran pemahaman kita belum terjaminkan. Maka menulislah, agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan.

Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya

0 comments

Apa yang paling Anda inginkan di dunia ini, Rumah Mewah? Harta melimpah? Suami atau istri sholeh atau sholehah? Anak-anak sholeh dan sholehah? Manakah yang Anda pilih?

Tahukah Anda ada yang lebih baik dari itu semua, bahkan lebih baik dari dunia dan seisinya. Untuk mendapatkannya gampang gan, nggak perlu ngeluarin duit banyak, nggak perlu tenaga besar, dan nggak perlu belajar ilmu bisnis untuk mendapatkannya. Caranya mudah bin simpel banget. Nggak percaya? Hah...masa sih? Ciyuss Miapah? (efek ujian-.-“)

Ini tawaran luar biasa yang Allah dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berikan kepada kita.  Sesuatu yang lebih berharga dari dunia seisinya ini tentulah bukan dunia, bukan pula isinya. Ia adalah sesuatu yang lain dan berbeda. Cukup dengan sholat dua rakaat sholat sunnah Fajr yang dilakukan sebelum sholat Shubuh.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Dua rakaat shalat sunnah Fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya. (HR. Muslim no 96)

Friday 8 February 2013

Menghadapi Anak yang Menarche di Usia Dini

1 comments


“Kak Rahma menstruasi itu apa sih? Temenku ada yang udah menstruasi lho Kak!”, tanya Sofie, gadis cilik kelas 3 SD saat sedang privat. Bingung. Jujur saya bingung untuk menjelaskan dan mencari kata-kata yang pas dan mudah dimengerti bagi anak kelas 3 SD ini.

Maklum saya belum jadi orang tua, makanya saya bingung banget buat menjelaskan hal ini sama anak-anak. Mungkin kalau udah jadi orang tua sudah lebih biasa menghadapi soal-soal seperti ini. Ketika adik saya duduk di kelas 6 SD dia juga bertanya hal yang sama kepada saya.

Saya mencoba menjelaskan dengan bahasa yang nggak njlimet dan mudah dimengerti olehnya. Adik saya juga bertanya hal yang sama ke ibu, tapi dia merasa kurang puas. Kebetulan dia mengalami menarche kelas 6 SD. Dan dia termasuk yang lebih dulu haid dibanding teman-temannya. Pada saat menarche, dia lebih banyak bertanya ke saya daripada ibu. Penjelasan ibu tidak terlalu gamblang, sedangkan adik bontot saya ini banyak tanya. Wait… menarche apaan yak? Menarche adalah haid atau menstruasi pertama kali yang dialami oleh seorang wanita. Nah sekarang haid itu apa yak?

Friday 1 February 2013

Buah Kejujuran

2 comments
Setiap orang menyukai kejujuran. Seorang pembohong sekalipun tidak suka dibohongi atau disebut sebagai liar (pembohong). Karena jujur adalah sifat dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, entah tua maupun muda, kaya atau miskin. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang terjujur sejagad raya ini. Tidak ada orang yang lebih jujur dari beliau. Tak heran bila belia shalallahu ‘alaihi wa sallam diberi gelar al-‘Amin (orang terpercaya atau teramanah).  

Mengerjakan sebuah amal kebaikan ibarat menanam sebuah tumbuhan. Pada setiap kebaikan yang ditanam  dapat dipetik manisnya buah kebaikan. Setiap kebaikan yang kita lakukan pasti akan bermanfaat, terkhusus bagi diri kita sendiri. Allah berkalam dalam surat An-Naml : 89

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ 

“Barangsiapa yang membawa kebaikan, Maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat pada hari itu.”
 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template