Masya Allah….ini pertama kalinya bertamu ke rumah orang Arab, perut langsung full. Sebelumnya pernah sih main ke tempat tinggal Ustadzah Ahlam, orang Saudi. Waktu main ke rumah beliau, semua makanan yang beliau punya dikluarin. Ada makanan yang nggak biasa dan belum pernah saya makan, ada juga makanan yang sering saya makan. Tapi waktu itu saya nggak sendirian. Saya datang bersama balatentara yang memang hobi makan…hehe.
Namun kali ini, saya bertamu ke rumah orang Mesir berdua dengan ustadzah saya. Dan ustadzah saya ini memang sering ke rumah orang Mesir ini, jadi sudah biasa. Sedangkan saya hanya seorang tamu tak diundang yang sok SKSD mau kenalan sama orang Mesir. Beliau adalah keluarga Syeikh Hisyam yang saya ceritakan di artikel saya terdahulu. Syeikh Hisyam adalah seorang doktor di bidang nahwu dari universitas Al-Azhar. Dan kebetulan beliau mengisi dauroh dan pelajaran nahwu di kampus saya. Beliau bersedia tinggal selama 6 bulan di Indonesia mengajarkan nahwu kepada orang Indonesia. Sebelumnya beliau datang ke Indonesia sendirian. Baru beberapa hari yang lalu keluarga beliau datang. Beliau memiliki tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki.
And I’ve been his daughter’s friend. His daughter, the older names is Aliyah, and her little sister names is Maryam. Aliyah was 16 years old, and Maryam around 15 years old. They are such a nice person. Waktu saya main ke rumahnya, semua makanan yang ada di keluarin dan dihidangin di depan saya. Subhanallah…saya kaget, mana semua makanannya suruh ngabisin semua pula. Ckckckck….dan saya bukan orang yang hobi makan. Mungkin beginilah cara orang Arab menghormati tamunya. Memang masalah menjamu tamu, orang Arab-lah juaranya menurut saya. Soalnya, setiap orang Arab yang saya temui dan saya main ke rumahnya, pastii semua makanan yang ada di keluarin. Hwaaaaa……..mau nggak mau harus siap untuk pulang dengan jalan limbung karena kekenyangan.
Saya paling seneng kalau misalkan dapet temen baru, apalagi kalau beda negara. Soalnya saya hobi ‘koleksi’ temen. Asyik aja kalau punya temen di mana-mana. Soalnya a new friend pasti bakal dapet a new experience. Saya ingat waktu saya diwawancarai pas seleksi peserta English Camp. Saya ditanya, kenapa saya mau ikut English Camp. Jawaban saya salah satunya kalau saya senang mendapatkan teman baru. Dan participant English Camp dari berbagai macam propinsi di Indonesia. Truz pewawancaranya tanya : “Emang kenapa?” Saya jawab polos banget : “Soalnya kalau saya tiba-tiba terdampar di Papua saya punya teman yang bisa dihubungi di Papua. Dan saya bisa minta bantuan sama teman saya yang di Papua itu.” Hehehehe….saya juga bingung bisa jawab kaya gitu. Dan waktu English Camp-nya Miss Tia (orang yang mewawancarai saya) bilang kalau alasan saya unik, makanya saya diterima. Hwahahahahaha…..
Eniwei…maksud postingan saya ini, saya mau cerita teman baru saya, Aliya dan Maryam. Untungnya mereka berdua bisa bahasa inggris juga. Jadi kalau saya mulai lemot bahasa arabnya, saya ngomong pakai bahasa inggris. Mereka anak yang jenius kaya orang tuanya. Pelajaran favorit mereka nahwu, fisika, dan matematika. Masha Allah…itu pelajaran yang bikin otak kebakar semua. Maklum kedua orang tuanya ahli nahwu, jadi nggak heran kalau anak-anaknya pintar nahwunya. Terus subhanallah-nya mereka sudah khatam hapalan Al-Qur’annya. Saya makin nggak heran kalau mereka cerdas-cerdas. Soalnya banyak orang bilang, orang yang ketika kecilnya diajari nahwu dan menghapal Al-Qur’an pasti cerdas. Dan itu terbukti oleh Maryam dan Aliya. Mereka menghapal Al-Qur’an dari kecil, udah gitu udah diajarin nahwu sama orang tuanya dari kecil. Yasudhlah jadilah mereka anak yang cerdas. Matematika sama Fisika mereka jempol dah.
Alhamdulillah waktu saya ngobrol sama mereka, saya nyambung. Dan Alhamdulillah obrolannya tema-tema yang saya tahu dan i’m a little freak with that. Wajar aja kalau nyambung. Tapi kalau udah ngomongin masalah hukum relativitas, optik, atau masalah Fisika lainnya, give up deh. Secara ngobrolin Fisika pake bahasa arab. Mereka belajar di Al-Azhar, jadi semua pelajarannya pakai bahasa Arab, kecuali bahasa inggris tentunya.
Yang penting saya senang berkenalan sama mereka. Mereka orang yang baik. Ibunya juga ngajarin saya masak masakan Mesir (tapi tetep aja saya belum bisa..hehehe:P). Waktu kemaren mereka mau pulang, saya dikasih 1 junair uang Mesir. Kata Maryam itu buat kenang-kenangan biar dia tetep inget sama saya. Sayang mereka di Indonesia cuma dua minggu. Dan saya baru sempet maik ke rumahnya dua kali doang. Semoga aja bisa gantian saya yang ke Mesri main ke tempat mereka..hehehe…Aamiin.
*Bu Santi Soekanto bilang sama saya, kalau mau jadi penulis, maka kamu harus terus melatih tulisan kamu. Tiap hari harus nulis, dan ini latihan tulisan saya. Habis lagi stuck nggak ada ide. Dan ide yang muncul yah pengalaman pribadi..hehehe
0 comments:
Post a Comment