“Mbak Dini... sekarang kan tanggal 22
November. Mbak Dini lupa ya?”, tanya adik bontotku polos.
“Emang kenapa kalau tanggal 22 November?”
“Sekarang kan dede ulang tahun. Mbak Dini nggak ngucapin selamat ulang tahun atau ngasih kado buat saya kah?”, tuntutnya.
“Sekarang kan dede ulang tahun. Mbak Dini nggak ngucapin selamat ulang tahun atau ngasih kado buat saya kah?”, tuntutnya.
Ulang tahun.. Alhamdulillah dari kecil orang tuaku mendidik kami
untuk tidak merayakan ulang tahun. Terkadang saya berpikir apa yang
menggembirakan dari ulang tahun, bukankah dengan bertambahnya umur seseorang
berarti itu menandakan semakin berkurangnya waktu seseorang hidup di dunia.
Atau mungkin mereka yang merayakan ulang tahun merasa senang karena akan segera
bertemu dengan Rabb-nya?
Memang orang tua kami mendidik kami untuk tidak merayakan ulang
tahun. Tapi kami bergaul dengan banyak orang yang mayoritas biasa merayakan
ulang tahun. Tak jarang kami mendapat undangan pesta ulang tahun, atau ketika
hari ulang tahun kami menerima beberapa hadiah dari teman-teman kami. Pun sama
halnya dengan berbagai doa dan kartu ucapan yang diberikan kepada kami saat
tanggal kelahiran kami. Kami diajarkan untuk tidak menolak setiap pemberian
(kecuali sesuatu yang belum jelas kehalalannya), tapi kami tidak mengiyakan
maksudnya sebagai perayaan momen hari kelahiran.
Kekita ulang tahun banyak ucapan-ucapan memenuhi wall atau
timline. Ucapan yang disampaikan pun beraneka ragam, ada yang berbahasa inggris
Happy Birthday –yang biasa disingkat dengan HBD- dan diberi embel-embel Wish
you all the best –yang biasa disingkat WYATB-. Ada juga yang berbahasa arab
biar terlihat sedikit Islami seperti Miladuki saidah atau sannah
helwah. Yang lebih ekstrem lagi ada yang menggunakan bahasa alay seperti Py B’day ea… W.U.A.T.B. Dan permasalahan ulang tahun ini tidak hanya
menyangkut kehidupan seorang manusia, tapi juga sebuah lembaga, hari berdirinya
sebuah bangunan, ulang tahun pernikahan, hari dibentukan sebuah ormas, de el
el. Waaah cukup tenar ya ternyata si ulang tahun itu (mulai absurd abis blogwalking
ke blognya mbak Amal.. ;p) Bagaimanakah
asal muasal dari si ulang tahun ini.
Jadi begini, dulu pada masa umat Nasrani generasi pertama
–pengikut Nabi Isa yang terkenal dengan gelar hawariyuun- mereka tidak
merayakan upacara ulang tahun. Mereka menganggap bahwa pesta ulang tahun adalah
pekerjaan orang kafir, Paganisme. Baru di masa Herodes-lah, acara ulang mulai
tenar dan dimeriahkan,
sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 14:6 “Tetapi pada HARI ULANG TAHUN
Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, di tengah-tengah meraka
akan menyukakan hati Herodus.”
Dalam
Injil Markus 6:21 juga disebutkan “Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik
bagi Herodias, ketika Herodes pada HARI ULANG TAHUNNYA mengadakan perjamuan
untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di
Galilea.” Orang Nasrani yang pertama
kali mengadakan pesta ulang tahun adalah Nasrani Romawi. Perayaannya dengan
menyalakan beberapa batang lilin sesuai dengan usia orang yang berulang tahun.
Kue ulang tahunnya juga nggak ketinggalan, tapi dalam ukuran besar. Plus acara
tiup lilin dan potong kue.
Okesip...udah
tau kan kalau ternyata tradisi ulang tahun itu bukan dari Islam dan Rasulullah
juga tidak pernah mengajarkan hal seperti ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda : ‘Kamu akan mengikuti cara hidup orang-orang sebelum
kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka
masuk ke dalam lobang biawak kamu pasti akan memasukinya juga.’ Para sahabat
bertanya: ‘Apakah yang engkau maksud kaum Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?’
Rasulullah menjawab : ‘Siapa lagi jika bukan mereka.’ (HR. Bukhari)
Allah
berkalam dalam surat al-Baqarah ayat 120:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى
تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ...
“orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka...”
Dalil-dalil
di atas menjelaskan bahwa kita, umat Islam dilarang untuk mengikuti perayaan
yang diajarkan agama lain. Apalagi kalau perayaan yang diikuti belum diketahui
asal-asul dan sejarahnya. Allah berkalam dalam surat al-Isra’ ayat 36 :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan dimintai
pertanggungjawaban.”
Lebih
parah lagi kalau Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyelishinya,
bahkan para sahabat, tabi’in maupun tabi’ut tabi’in yang notabenenya mereka adalah
umat terbaik. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa
beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami padanya
maka amalan tersebut tertolak (tidak diterima oleh Allah.” (HR. Muslim)
Nah....daripada
luntang-lantung gak jelas buat birthday party mendingan bertambahnya
umur dipakai untuk muhasabah amalan apa saja yang sudah kita lakukan atau sudah
siapkah kita bertemu dengan Allah. Uang yang dihambur-hamburkan untuk perayaan
ulang tahun akan lebih baik ditabung untuk pendidikan kita atau disumbangkan,
kan lumayan tuh nambah cicilan rumah di surga. So... let’s say no for birthday
party.^^
Wallahu
ta’ala a’lam
seumpama gini,kita ulang tahun,nah kita memiliki beberapa rezeki(uang)lalu kita sedekahkan atas dasar rasa syukur karena masih diberi umur, gimana ya :)
ReplyDeleteAllah tahu niat kita, niatin saja sedekah
DeleteAllah tahu niat kita, niatin saja sedekah
Deletesedekah kan bisa setiap hari nggak harus di hari ulang tahun, dan bersyukur masih bisa diberi umur juga bisa dilakukan setiap hari, setiap detik yang kita lalui dan kita masih bisa bernafas menandakan bahwa kita masih diberi umur...:)
ReplyDeleteArti miladuki saidah itu apa ya?
ReplyDelete