Showing posts with label Biografi. Show all posts
Showing posts with label Biografi. Show all posts

Friday, 20 November 2015

Cinta Nabi Ibrahim 'Alaihissalam

0 comments
Saya ragu akan keberadaanku di dunia ini, tapi cinta telah menunjukan akan keberadaanku” (Alamah Iqbal salah seorang filosof asal Pakistan)

Kata cinta memang tidak asing di telinga kita, apa itu cinta? apakah anda pernah jatuh cinta? bagaimanakah rasanya jatuh cinta? Seperti apa bentuknya? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, karena jawaban setiap orang relatif sama!

Cinta, satu kata yang sering sekali diuraikan dalam berbagai bentuk literatur, baik itu sya’ir, lagu, novel atau status-status facebook, maupun gombalan-gombalan seseorang kepada kekasihnya. Maka sudah wajar kalau ulama sekelas Ibnu Qoyyim Al Jauzi menulis kitab khusus yang berbicara masalah cinta, “Roudhotul Muhibbiin”, sedangkan Ibnu Hazm seorang ulama terkemuka asal Andalusia juga menulis kitab“Tauqul Hamamah”, namun banyak kalangan yang masih belum tahu definisi pasti kata cinta, maka tak heran kalau ada ungkapan “Hanya cinta yang bisa memahami cinta”.

Saturday, 27 April 2013

Muhammad Namanya

0 comments

Tersebutlah seorang pemuda gagah lagi tangguh dengan ketangkasan luar biasa. Pandai berkuda lagi memanah. Ksatria penyayang sang penghafal Qur’an. Sosialita muda yang mahir berbicara aneka ragam bahasa. Arab, Persia, Latin, Yunani dan juga Italia. Pemuda pemberani yang adil dalam memutuskan perkara. Mahir agama juga sastra. Zuhud lagi wara’ terhadap dunia. Rajin ibadah dan dekat pada ‘ulama. Sejak baligh sholat wajib berjamaah, tahajud juga rowatib tidak pernah alpa. Pemuda itu.. Muhammad namanya.

Nama lengkapnya Muhammad bin Murad bin Muhammad bin Ba Yazid, lahir di Adronah pada tahun 833 Hijriyah.  Beliau lebih dikenal dengan sebutan al-Fatih yang berarti Sang Penakluk. Julukan ini ia dapatkan atas usahanya menaklukan konstatinopel. Sang Ayah, Sultan Muhammad I, sangat memperhatikan pendidikan anak pemberaninya. Ayahnya menitipkan Muhammad al-fatih kepada dua ulama besar dizamannya, Syaikh al-Kurani dan Syaikh Aaq Syamsudin. Hasil didikan ayahnya dan dua kibaaril ulamaa itu Al-Fatih mampu mengkhatamkan Qur’an di usianya yang baru 8 tahun. Dan di usianya yang ke 13, ia diangkat menjadi Sultan.

Saturday, 5 January 2013

The Amin al-Ummah

0 comments

Amir ibn Abdullah ibn al-Jarrah ibn Hilal al-Fahri al-Quraisy, known as Abu ‘Ubaidah ibn al-Jarrah. He was dubbed as the Amin al-Ummah and Amir al-‘Umara (the Custodian of Muhammad’s community). He was born in the year 583 C.E.  in the house of ‘Abdullah ibn al-Jarrah, a merchant by profession. Abu ‘Ubaidah belonged to the Quraishi clan of Banu al-Harith ibn Fihr. Even before his conversion to Islam, he was considered to be one of the nobles of Quraish and was famous among Quraish of Makkah for his modesty and bravery.

Abu ‘Ubaidah was one of the early converts to Islam who endured oppression at the hands of Quraish at Mecca. By 611 C.E.  Muhammad shalallahu ‘alihi wa sallam was preaching the oneness of Allah to the people of Makkah. He began by inviting his closest companions and relatives in secret to the way of Islam. He embraced Islam just a day after Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu in the year 611.

Friday, 21 December 2012

SYAIKHUL MUFASSIRUN, IMAM ATH-THABARI

0 comments

Ketika membaca tafsir Ibnu Katsir, tafsir al-Qurthuby, tafsir Fii Zhilal al-Qur’an, atau kitab tafsir lainnya pasti kita dapati di dalamnya perkataan Imam ath-Thabari. Semua kitab tafsir yang menggunakan metode tafsir bil ma’tsur pasti merujuk pada kitab tafsir Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Ayyi al-Qur’an atau yang lebih dikenal dengan tafsir ath-Thabari.  Siapakah gerangan penulis kitab tafsir luar biasa ini?
Beliau adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Gholib ath-Thabari al-Aamulii al-Baghdadi. Memiliki nama kuniyah Abu Ja’far walaupun beliau belum menikah dan tidak mempunyai anak, karena kunniyah adalah sunnah. Biasa dikenal dengan ath-Thabari  karena dinisbatkan kepada nama tempat kelahiran beliau, Thabaristan.

Imam ath-Thabari dilahirkan di kota Aamul-Thabaristan, pada tahun 224 Hijriyah. Beliau wafat pada 310 Hijriyah di Baghdad dan hidup selama 89 tahun. Beliau hidup pada masa Daulah Abbasiyah (750-1242). Abu Ja’far ath-Thabari tidak menikah sampai beliau wafat. Bukan karena beliau tidak mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, melainkan karena beliau sangat sibuk dengan ilmu dan berdakwah.
Imam ath-Thabari mengkhatamkan hapalan al-Qur’annya pada usia 7 tahun. Kemudian pada umur 8 tahun beliau menjadi imam sholat. Beliau bermulazamah kepada ulama-ulama di daerah Aamul. Pada usia 12 tahun beliau melakukan rihlah ilmiah untuk menuntut ilmu. Beliau pergi ke Basrah, Kufah, Iraq, Siria, juga Mesir. Bagaimana dengan kita? Apa yang kita lakukan pada usia seperti ini?

Thursday, 11 October 2012

Wanita dengan Mahar Islam

0 comments
Pada umumnya mahar yang diberikan kepada seorang wanita ketika menikah adalah emas maupun uang. Tapi tidak dengan wanita yang satu ini. Beliau adalah Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha, ibu dari pelayan Rasulullah, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang namanya. Ada yang mengatakan bahwa nama beliau adalah Ummu Sulaim al-Ghumaisha. Ada pula yang mengatakan namanya adalah Rumaisha, Sahlah, Unaifah atau Rumaitsa. Beliau adalah anak perempuan dari Milhan bin Kholid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin ‘Amir bin Gonm bin ‘Adiy bin an-Najar al-Anshoriyyah al-Khazrajiyyah.
Beliau adalah seorang wanita penghuni surga. Tsabit meriwayatkan dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketika aku masuk Jannah aku mendengar suara di depanku, ternyata saat itu aku bersama dengan al-Ghumaisha’ binti Milhan.” (HR Bukhari 3679 berderajat shahih)
Beliau adalah salah satu dari orang-orang yang awal masuk Islam. Beliau adalah saudari dari Ummu Haram binti Milhan, istri dari Ubadah bin Shamat. Beliau menikah dengan Malik bin Nadhr, ayah dari Anas bin Malik. Ketika dakwah Islam terdengar oleh Ummu Sulaim, segeralah ia dan kaumnya menyatakan keislamannya. Ummu Sulaim menawarkan Islam kepada suaminya yang ketika itu masih musyrik. Namun diluar dugaan, Malik justru marah kepadanya dan meninggalkannya. Malik akhirnya pergi ke negeri Syam dan meninggal di sana.
Setelah Malik bin Nadhr meninggal, Ummu Sulaim dipinang oleh Abu Thalhah Zaid bin Sahl al-Anshory. Pada waktu itu Abu Thalhah belum Islam. Diriwayatkan oleh an-Nasa’i dalam kitab sunannya ketika Abu Thalhah meminang Ummu Sulaim, beliau berkata :”Demi Allah tak ada satupun alasan yang bisa membuatku menolak lamaranmu itu. Namun sangat disayangkan sekali, engkau adalah seorang kafir, sedang aku adalah seorang Muslim. Oleh karena itu, aku tak mungkin menikah denganmu. Seandainya engkau bersedia masuk Islam, itu akan aku anggap sebagai maharku, dan aku tak akan meminta selain dari itu.” Mendengar perkataan itu Abu Thalhah bersedia masuk Islam dan keislamannya dianggap sebagai mahar bagi Ummu Sulaim.
 

Ich bin Muslime ^^ Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template