Sepertinya ini kali ketujuh saya mendengar Ustad Syihab menyampaikan mimpi briliannya. Sebuah mimpi yang menurut saya luar biasa hebat. Karena mimpi ini berskala besar, bukan sekedar ‘Qur’an. Beliau bermimpi bisa menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai kota Qur’an. Semua masyarakatnya hapal al-Qur’an. Aparatur pemerintahan, polisi, supir bus, pedagang maupun petaninya hapal al-Qur’an. Bukan hanya itu beliau menginginkan Kabupaten Karanganyar adalah tempat rujukan untuk belajar ilmu Qur’an. Mau belajar tahsin tinggal ke Karanganyar. Belajar tafsir mampir aja ke Karanganyar. Mulazamah ‘Ulum al-Qur’an di Karanganyar. Bahkan setiap nama jalan di Karanganyar nantinya diberi nama nasikh wa mansukh, muhkam, mutasyabihaat dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan ‘Ulum al-Qur’an. Sehingga nanti setiap orang yang habis plesiran dari Karanganyar jadi ahlul Qur’an.
Mimpi yang luar biasa bukan? Memang ini baru skala kecil, hanya tingkat Kabupaten. Belum sampai tingkat Provinsi bahkan Nasional. Tapi ini sungguh luar biasa bagi saya. Bayangkan, mimpi ini ada di tingkat kabupaten dengan jumlah masyarakat yang tidak sedikit. Dan ini membutuhkan tenaga-tenaga dan para da’i yang siap terjun di beberapa desa di Kabupaten Karanganyar. Mungkin jika mimpi ini masih tingkat RT, RW atau desa belum terlalu sulit, karena jumlah masyarakatnya tidak sebanyak Kabupaten. Ini Kabupaten Gan...! (Bayangpun....?!?!? -Mr. Najwani style, my wonderful teacher in Senior High School, May Allah bless him and gives him easiness in everything-)
Tak jarang ketika beliau menceritakan mimpi ini di depan murid-muridnya, kami hanya bisa terkekeh-kekeh. Bahkan ada beberapa dari kami yang menganggap ini hal mustahil. Tapi bagi saya ini sebuah mimpi hebat. Teringat dengan teori MESTAKUNG-nya Prof. Yohanes Surya :
Bicarakan tiap hari, bicarakan ke setiap orang, bicarakan dalam do’a
Yah...mimpi yang sering dibicarakan kepada orang lain akan membuat orang lain simpati dengan mimpi kita. Contoh nyata adalah mimpi Ustadz Syihab yang ingin menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah penghapal Qur’an. Beliau sering mengutarakan mimpi ini pada orang lain dalam banyak kesempatan. Jujur saya sebagai mustami’ terbakar semangatnya mendengar mimpi beliau ini. Saya rasa pendengar yang lain pun merasakan hal yang sama. Dan akhirnya setiap orang yang mendengarkan mimpi beliau terbakar semangatnya dan berusaha untuk memberikan andil dalam mewujudkan mimpi luar biasa ini. Semakin sering beliau membicarakan mimpi ini kepada banyak orang, semakin banyak pula orang-orang yang tergugah semangatnya untuk mewujudkan mimpi ini. Jadilah mimpi ini menjadi sebuah hal yang mungkin terealisasi, karena banyaknya orang yang ikut andil untuk merealisasikannya. Dan yang terpenting adalah do’a.
Semakin sering Ustadz Syihab menceritakan mimpi ini, semakin banyak orang pula yang akhirnya memiliki mimpi yang sama. Dan semakin banyak yang bermimpi, maka semakin banyak yang berdo’a dan berusaha agar mimpi ini terealisasi. What amazing dream!
Masya Allah, tabarakallah ‘alaihi. Ustadz Syihabudin adalah salah satu teladan saya. Beliau adalah salah seorang yang turut andil menyadarkanku dari ketakutanku untuk bermimpi. Setelah hampir 3 tahun koma keinginan untuk membangun mimpi itu kembali sadar. Beliau adalah inspirasi bagi banyak orang. Hati selalu teduh mendengar ucapan-ucapan yang keluar dari mulutnya. Kata-kata beliau bak air yang menyirami tanah yang gersang. Barakallahu lahu fii kulli umuurihi. Aamiin.
Mimpi yang Ustadz Syihab sampaikan bukanlah angan-angan belaka. Beliau mengumpulkan pasukan untuk sama-sama mewujudkan mimpi ini. Beliau mengajak serta murid-muridnya untuk kembali ke Karanganyar dan berdakwah di Karanganyar. Dan akhirnya Isy Karima berencana untuk membuka ICID (Islamic Centre I’dadut Duaat) merupakan program yang berorientasi untuk mencetak da’i yang siap terjun kelapangan dan langsung berda’wah, dengan masa pendidikan untuk sementara selama 1 tahun. Murid-muridnya adalah orang-orang dengan berbagai profesi dari mulai dokter, polisi, pedagang bahkan petani. Bukan hanya itu, saat ini ada fenomena baru di Karanganyar, yaitu berdirinya Rumah Tahfizh. Rumah tahfizh di Karanganyar akhir-akhir ini berkembang pesat bak jamur. Setiap orang tua menginginkan anak-anak kecilnya bisa menghapal al-Qur’an.
“Yah...walapun saya tidak bisa, saya ingin anak saya bisa menghapal al-Qur’an. Saya ingin anak saya menjadi anak sholeh Mbak,” ucap salah seorang ibu yang juga memasukkan anaknya ke salah satu rumah tahfizh. Saya kurang tahu jumlah pastinya saat ini ada berapa rumah tahfizh di Karangnyar ini, tapi di dekat asrama saya sudah ada 3 rumah tahfizh. Dan itu hampir mewakili beberapa kecamatan di sekitar Isy Karima. Yang lebih luar biasa, ada seorang petani yang kesehariannya ngarit di sawah, mampu menghapal 5 juz dalam waktu setahun. ‘Ajiib....
Dalam sebuah hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an dan menjatuhkan kaum lainnya.
إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذا الكِتَاب أَقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخَرِين
Dan saya pun semakin berani untuk bermimpi. Bermimpilah mumpung mimpi gratis. Toh tidak ada larangan untuk bermimpi. Kita diberi kebebasan untuk bermimpi (dan tidak akan melanggar HAM –selama mimpinya positif:D-). Jangan takut bermimpi meski terkadang mimpi itu terlihat mustahil untuk terealisasikan. Setidaknya kita sudah berani untuk bermimpi dan mencoba untuk merealisasikan mimpi itu. Untuk hasilnya tinggal serahkan kepada Sang Maha Pengabul Do’a, Allah ‘azza wa jalla.
Bicarakan tiap hari mimpi kita
Bicarakan mimpi itu kepada setiap orang yang kita temui
Bicarakan mimpi itu dalam setiap do’a kita
“Bermimpilah setinggi-tingginya Din!”, pesan Babeh yang tidak pernah terlupakan.
Sekarang saya mempikan hal baru, menjadikan Cilegon bukan hanya Kota Baja tapi Kota Penghapal Qur’an. Saya bermimpi di setiap RT di Cilegon minimal ada 50 penghapal al-Qur’an. Rumah tahfizh tumbuh seperti jamur di Cilegon. Ada yang berani bermimpi seperti saya dan membantu saya untuk mewujudkan mimpi ini? :D
Self reflection and random though _Langit Mendung Desa Pakel_
0 comments:
Post a Comment